3

1995 Words
Aku bangun terlalu cepat pagi ini. Tapi walaupun begitu aku bergegas ke kamar mandi hanya untuk mendapati ukuran kamar mandi yang benar-benar luas. Bathtub yang seharusnya hanya berukuran maksimal dua orang itu lebih terlihat seperti kolam berenang mini. Dan sekali lagi, dipenuhi nuansa marmer biru dengan garis-garis keperakan. Disudut kamar mandi terdapat sebuah ruang kaca tertutup yang juga cukup besar untuk menampung lebih dari tiga orang, dan setelah kuperiksa, ruang kaca tertutup itu adalah tempat shower. Kali ini aku benar-benar curiga kalau hanya kamar ini yang memiliki desain semewah ini. Mungkin ada orang yang sering bertamu kesini dan menempati kamar yang sama. Setengah jam kemudian aku sudah mengenakan celana denim kuning gading dengan atasan sweater rajutan berwarna putih. Dua minggu yang lalu, Nicole berhasil menemukan cara untuk mengubah kesan wajahku tanpa harus menggunakan jelaga. Beberapa peralatan make up ternyata berguna untuk menimbulkan kesan kusam dan bintik-bintik hitam di wajahku. Dan setelah memastikan wajahku mengenakan make up yang diajarkan Nicole, aku turun ke lantai dasar, berusaha mencari dapur untuk membuat sarapan. Saat itu lah aku mendapati Wren sedang berdiri diam di dalam ruang duduk sambil menatap keluar. Sepertinya ada hal yang sedang dipikirkan oleh vampir itu. Dan tidak sopan kalau aku mengganggunya saat ini. “Masuk saja, Eliza.” Ujarnya tanpa membalik tubuhnya. Aku terkesiap. Dia tahu kalau aku ada disini? “Bagaimana kau tahu aku ada disini?” “Baumu.” Jawab Wren terlalu cepat. “Aku vampir, Eliza. Aku bisa merasakan keberadaan siapapun dalam jarak jauh. Bahkan aku tahu kalau beberapa orang di rumah ini masih di kamarnya masing-masing, kecuali kita berdua tentunya.” “Dimana Lily?” Tanyaku sambil melangkah masuk ke dalam ruang duduk, walau sejujurnya aku takut dengan kemungkinan dimangsa oleh predator alami satu ini. Tiba-tiba Wren terkekeh pelan. “Tenang saja. Aku tidak akan menghisap darahmu, atau darah manusia manapun yang tidak bersedia. Itu kalau kau termasuk golongan manusia. Dan jawaban untuk pertanyaanmu, Lily sedang tertidur pulas di kamar. Dia membutuhkannya.” Kejutan kedua! “Apa maksudmu?” Wren berbalik menatapku. Saat itu aku sadar kalau warna mata vampir itu berbeda dengan manusia biasa. Seperti ada batu mulia berwarna hijau yang dibentuk secara khusus dan diletakkan disana. “Satu bulan yang lalu di Whiteheaven. Navaro mungkin nyaris membisikkannya, tapi aku punya pendengaran yang jauh lebih baik dari manusia dan dapat mendengarnya dengan jelas.” “Tidak ada yang tahu. Tidak ada yang boleh tahu. Tidak satu makhluk pun yang boleh mengetahuinya.” Bisikku pelan. “Aku setuju. Hanya saja aku ingin tahu, kau terlalu unik. Siapa yang memburumu?” “Bukan makhluk yang bisa diatasi oleh vampir sekalipun.” Wren mengangguk paham. Sepertinya dia benar-benar sadar kalau ada kekuatan yang lebih kuat dari vampir, dan nyaris menyamai kekuatan para malaikat kalau si pemilik kekuatan tidak salah jalan. “Walaupun begitu, aku akan menjamin keselamatanmu disini, walau itu artinya terlibat pertempuran dengan makhluk apapun yang memburumu. Kami yang memintamu datang.” “Terima kasih.” Ucapku tulus. Sepertinya aku mulai memahami apa yang Lily katakan kalau predator alami ini cukup baik. “Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak memburuku? Bukankah kau masih seorang vampire hunter?” “Kau oraCenobiae, Elizabeth. Tidak ada oraCenobiae yang boleh diburu oleh hunter manapun meski dia Half Blood yang sedang berkeliaran di tengah jalan. OraCenobiae cukup langka saat ini. Dan baru kau dan Nicole oraCenobiae yang pernah kutemui dalam keadaan hidup. Walau mungkin ada banyak oraCenobiae di luar Inggris sana.” Jawabnya cepat. Aku mengangguk paham. Dia benar. Kelahiran oraCenobiae benar-benar sangat acak. Dan setidaknya dalam 20 tahun ini, akulah oraCenobiae terakhir yang lahir. Seseorang menjadi oraCenobiae tidak pernah ditentukan oleh darah apa atau darah siapa yang mengalir di tubuhnya. Kejadian kelahiran oraCenobiae benar-benar acak. Seperti Nicole, dia hanya manusia biasa_walau oraCenobiae memang lebih sering dilahirkan diantara manusia biasa. Aku, seperti yang sudah Wren katakan, oraCenobiae paling aneh yang pernah ada. Darahku adalah darah dua makhluk yang saling bermusuhan sepanjang eksistensi mereka. “Kau cukup baik.” Ujarku begitu saja tanpa berpikir apapun. Lagi-lagi Wren terkekeh. “Kau akan terkejut kalau tahu akulah mungkin vampir yang paling beradab yang pernah kau temui.” Ujarnya ringan. “Ngomong-ngomong, bagaimana perjalananmu tadi malam, Eliza?” “Oh, menyenangkan sekali. Vampirmu itu sangat pandang mengisi suasana dengan keheningan.” Ucapku tanpa memperdulikan nada sinis di dalamnya. “Alaric memang sedikit sinis. Dia satu-satunya klan-ku yang cukup pendiam di hadapan orang lain, selain Alby tentunya. Tapi kalau kau sudah mengenal mereka berdua, kau akan merindukan kehidupanmu tanpa mereka disisimu. Mereka bisa menjadi makhluk paling ribut di dunia.” Sulit mempercayai vampir yang memilih berdiam diri di helikopter bisa menjadi makhluk paling ribut di dunia. Rasanya seperti memilih percaya atau tidak kalau matahari bisa terbit dari utara. “Apa pendapatmu tentangku? Karena aku adalah pasangan Lily, dan mungkin akan sering bertemu denganmu.” Bagaimana bisa dia menanyakan pendapatku? Toh yang menjadi pasangannya adalah Lily. “Aku mungkin tidak mementingkan pendapatmu, tapi Lily pasti akan sangat mementingkannya. Kau orang yang berharga dalam hidupnya.” Ujar Wren seakan bisa membaca pikiranku. Baiklah, dia pasti akan terus bertanya kalau aku tidak menjawabnya. “Aku mengenalmu dari Nicole. Master, mungkin juga grandmaster dari klan Libra, yang menguasai Inggris selama berabad-abad. Pertama kali mengetahui kalau kau adalah pasangan Lily membuatku membencimu.” “Itu wajar. Bagaimanapun juga makananku adalah darah manusia. Kau dengan semua keunikanmu, tetap memiliki hati manusia.” Ujarnya sangat tenang. “Bagaimana sekarang?” “Kau mencintainya. Dan Lily pasti akan sedih kalau tahu aku membenci pasangannya. Jadi aku rasa, sebagai pasangan Lily, kau bisa diterima.” Wren mengangguk dengan gerakan yang kupikir tidak akan bisa dilakukan oleh seorang vampir. Terlalu anggun. “Aku terlalu mencintainya hingga aku bisa melakukan apapun.” Ujar vampir itu penuh keyakinan. “Sudah jam 7. Sepertinya aku harus mencari orang secepatnya untuk mengurus dapurku mengingat beberapa hari lagi kami akan menikah dan akan banyak sekali tamu manusia yang harus dipenuhi kebutuhannya.” “Jadi selama ini bagaimana Lily makan?” Tanyaku tanpa bisa menahan rasa ingin tahuku. “Membawanya keluar tentu saja. Lily lebih banyak menghabiskan waktu bersama Dara kalau aku tidak ada disini.” Aku mengangguk mengerti. “Kalau ada bahan makanan di dapurmu, aku bisa mengatasi masalahmu hari ini.” “Tentu saja ada. Lily suka sekali makan tengah malam. Aku harus memastikan kalau kulkas itu selalu penuh.” Dan benar saja. Dapur Acasa Manor sangat luas. Walaupun bangunan itu terkesan kuno, tapi peralatan yang ada didapur dan banyak bagian lain di rumah ini jelas mengikuti perkembangan zaman. Dengan mudah aku membuat sarapan untukku dan Lily. Aku tidak tahu ada berapa sebenarnya jumlah penghuni rumah ini, tapi aku yakin kalau yang berdetak jantung hanya dua. Aku dan Lily.   Setelah selesai sarapan, Lily membawaku ke pusat London. Menemaninya mencari gaun pernikahan_yang tentu saja bersama vampir kepercayaan Wren, Gavriel. Sesaat tadi, selama menunggu Lily mencoba beberapa gaun pengantin, aku merasakan sesuatu. Perasaan yang tidak pernah kurasakan selama 20 tahun terakhir ini. Aku sadar kalau aku akan terlihat pucat, tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Firasatnya saja sudah membuatku ketakutan seperti ini. Lily sepertinya melihatku begitu tirai ruang ganti itu terbuka, dengan satu gerakan cepat_yang sepertinya sudah dilatihnya sejak memiliki sayap_Lily menghampiriku. “Apa yang terjadi, Eliza? Kau terlihat pucat sekali. Apa kau sakit?” Aku memaksakan untuk menggelengkan kepalaku. “Tidak. Sepertinya hanya sakit bulanan.” “Kau yakin? Karena kalau kau memang butuh istirahat, kita pulang.” Tanya Lily terdengar cemas. “Tidak. Kau harus mencari keperluanmu.” “Jangan bodoh, Eliza. Kesehatanmu lebih penting, oke? Aku bisa meminta Wren mengirim penjahit ke Acasa Manor kalau memang diperlukan.” “Aku baik-baik saja, Lily.” Tegasku. “Dan apakah kau sudah menemukan gaun yang kau inginkan?” Tanyaku berusaha menghilangkan ketakutan dalam suaraku sebaik mungkin. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Itu hanya firasatku saja yang memang muncul dua minggu belakangan ini. Tidak ada yang harus kutakutkan. Walaupun saat ini kami bertemu muka, mereka tidak akan mengenaliku. Tidak setelah 20 tahun. Lily menyunggingkan senyum puas. “Aku sudah menentukan pilihan. Karena pernikahan ini sedikit luar biasa dan dihadiri oleh tamu-tamu yang juga luar biasa, gaunku ini akan menjadi pilihan paling menakjubkan.” “Bagus. Jadi, kemana lagi kita akan pergi hari ini?” “Oh, aku ingin kau bertemu dengan Dara. Kita akan mengunjunginya. Dia yang selama ini menjagaku. Aku sudah menganggapnya sebagai saudara. Kau pasti akan menyukainya.” Ucap Lily riang. *** Seminggu berjalan sangat cepat, seolah hanya melompat dari satu hari ke hari yang lain. Kesibukan di Acasa Manor juga tidak kalah menghebohkan. Dalam dua hari menjelang pernikahan, halaman belakang sudah disulap. Tenda-tenda putih sudah ditegakkan dan hampir menutupi halaman belakang yang sangat luas itu, lantai dansa sudah dibangun di tengah halaman, meja-meja yang sangat banyak sudah disusun di hamparan rumput hijau. Hanya tersedia sedikit kursi mengingat pesta pernikahan ini diadakan di halaman belakang yang sangat luas. Yang membuatnya sedikit Adamaib adalah, yang mengerjakan ini semua adalah vampir. Mereka terlihat sangat manusia saat mengerjakan itu semua. Mobil-mobil dari restoran datang silih berganti untuk menghidangkan makanan bagi para manusia yang diundang Wren. Yang membuat pemandangan ini sangat indah adalah nuansa yang Lily inginkan adalah putih dengan taburan zamrud di setiap penutup meja, Aleandron tenda, dan segala ornamen lainnya. Dengan kekayaan yang dimiliki Wren, aku berani bersumpah kalau tidak satupun dari batu-batu hijau mengkilap yang bertaburan di setiap kain itu adalah palsu. Pernikahan mereka dilaksanakan setelah matahari terbenam. Para tamu mulai berdatangan sejak sore hari. Zac, sang raja vampir sudah tiba dua hari yang lalu bersama beberapa klannya_yang salah satunya adalah master dari Wren. Sedangkan Aleandro, sang eksekutor dan juga sahabat Wren_walau menurut Lily mereka baru saja berbaikan_baru datang pagi ini, dengan permintaan maaf bertubi-tubi pada Wren karena dia benar-benar tidak bisa datang lebih cepat. Ada banyak makhluk lain yang datang. Dan aku cukup takjub saat menyadari kalau dari semua makhluk yang ada disini, mereka juga mengundang penyihir dan manusia. Beberapa manusia yang ikut diundang adalah para pejabat London, dan juga PM Inggris, dan beberapa orang dari keluarga kerajaan Inggris! Selain para petinggi negara itu, Wren dan Lily juga mengundang Sara dan Tim. Aneh memang mengingat ini pesta pernikahan dua makhluk gaib. Tapi sepertinya semua manusia yang hadir saat ini sudah mengetahui kenyataan itu dan memilih menjalin hubungan baik dengan para makhluk gaib ini. Sara terlihat menghabiskan waktu bersama Karl, sedangkan Tim menghabiskan waktu untuk menyesap bergelas-gelas sampanye sambil memperhatikan Lily. Tatapan mata Tim setiap kali melihat Lily meyakinkanku kalau pria itu menyukai sahabatku. Lily mengenakan gaun putih bertabur zamrud yang sangat indah. Gaun dengan bahu dan punggung terbuka itu membungkus tubuh Lily dengan sangat pas seakan gaun itu adalah kulit kedua Lily. Di bagian pinggul, gaun itu mulai berkerut dan menggembung dan jatuh di sepanjang kakinya hingga menyentuh lantai. Di tangannya Lily mengenakan sarung tangan putih sesiku dengan satu batu mulia di bagian pergelangan tangan bagian luar. Lily juga mengenakan cadar putih transparant untuk melengkapi penampilannya walau tidak benar-benar menutupi riasan simple di rambutnya. Secara keseluruhan Lily tampil sangat mempesona. Dan entah kenapa aku merasa sangat bahagia melihatnya saat ini. Setidaknya salah satu dari kami bisa menemukan pasangan jiwa dan menikah. Sepanjang pesta pernikahan yang dilangsungkan hampir sampai matahari terbit itu, Wren memerintahkan Alaric, Alby, dan Gavriel bergantian menemaniku berkeliling menyapa tamu sebagai saudara Lily. Selama seminggu aku berada di Acasa Manor, aku berhasil membuktikan semua ucapan Lily kalau vampir-vampir di sekitarnya bahkan jauh lebih manusiawi dibandingkan manusia sesungguhnya. Kekesalan yang kudapatkan karena ulah Alaric hari pertama dan kedua ditebusnya dengan bersikap sangat ramah di hari lainnya. Begitu juga dengan Alby yang ternyata adalah vampir paling murah senyum yang pernah kutemui_bukan berarti aku sering bertemu makhluk penghisap Darah itu karena Alby lebih sering datang ke Acasa Manor untuk tidur. Sedangkan Gavriel, dia benar-benar membuat perutku selalu tegang karena banyak tertawa. Oh, dia memang tampan, semua vampir nyaris terlalu tampan menurutku. Tapi Gavriel terlalu sering berbuat bodoh hingga aku sama sekali melupakan ketampanannya dan hanya mengingat ulah lucunya saja. Satu-satunya pertanyaanku adalah, kemana perginya sang malaikat hingga dia sama sekali tidak hadir di pernikahan Wren_yang katanya adalah sahabat baiknya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD