“Astagfirullah, ternyata benar apa yang dikatakan Kak Agung. Hilda tidak sebaik apa yang terlihat. Dia bahkan tega ingin mencelakaiku saat hamil,” ucap Senja tidak habis pikir. Hanya demi cinta, rupanya seseorang bisa membuang akal sehat. Untuk mendapatkan cinta dari orang yang disukainya membuat siapa saja menghalalkan segala cara. Senja menatap kepergian Hilda yang tampak marah. Begitu memastikan wanita itu telah pergi, Senja kembali menghampiri sang mertua yang sedang menyandarkan punggungnya di sofa dengan mata terpejam. “Mah,” panggil Senja lembut. Reflek Risma membuka matanya, dia tersenyum saat melihat sang menantu sudah berdiri tidak jauh darinya. “Kamu kenapa malah ke sini, Senja?” tanya Risma. “Maaf, Ma. Aku–” “Kamu mendengar obrolan Mama dan Hilda?” tanya Risma meneba