19

2089 Words
*Author POV* Untuk pertama kalinya sejak kedua orang tuanya di eksekusi, Navaro benar-benar tertidur Layaknya manusia. Dia sama sekali tidak memikirkan apapun. Setelah menceritakan rahasia masa lalunya, Navaro merasa jauh lebih ringan hingga tidak ada alasan baginya untuk bersikap sebaliknya. Tapi semua kedamaian itu hanya sesaat. Tepat sebelum matahari terbit, Kieran muncul di Lunatic Tower dengan membawa kabar buruk. Navaro bergegas meninggalkan Lunatic Tower bersama Kieran setelah memastikan kalau Eliza masih berbaring lelap di ranjang. Navaro juga sempat menghubungi Wren dan beberapa anggota Cadre lainnya untuk melindungi Eliza.   Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi saat Eliza terbangun dan mendapati tempat kosong di sisi lain ranjang. Sambil menghembuskan napas panjang Eliza bangkit dari ranjang dan bergegas membersihkan diri di kamar mandi. “Aku tidak tahu harus menyesal atau bahagia karena bercinta dengan malaikat.” Bisik wanita itu setelah selesai berpakaian dan menatap dirinya di cermin. “Apa aku bisa tidak menggunakan semua make up itu mulai saat ini?” Tanya Eliza yang ditujukan pada dirinya di dalam cermin, seorang wanita yang sangat cantik. Eliza mengangguk pelan dan kemudian keluar dari kamarnya. Baru beberapa langkah keluar dari kamar, Eliza mendengar suara ribut di ruang yang menurut Navaro adalah ruang tamu. Dengan penasaran Eliza mendekati sumber suara itu dan mendapati Leela sedang berbicara dengan seorang malikat tampan. “Pergilah, Milord. El Rey sudah mengatakan kalau dia tidak ingin melihatmu lagi di sini.” Ucap Leela penuh penekanan. “Katakan padanya kalau aku akan melakukan apapun agar dia menemuiku.” “Navaro tidak akan menemuimu. Dia tidak ada disini.” Ujar Eliza tiba-tiba yang langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu atau memberitahukan keberadaannya. “Manusia?” Ucap Reynard tidak percaya. “Sejak kapan Tower malaikat dihuni manusia?” “Dan sejak kapan Angels Hunter berkeliaran dan bukannya memburu setengah malaikat?” Reynard menatap Eliza tidak percaya. “Kau mengenalku, perempuan?” “Kesombongan khas malaikat. Aku bersyukur kau tidak memilikinya, Leela.” Gumam Eliza yang ditujukannya pada Leela, “Siapa yang tidak mengenal Reynard de Parva, sang Angels Hunter yang memburu saudaraku 9 bulan lalu?” Ingatan itu menghantam Reynard dan membuatnya berjengit kesal. “Lily Russell tidak memiliki saudara lain. Karena kalau dia memang memilikinya, aku pasti sudah mendapatkan perintah untuk membunuhnya.” “Tidak, kalau aku adalah Oracle.” Sahut Eliza cepat. “Oracle? Oracle di tower malaikat?” “Tidak ada yang salah dengan hal ini. Toh kami ada di dunia ini memang untuk menjadi penghubung antara manusia dan malaikat.” Sahut Eliza, “Katakan padaku, kenapa kau ingin bertemu Navaro? Dia jelas tidak ingin bertemu denganmu.” “Itu bukan urusanmu, perempuan.” “Apapun itu yang kau maksud, jelas itu urusanku.” Balas Eliza. “Aku bisa menyampaikan pada Navaro kalau kau mencarinya, tapi aku butuh alasan. Leela tidak akan menyampaikannya karena Navaro sudah memberikan perintah kalau siapapun tidak boleh menemuinya.” “Aku tidak punya urusan denganmu.” Eliza menelengkan kepalanya, “Kalau begitu, suruh dia pergi, Leela. Navaro tidak ingin melihatnya disini.” “Kau benar, Eliza. Aku jelas tidak ingin melihatnya disini.” Ujar sebuah suara yang langsung membuat Reynard refleks mengeluarkan pedangnya. “Lihat, aku sama sekali tidak melakukan apapun dan dia sudah ingin menyerangku.” Ujar si pemilik suara yang ternyata adalah Wren. Tidak hanya Wren yang datang berkunjung. Bersama Wren juga ikut Lily, Aleandro dan Zac_yang pastinya selalu bersama Archard. “Apa yang membawamu kesini, Wren?” Tanya Eliza mengabaikan kenyataan kalau Reynard masih memegang pedangnya. Wren, Zac, Aleandro, dan Archard berjalan melewati Reynard begitu saja dan duduk bersamaan di sofa panjang yang ada di sudut ruangan. Sedangkan Lily langsung berlari ke arah Eliza dan memeluknya erat. “Navaro mengatakan kalau aku harus bersamamu selama dia pergi. Ayolah, Eliza, kau bisa tinggal di Picasa Tower.” “Tidak, Wren. Aku tidak bisa.” Sahut Eliza cepat. “Dan kau, malaikat. Apa keputusanmu?” Reynard masih menatap keempat vampir tampan itu dengan sinis sebelum menyarungkan pedangnya lagi. “Sampaikan pada Navaro kalau aku datang mencarinya kesini karena aku ingin dia menyelesaikan masalah Icarus dan Seraphim. Hanya Navaro yang bisa mencegah Seraphim mengirim Icarus ke Tartarus.” “Apakah kau benar-benar bertemu Navaro hanya karena Icarus?” Tanya Eliza lagi. Reynard terdiam. Icarus memang menjadi alasan kenapa dia menemui Navaro, tapi Reynard sengaja mencari alasan agar bisa menemui Navaro. “Tidak. Aku turun ke bumi bukan hanya demi Icarus. Aku ingin bertemu dengannya, melihat kehidupannya di bumi. Bahkan walau tanpa menemuinya aku bahagia kalau bisa melihatnya bahagia.” Gumam Reynard begitu saja, melupakan kalau dia tidak ingin siapapun tahu apa yang dia rasakan. Mendengar jawaban Reynard, bukan hanya Eliza yang tersenyum puas, tapi juga Wren. “Kalau memang itu yang kau inginkan, tetaplah disini sampai Navaro kembali. Aku yakin Leela tidak akan keberatan menampung satu tamu lagi. Dan selama kau tidak menyentuh Lily, aku yang akan bertanggung jawab pada Navaro dan menerima kemarahannya kalau dia tidak suka melihatmu disini.” Ujar Wren penuh percaya diri. “Apa yang kau inginkan, vampir?” Tanya Reynard curiga. Wren memutar bola matanya tidak percaya. “Aku tidak pernah tahu kalau malaikat juga bisa bodoh.” Gumamnya. “Kau bilang kalau kau bahagia melihat Navaro bahagia. Aku juga sama. Dan sayangnya walaupun selama ini dia selalu bersikap seolah tidak ada masalah, aku tahu kalau dia merindukanmu. Lima abad yang dia habiskan di bumi tidak akan pernah bisa menggantikan waktu-waktu yang dia lalui bersamamu sejak dia kecil. Kalau aku bisa menyelesaikan masalahku dengan Aleandro, maka aku yakin kalau kalian juga bisa menyelesaikan masalah kalian. Penyebab masalah kita sama. Sally bukan masalah, tapi kesalahpahaman tentang Sally yang menjadi masalah.” “Jadi, apakah kalian sudah mencapai kesepakatan?” Tanya Zac yang akhirnya memilih untuk bersuara. Wren hanya tersenyum lalu menggandeng Lily bersamanya, sementara Reynard masih tidak percaya kalau vampir yang pernah dibunuhnya malah membantunya memperbaiki hubungannya dengan Navaro. “Sepertinya begitu.” Gumam Aleandro datar. “Baiklah. Aku akan menunjukkan kamar yang akan kalian tempati untuk beberapa hari ini. Mari.” Ujar Leela cepat sambil berjalan keluar dari ruang tamu Lunatic Tower.   Malamnya mereka semua makan malam bersama di ruang makan besar Lunatic Tower. Walaupun tuan rumahnya adalah Leela, tapi yang duduk di kepala meja adalah Zac, diikuti Reynard di sebelah kanannya, Wren, Lily dan Eliza. Dikiri Zac, Leela duduk diikuti oleh Archard dan Aleandro. Walaupun vampir tidak membutuhkan makanan manusia, tapi bukan berarti mereka tidak bisa makan makanan manusia. Untuk menghormati Leela dan Reynard, maka keempat vampir itu juga makan malam bersama yang lain. Selama makan malam itu mereka juga mengobrol tentang berbagai macam hal, termasuk kenapa Reynard memburu Lily beberapa bulan lalu walaupun Lily jelas berada dalam perlindungan Wren. Mereka juga membahas tentang pemburu Eliza yang merupakan malaikat kuno penguasa sihir. *** Dua hari kemudian, Eliza baru menyadari kalau yang berkumpul di Lunatic Tower saat ini adalah para bangsawan vampir atau para vampir paling berkuasa di dunia. Sang Raja, Sang Eksekutor dan Hunternya. Dan kalau mereka berkumpul disini, lalu siapa yang menjaga daerah mereka? “Ada Amelia di London. Lagipula, Gavriel, Geofrey, dan Alaric semuanya ada di Picasa Tower. Mereka lebih dari mampu untuk menjaga London untukku.” Sahut Wren saat aku bertanya apakah London akan aman selama kepergiannya. “Kau terlihat begitu yakin, Wren.” Tegur Eliza cepat. Wren terkekeh pelan. “Bertarung melawan Reynard dan Icarus 9 bulan lalu membawa beberapa kebaikan bagi keamanan London. Setidaknya, tidak ada lagi vampir yang ingin merebut wilayahku, atau makhluk yang ingin mencoba mengambil alih kekuasaan vampir atas Inggris.” “Pertarungan itu yang membuat Seraphim ingin menghukum Icarus saat ini.” Gumam Reynard pelan. Baik Wren, Eliza ataupun Lily langsung berpaling menatap Reynard penuh tanda tanya. “Sebenarnya apa yang terjadi? Kalau kau tidak keberatan, kami benar-benar ingin tahu apa masalah yang membuatmu sampai merasa Icarus harus diselamatkan.” Tanya Eliza cepat. Reynard menatap tiga makhluk di hadapannya. Tidak satupun dari mereka yang seorang malaikat. Dan itu artinya kalau Reynard menceritakan masalah Icarus, dia juga membuka satu rahasia langit pada makhluk non malaikat. Tapi entah kenapa selama dua hari tinggal bersama para vampir dan manusia ini, Reynard benar-benar merasa nyaman. Dua hari paling nyaman dan damai dalam ratusan tahun usia malaikatnya. Dan alasan itulah yang membuat Reynard akhirnya bersedia menceritakan rahasia Icarus. “Perburuan itu sepenuhnya adalah tanggung jawabku. Icarus ikut turun tangan karena saat itu ada Navaro disana. Sejak Navaro memutuskan tinggal di bumi, Icarus mengecap Navaro sebagai malaikat pengkhianat. Dan seperti yang kalian tahu, aku gagal membunuh Lily, sedangkan Icarus nyaris berhasil kalau saat itu Navaro tidak turun tangan dan Lucifer tidak muncul. Kami kembali ke Regnun Angelorum dengan menanggung malu, terlebih Icarus yang menjabat sebagai Ketua Angels Hunter. Ayahku, Uriel sangat murka dengan kegagalanku kali ini. Terlebih lagi karena saat itu Lucifer muncul dan aku tidak bisa melawannya. Uriel mencoba berbagai cara untuk membuat Navaro muncul di Regnum Angelorum, tapi dia tidak berhasil sampai akhirnya Uriel melibatkan Ordines Magna. Tidak ada satu malaikatpun yang boleh menyerang Ordines Magna, dan Uriel melakukannya. Seraphim menurunkan perintah pada Navaro untuk mengeksekusi Uriel dan dia berhasil melakukannya. Karena itu Icarus semakin membenci Navaro. Begitu Navaro kembali ke bumi, Icarus membuat berbagai masalah di Regnum Angelorum dan Regia Horto. Selama beberapa waktu, Icarus memanfaatkan Ruang Waktu milik Uriel untuk mendapatkan kekuatannya, dan dia jauh lebih kuat saat ini. Dengan kekuatannya sekaranglah Icarus membuat keributan. Seraphim_yang sudah menerima laporan Navaro mengenai serangan pada Lily saat statusnya dalam perlindungan seseorang_semakin tidak senang melihat apa yang Icarus lakukan dan mengutus Cadre 10 untuk mengeksekusi Icarus. Suarez tidak akan pernah mengampuni siapapun yang dianggap masalah bagi Seraphim. Dan sampai saat ini, hanya Navaro-lah yang bisa membuat Seraphim menarik kembali perintahnya.” Jelas Reynard datar. “Navaro tidak menyukai Icarus, Reynard. Aku rasa kau sadar akan hal itu. Rasanya kalau memang Icarus-lah yang memulai masalah, Navaro tetap tidak bisa menolongnya.” Sahut Wren cepat. “Aku tahu. Aku hanya berharap Navaro mau melupakan masa lalu itu dan bicara pada Seraphim. Kalau bukan demi Icarus, aku harap dia mau melakukannya untukku.” Bisik Reynard pelan. “Dan satu pertanyaanku sejak dulu yang tidak pernah dijawab oleh Navaro. Kenapa dia membencimu dan memutuskan tinggal di bumi? Navaro selalu mengatakan kalau dia ingin dekat denganku, tapi aku tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari kalau dia juga punya masalah sendiri.” Tanya Wren cepat. “Kau menolong Sally saat kau sendiri yang seharusnya memburu manusia itu. Aku-lah yang memberikan informasi pada Aleandro kalau Sally ada bersamamu di London malam itu. Akulah yang memberi tahu kalau Sally adalah setengah vampir. Karena saat itu aku benar-benar benci dengan kehadiran Sally yang membuat Navaro nyaris melupakan kalau dia adalah seorang malaikat dengan kedudukan jauh lebih mulia daripada makhluk setengah vampir yang dia temukan dan dia besarkan itu.” Wren menggeleng pelan. “Kalau kau memang mengenal Navaro sejak kalian masih kecil, seharusnya kau tahu kalau Navaro sangat menyayangi Sally.” Bisik Wren pelan. “Aku tidak pernah percaya kalau malaikat bisa menyayangi makhluk yang lebih Rendah daripada kami. Sampai Sally mati dan Navaro bersedih.” Sahut Reynard cepat. “Kau meny...” Belum sempat Wren menyelesaikan kalimatnya, ponselnya bergetar dan nama Hunter muncul di Wrenar ponselnya. Wren menatap ponselnya bingung dan Lily menyadari hal itu. “Ada apa?” Tanya Lily lembut sambil menyentuh lengan Wren. “Amelia menelepon. Aneh, dia biasanya hanya menelepon untuk memastikan target yang kuinginkan.” Gumam Wren sambil menekan tombol hijau di ponselnya sebelum menjawab panggilan dari Ketua Hunternya itu. Lily, Eliza, dan Reynard hanya diam selama Wren bicara dengan Amelia melalui telpon. Dan begitu Wren selesai bicara, Eliza sudah siap dengan pertanyaan yang beberapa hari ini mengganggunya. “Amelia itu adalah manusia bukan?” Wren menganggung bingung. “Ya. Kenapa?” “Kau mempekerjakan manusia?” Tanya Eliza takjub. “Pertanyaan yang sama yang muncul dari Zac. Ya, aku mempekerjakan manusia. Kenapa? Bukankah aku malah membantu membuka lapangan kerja?” “Dan apa pekerjaan Amelia?” “Hunter. Aku tidak punya banyak waktu untuk memburu vampir pembangkang, Eliza. Dan aku mempercayai tugas-tugas itu pada klan-ku dan Amelia.” “Wanita itu Vampire Hunter?” “Amelia Williams adalah manusia unik, Eliza. Dia memiliki bakat khusus yang tidak dimiliki oleh manusia manapun. Dia bisa membedakan makhluk itu vampir atau setengah vampir hanya dengan berada dalam radius 10 meter dari targetnya. Dia juga bisa membedakan vampir mana yang sudah masuk tahap haus Darah hingga membantai siapa saja bahkan dalam jarak lebih dari 10 meter.” “Dan dia benar-benar manusia?” Pertanyaan kali ini meluncur dari mulut Reynard tanpa bisa dicegahnya. “Ya. Amelia Williams adalah manusia. Benar-benar manusia. Kebetulan aku pernah mencicipi darahnya.” Sahut Wren ringan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD