Dia bukan orang itu! (1)

1811 Words
Keesokan paginya. Matahari pagi bersinar dengan terang dan cahaya nya menembus celah-celah jendela sebuah kamar hotel yang mewah. Di dalam kamar itu, terdapat sepasang pria dan wanita yang masih tidur dibawah selimut putih dan posisi mereka saling berpelukan. Namun, tiba-tiba saja. Wanita itu pun perlahan menggerakkan jari-jarinya dan wanita itu adalah Sinta. Sinta yang tidur berada didalam pelukan pria tampan itu pun mulai membuka matanya secara perlahan. "Hhmmm …." Sinta pun menggeliat sambil menggosok matanya berkali-kali. Saat dia menggosok matanya, Sinta merasakan ada hembusan angin hangat didekat telinganya. Sehingga, Sinta pun merasa sangat terkejut dan secepatnya, dia langsung menoleh keatas kepalanya. Saat melihat keatas kepalanya. Sinta pun merasa sangat terkejut, karena ternyata pria tampan yang semalam bercinta dengannya masih ada dan tadi malam itu, bukanlah mimpi belaka. Sinta pun menatap wajah pria tampan itu yang masih memejamkan matanya dan tanpa Sinta sadari, dia pun mengulurkan tangannya dan menyentuh setiap inci dari wajah pria tampan ini. "Ya Tuhan! Jadi tadi malam itu, aku memang tidak sedang bermimpi. Aku tidur dengan pria ini," gumam Sinta sambil menyentuh serta mengusap lembut wajah pria itu. wajah itu terasa sangat halus, putih dan terlihat benar-benar sangat sempurna, membuat Sinta ingin terus menyentuhnya dan tidak ingin melepaskannya. Tapi mengingat dia hanya wanita panggilannya dan pria tampan ini adalah seorang p****************g. Membuat rasa kagumnya terhadap pria itu langsung menghilang, lalu secepatnya Sinta menarik tangannya dari wajah pria tampan itu. "Aku tidak boleh terpesona olehnya. Dia hanya p****************g yang membayar aku. Ya! Aku hanya wanita yang dia bayar untuk memuaskan hasratnya di atas ranjang ini," gumam Sinta yang setelah itu, dia menghilangkan bayangan tentang kekaguman serta rasa sukanya terhadap wajah tampan dari pria yang memeluknya saat ini. Setelah Sinta sudah kembali ke kesadarannya. Sinta pun berusaha melepaskan tangan besar yang melilit tubuhnya begitu erat, lalu Sinta secara perlahan melepaskan tangan besar itu sedikit demi sedikit dia melakukannya. "Kenapa sangat erat sekali, aku benar-benar merasa sangat kesulitan untuk melepaskan tangannya ini," gumam Sinta yang terus berusaha sekuat tenaga, untuk melepaskan dirinya dari pelukan erat dari pria tampan itu. Hingga. Setelah menghabiskan waktu yang lumayan lama, akhirnya tangan besar itu pun bisa terlepas dari tubuhnya Sinta dan Sinta merasa sangat senang sekali. Lalu, setelah itu. Sinta pun secara perlahan menggeser kan tubuhnya untuk bangun dan dia ingin segera memakai pakaiannya kembali. Karena, dia tidak ingin pria tampan itu bangun menemukan dirinya yang polos tidak memakai pakaian satu helai pun. Saat Sinta hendak menuruni tempat tidur, dia merasakan sakit yang begitu amat menyiksa tubuhnya. Tubuhnya seperti habis terkoyak dan yang lebih menyakitkan adalah bagian bawah diantara kedua pahanya benar-benar terasa sakit dan sangat menyiksa dirinya, rasa perih dan ngilu bercampur menjadi satu. Sinta secara perlahan menuruni tempat tidur yang berukuran King itu secara perlahan dan membutuhkan banyak usaha. "Ya Tuhan! Kenapa tubuhku terasa sakit semua? Apakah begini rasanya, jika harus bekerja menjadi w************n seperti ini? Ini ... Ini benar-benar sangat menyiksa," ucap Sinta yang terus berusaha sekuat tenaga menyeret tubuhnya yang sudah seperti patah semua untuk turun dari atas tempat tidur dan dia ingin sekali mengambil seluruh pakaiannya yang berada dibawah tempat tidur itu. Namun, saat Sinta baru saja duduk di samping tempat tidur dan belum sempat turun ke lantai. Tiba-tiba, ada dua tangan besar yang langsung memeluknya dari belakang. Sinta pun merasa sangat terkejut sampai, tanpa dia sadari dia pun menjerit sangat keras. "Ahhh …. Caabul!" Terik Sinta sambil memukul dua tangan yang melilit tubuhnya itu. Setelah itu, Sinta langsung menoleh ke arah belakang, lalu dia melihat, jika yang memeluknya itu adalah pria tampan yang tidur bersamanya tadi malam. Sinta pun langsung menutup mulutnya agar tidak berteriak lebih keras lagi. "Ka … kamu! Kenapa kamu …." Sinta belum sempat menyelesaikan ucapannya, karena Pria tampan itu langsung mengecup tengkuk leher Sinta dan menghirup bau harum yang khas yang hanya di miliki oleh Sinta. Dia tidak bicara apapun, namun Jauh di lubuk hatinya, api hasrat didalam dirinya pun kembali terbangun dan entah mengapa, dia hanya menciium bau tubuhnya Sinta saja, dia bisa membuat pria tampan ini langsung menginginkannya lagi. Sinta yang masih menoleh kebelakang dan terus melihat pria tampan itu yang terus mengecup tengkuk lehernya serta kecupan itu, merambah ke pundaknya saat ini. Kecupan yang Sinta rasakan itu, telah membuat seluruh tubuhnya mulai merinding serta perasaan yang dia rasakan tadi malam pun mulai terasa kembali. Namun, Sinta tidak mau terjebak lagi dengan perasaan aneh itu dan Sinta kembali untuk menyadarkan dirinya sendiri. Sehingga, Sinta pun segera terbatuk kecil untuk memecahkan rasa aneh itu. "Uhukk ... pak! Mas, atau siapapun anda. Sepertinya …. Sepertinya aku … aku harus pergi sekarang!" Ucap Sinta sambil menghindari kecupan yang kini sudah sampai ke pipinya. "Ahemmm … Semalam Maya juga sempat meninggalkan pesan jika sudah selesai, aku … aku harus segera pergi dan jangan lupa, uangnya? bisakah anda memberikannya sekarang!" Ucap Sinta kepada pria tampan itu.mw mendengar itu, pria tampan itu pun menghentikan aksinya dan bibirnya yang masih menempel di pipi Sinta pun segera dia lepaskan. Lalu, dia pun menarik wajahnya Sinta untuk melihat kearahnya. "Apa yang tadi kamu katakan? Coba ulangi lagi?" Tanya pria itu dengan suara dingin, dia menatap Sinta dengan tatapan tidak senang. Melihat itu, Sinta merasa sangat ketakutan sehingga, dia pun menundukkan kepalanya, karena dia tidak sanggup untuk melihat wajah pria tampan yang sekarang tepat didepannya dengan ekspresi semacam itu. Sementara itu. Karena dia melihat Sinta yang tidak mau melihat kearahnya. Membuat pria tampan itu mencubit dagunya dan memaksa Sinta untuk melihat kearah wajahnya. Sehingga, Sinta pun terpaksa mengangkat wajahnya untuk menatap kearahnya. Melihat itu, pria tampan itu tersenyum sinis dan berkata kepada Sinta, "Berapa harga kamu? tadi malam pelayanan kamu sangat memuaskan dan aku sangat menyukainya," ucap pria tampan itu dengan tatapan mengejek. Mendengar serta melihat ekspresi wajah pria tampan itu. Sinta terkejut saat mendengarnya. "Tunggu sebentar! Bukankah anda dengan Mya sudah sepakat dengan harganya? kenapa anda menanyakan kembali kepadaku?" Tanya Sinta dengan wajah ekspresi wajah yang terlihat sedang kebingungan. Mendengar itu, pria tampan itu menyeringai seperti iblis yang siap untuk membunuhnya. "Maya? Siapa dia? aku tidak mengenalnyasama sekali dan … aku juga tidak pernah memesan bahkan meminta kamu untuk datang ke kamar ini! bukankah kamu sendiri yang memberikan tubuh kamu untuk aku?" Ucap pria tampan itu kepada Sinta. Namun, jauh di lubuk hatinya dia juga merasa sangat terkejut, karena ternyata wanita polos yang membuat dirinya bisa kehilangan kendali atas dirinya itu, bukanlah wanita yang dikirimkan oleh kakeknya. "s**t! Lalu siapa wanita ini? Apakah tuhan sengaja mengirimkan dia untukku?" Gumam pria tampan itu dan dia kembali tersenyum sendiri. Tapi, dia segera mengubah ekspresi wajahnya sedikit menyeramkan, agar Sinta takut pada dirinya. Sementara itu. Setelah mendengar ucapan pria tampan ini Sinta semakin tidak mengerti, jika pria tampan ini bukan pria yang memesannya lalu kenapa dia menerimanya dan mengajaknya untuk masuk bahkan dia menidurinya begitu buasnya. Sinta yang masih bingung pun terkejut saat mendengar ponselnya berbunyi. "Ahhh … ponselku! Itu ponsel milikku!" Ucap Sinta yang segera bergegas untuk melepaskan dirinya dari pelukan pria tampan itu dan dia ingin sekali segera meraih ponselnya. Pria tampan itu pun segera melepaskan pelukannya dan membiarkan Sinta untuk mencari ponselnya itu dan Sinta merasa sangat senang dengan itu semua. Lalu, saking merasa senangnya Tanpa Sinta sadari, dia yang tergesa-gesa untuk bergegas mencari dompetnya, dengan tubuh tanpa memakai apapun sinta sibuk mencari dompetnya, namun saat dia mendengar suara itu semakin jelas Sinta melihat jika dompetnya berada di tangan pria tampan itu. Melihat itu, Sinta kembali untuk mendekati pria tampan itu kembali. Namun pria tampan itu menarik tangan Sinta dan dia pun jatuh kembali ke dalam pelukannya lagi "Ahhh … apa yang mau kamu lakukan?" Teriak Sinta dan wajahnya terlihat memerah karena dia merasa sangat malu. Karena kondisinya dia dan pria tampan itu sedang tidak memakai pakaian sama sekali dan dengan posisi yang sangat ambigu, membuat wajah Sinta semakin menjadi lebih memerah dari sebelumnya, karena dirinya saat ini sudah berada dalam keadaan bukan hanya malu tapi dia benar-benar sangat malu dengan keadaan tubuhnya saat ini, apalagi ada benda keras yang tidak sengaja dia duduki. Sehingga, Sinta pun merasa terkejut dan saat melihat benda keras yang dia duduki adalah benda yang mengerikan yang sudah membuat tubuhnya merasa sakit semua. "Ini … ini … ini kan!" Sinta langsung berteriak tapi pria tampan itu hanya tersenyum Serta, hanya bersikap santai dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Secepatnya, Sinta langsung merebut dompetnya yang dipegang pria tampan itu tapi dia mengalami kesulitan, karena dia tidak bisa mengalahkan pria itu "Hhumm ...pak! Mas atau siapapun anda, bi … bisakah aku meminta dompet itu? Itu … itu ponsel aku terus berbunyi, aku takut kalau … ada panggilan penting untuk aku," ucap Sinta dengan nada memohon. Mendengar itu, pria tampan itu hanya tersenyum nakal sambil mengedipkan mata genitnya kearah Sinta. "Aku akan memberikan dompet ini sama kamu, tapi … berikan dulu, aku sebuah ciuman, setelah itu aku akan memberikan dompet ini kepada kamu," ucap pria tampan itu sambil menunjukkan jari telunjuknya kearah bibirnya. Melihat itu, Sinta ingin sekali menolaknya, tapi dia sangat membutuhkan ponsel itu. Sehingga, Sinta pun terpaksa untuk memberikan ciiuman itu, walaupun sebenarnya dia juga merasa sangat gugup. Akhirnya, Sinta pun mendekatkan wajahnya dan mencium bibir pria tampan itu sebentar dan setelah itu, dia segera melepaskannya. "Aku sudah melakukannya. Sekarang, bisakah anda memberikan dompet itu?" Pinta Sinta kepada pria tampan itu. Mendengar itu, pria tampan itu tersenyum senang dan memberikan dompet itu pada Sinta. "Bagus baby! Aku menyukai kamu yang penurut seperti ini," ucap pria tampan itu sambil mengusap rambut panjang Sinta yang hitam dan sangat indah. Sinta segera membuka dompetnya dan mengambil ponselnya. Saat Sinta ingin bangun dan menjauhkan dirinya pria tampan itu. Sinta pun ditahan oleh tangan besar pria tampan itu agar tidak pergi kemana-mana. "Kamu mau kemana, baby? tetap diam disini dan jangan kemana-mana!" Perintah pria tampan itu kepada Sinta. Namun, sekali lagi ponsel Sinta berbunyi kembali. Membuat Sinta tidak ada waktu untuk menjawab ucapan dari pria tampan itu. Secepatnya, Sinta mengambil ponselnya dan melihat banyak panggilan dan pesan dari Maya yang sudah membuat panggilan serta ban Tapi kenapa ponselnya tidak dia dengar sedikit sejak dini hari. Karena, ternyata Maya terus menelepon Sinta sejak pukul dua malam hingga saat ini. Tapi anehnya Sinta tidak mendengar ponselnya berbunyi. Mungkin karena dia tertidur terlalu nyenyak atau ponselnya sengaja dimatikan oleh pria tampan itu. "Kenapa aku tidak mendengar ponsel aku berbunyi, apakah mungkin dia yang sengaja menyembunyikan ponselku ini?" Gumam Sinta sambil melirik kearah pria tampan itu. Tapi pria tampan itu terlihat biasa-biasa saja dan dia terlihat tidak berbohong terhadap dirinya. Sehingga, Sinta tidak mau menuduh dia tanpa ada bukti sama sekali. "Sudahlah, aku tidak mau mencurigainya lagi. Lebih baik, aku menjawab panggilan ini dan memastikan semua ini," gumam Sinta yang setelah melirik kearah pria tampan itu, Sinta pun kembali melihat kearah layar ponselnya yang terus menyala dengan ID yang bertuliskan 'Maya'. Lalu, Sinta pun segera menekan tombol 'ok' dan menjawab panggilan itu. -bersambung- Dhini_218 Only on: Dreame n Innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD