part 3

1496 Words
Veronika berjalan memasuki sebuah resto mewah, hari ini ia berjanji bertemu dengan Alvian. Setelah hampir 3 minggu tidak bertemu akhirnya ia akan berjumpa kekasih hati yang ia rindukan. Senyum bahagia menghiasi bibirnya karena hari ini ia bisa melepaskan kerinduannya pada kekasih hatinya.            Ia duduk di sudut resto dan memesan minuman, ia memilih orange juice sebagai minuman untuk menunggu Alvian. Veronika mengedarkan pandangannya ke penjuru resto, resto masih sepi hanya ada beberapa pengunjung yang datang. Beberapa kali ia memandang pintu masuk resto tetapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang, hampir satu jam Veronika menunggu tapi Alvian belum juga terlihat batang hidungnya.          Ia melihat seseorang yang ia kenal masuk ke dalam resto, bukan alvian tapi Veronika melihat atasannya di rumah sakit, dokter Alka bersama seorang wanita paruh baya. Mereka duduk di meja tak jauh dari meja yang di duduki Veronika. Ia melihat atasannya itu seperti tidak menyukai berada di tempat ini.       "Mama apa apaan, kenapa melakukan ini?"         "Mama nggak mau tahu, kamu harus berkenalan dengan Citra, putri sahabat mama."        "Ck...," Alka berdecak kesal melihat sikap pemaksa mamanya tersebut, ia juga tak mungkin menolak keinginan ibu yang sangat disayanginya itu. Alka hanya menghela nafas panjang, mamanya datang ke rumahnya saat ia baru saja pulang dari rumah sakit dan memaksanya ikut untuk bertemu teman mamanya serta anak gadisnya.      Alka mengedarkan pandangannya ke penjuru resto dan melihat seorang gadis yang melihat ke arahnya dan ia seperti pernah melihat gadis itu tapi ia lupa dimana. Gadis itu memgalihkan pandangannya saat Alka menatapnya. Tak lama Alka melihat seorang wanita seusia mamanya berjalan mendekat bersama seorang wanita cantik.       "Halo jeng Sari...apa kabar?" ucap wanita paruh baya tersebut kepada mama Alka, Keduanya cipika cipiki. "Baik jeng Linda, ini Citra ya? Makin cantik ya," ucap bu Sari mama Alka.     "Alka, kenalan dong sama Citra."      Alka kemudian berdiri dan menjabat tangan bu Linda dan Citra.      Mereka kemudian duduk kembali, Alka berhadapan dengan Citra sedangkan bu Sari di depan bu Linda. Mereka memesan makanan dan terlibat obrolan.     "Citra ini CEO loh Al, ya kan Citra?"    "Iya tante."     "Di bidang apa bisnisnya?" tanya Alka.     "Kontraktor pembangunan gedung mas," jawab Citra sopan.      "Wah hebat ya Citra," puji bu Sari.        "Biasa saja tante."      "Kalau mas Alka?"            "Alka ini dokter Cit, di rumah sakit milik sendiri, juga CEO di perusahaan export import."        "Wah mas Alka lebih hebat dari saya," puji Citra dengan wajah kagum memandang Alka dihadapannya.    Bu Sari dan bu Linda saling melempar senyum.      "Oh ya Al, mama ada urusan dengan tante Linda, kalian lanjutkan ngobrolnya ya." bu Sari kemudian berdiri diikuti bu Linda meninggalkan meja tempat mereka makan. Alka menghela nafas, ia tahu apa tujuan mamanya dan mama Citra, untuk mendekatkannya pada Citra. Tapi ia tak sepenuhnya menyalahkan mamanya karena ia tahu tujuan mamanya baik, tapi ia juga tidak bisa secepat itu menjalin hubungan dengan Citra. Tapi saat mengingat ucapan mamanya jika Kayla membutuhkan sosok seorang ibu, ia hanya bisa pasrah, mungkin ucapan mamanya benar, ia harus segera menikah, walau bukan untuknya tapi untuk Kayla.    "Cit..."       "Iya kenapa mas Alka?"       "Kamu tahu kan tujuan pertemuan ini?"     "Iya mas."           "Kamu mau dijodohkan sama aku?" tanya Alka frontal membuat Citra terhenyak, tak menyangka mendapatkan pertanyaan tersebut dari Alka.           "Aku hanya mau mengikuti keinginan dan harapan mama saja mas, usiaku sudah hampir 35 tahun, karena kesibukan, aku tidak bisa seperti wanita pada umumnya, mencari pacar dan menjalin hubungan. Aku anak tunggal, mama dan papaku ingin aku segera menikah, dan saat mama dan tante Sari punya ide ini, aku hanya mengiyakan," jawab Citra panjang lebar.        "Kamu mau menikah tanpa cinta?" tanya Alka.        Citra hanya tersenyum.      "Cinta itu nomer sekian mas, yang penting aku bisa memberikan keinginan dan harapan kedua orangtuaku," jawab Citra dengan senyum penuh arti.          "Aku baru saja beberapa bulan bercerai, dan aku mampunyai seorang anak gadis berusia 17 tahun, mama ingin aku segera menikah lagi karena ia tak ingin cucunya tumbuh tanpa sosok seorang ibu."     "Lalu apa masalahnya?"     "Masalahnya aku masih sangat mencintai mantan istriku, dan aku belum ingin menikah. Semua ini keinginan mamaku. Aku harap kamu mengerti."     Citra terdiam dan menatap pria berkarisma di hadapannya, ia sudah mengenal Alka sejak ia kecil karena mama keduanya sudah bersahabat. Ia sudah menyukai Alka sejak dulu walau Alka tak menyadari kehadirannya. Ia sering ikut mamanya datang ke rumah alka hanya untuk bertemu Alka tapi Alka cuek. Saat Alka menikah ia patah hati dan memutuskan tak menjalin hubungan dengan siapapun walau saat Alka menikah ia masih SMA. Dan saat mamanya menawarkan perjodohan dengan Alka, ia tak berfikir dua kali dan langsung menerima keinginan mamanya yang juga adalah keinginannya.                 Walau dengan gamblang Alka mengatakan masih mencintai mantan istrinya, tapi citra yakin ia bisa membuat Alka melupakan mantan istrinya dan dan mencintainya.        "Tapi aku mau menikah dengan mas Alka, berikan aku kesempatan mas untuk membuktikan aku layak menjadi istri dan ibu dari anak mas Alka," ucap Citra menggenggam tangan Alka. Alka menghela nafas dan menghebuskan perlahan.      "Biar aku berfikir dulu ya Cit," ucap Alka kemudian ia pamit untuk pulang terlebih dahulu.      Meja Veronika yang tak terlalu jauh dari meja Alka membuat Veronika bisa mendengar pembicaraan keduanya dengan jelas, karena pengunjung resto tidak begitu banyak. Veronika merutuki dirinya yang selalu mendengar apa yang tak seharusnya ia dengar. Ia bertanya tanya kenapa selalu berada di situasi yang awkward.      Ia masih menunggu Alvian dan sudah hampir 3 jam ia menunggu tapi Alvian tak kunjung datang bahkan ponselnya pun tidak aktif saat dihubungi. Ia putuskan untuk datang ke apartemen Alvian, Veronika melajukan mobilnya menyusuri jalanan yang ramai menuju apartemen Alvian. Satu jam Veronika baru bisa sampai di apartemen Alvian, ia memasuki lobby apartemen dan menuju lift, ia tekan angka 20 dimana lantai apartemen Alvian berada.        Ia menekan bel pintu apartemen tapi hampir 10 menit pintu apartemen tak kunjung dibuka. Veronika menekan kode pintu yang sudah ia ketahui karena ia sering datang ke apartemen Alvian, ia berfikir Alvian kelelahan dan ketiduran. Ia melangkah menuju kamar Alvian yang ia hafal benar dimana letaknya, ia lihat pintu kamar tidak tertutup sempurna. Ia melangkah mendekati kamar Alvian dan membuka pintunya tapi apa yang dilihatnya membuat jantungnya bagai mencelos keluar. Sebuah adegan yang membuat tubuhnya terpaku dan memalingkan muka, dua sejoli yang berada di atas ranjang tak menyadari kehadiran Veronika. Mereka melakukan adegan yang dilakukan oleh suami istri.       "Alvian...," panggilan Veronika membuat dua sejoli menghentikan kegiatan mereka, terlihat wajah terkejut Alvian.      "Baby..??" Veronika yang mulai bisa menguasai dirinya kemudian membalikkan badan dan melangkah pergi.       "Baby wait...," Alvian segera berpakaian dan mengejar Veronika yang sudah berada di luar apartemen Alvian dan menuju lift.      "Baby... dengar dulu penjelasan aku," ucap Alvian menahan lengan Veronika yang segera di hempaskan oleh Veronika. "Lepaskan!! jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu," pekik Veronika. "Aku bisa jelaskan baby."            "Stop memanggil aku dengan panggilan itu, itu terdengar menjijikkan," Veronika sudah berkaca kaca.     "Jadi ini alasan sebenarnya kamu sangat sulit dihubungi dan diajak bertemu. Kenapa nggak kamu putuskan aku jika kamu dengan yang lain?" air mata sudah mulai mengalir di pipi Veronika.     "I am sorry baby, aku khilaf."      "Apa kamu bilang, khilaf? kamu anggap apa aku selama ini, dengan melakukan ini menunjukkan kamu tidak benar benar mencintai aku." "Aku mencintai kamu baby, tetapi aku ini laki laki yang butuh dipuaskan di atas ranjang, dan kamu selalu menolak melakukannya dengan alasan ingin menunggu hingga kita menikah, di luar sana banyak gadis yang menawarkan tubuhnya untuk aku nikmati, apa salahnya aku memanfaatkan hal itu."      Plakk!!        Sebuah tamparan mendarat keras di pipi Alvian. Veronika menatap tajam pada Alvian, ia menghapus air matanya dengan kasar.         "Oh begitu, fine. Kamu lanjutkan saja apa yang tadi kamu lakukan di dalam sana, air mata ini tidak patut keluar hanya demi laki laki macam kamu, kamu benar, aku tidak bisa memberikan apa yang kamu minta seperti yang diberikan talent kamu karena aku masih menjunjung norma dan memegang prinsip s*x after married, kita putus," Veronika berjalan meninggalkan Alvian tapi Alvian mengejarnya dan memeluknya dari belakang.      "Please baby, forgive me."      "Lepaskan Vian."       "Enggak."      "Lepas!!" Veronika memginjak kaki Alvian dengan kuat hingga Alvian melepaskan pelukannya, tak menunggu waktu lama Veronika segera berlari meninggalkan Alvian menuju lift.     Veronika terduduk dalam lift dan menangis sejadi jadinya, ia tak menyangka hubungannya yang terjalin sejak lama hancur dalam satu kedipan mata, Alvian menghianatinya tepat di depan matanya. Veronika berdiri saat lift akan terbuka di lobby apartemen, ia menghapus sisa air matanya tepat saat pintu lift terbuka. Ia segera berlari keluar dari lobby, ia berjalan tak tentu arah dan melupakan bahwa ia membawa mobil.        Ia berjalan menyusuri trotoar hingga jauh, Veronika merasakan kakinya lelah, perutnya lapar dan ia juga kehausan. Ia melihat sebuah rumah makan di seberang jalan, ia akan menyeberang tapi ia tak menyadari sebuah mobil melaju dengan kencang dan hampir menabrak Veronika.      "Aaaaaahhhhhhhh...," teriak Veronika  saat mobil itu sudah hampir menabraknya.       Lynagabrielangga.    Cast :       Dr. Veronika Syailendra         27 tahun        Alvian Himawan        28 tahun       Dr. Alka Panji Rajasa     42 tahun      Andini Safitri      40 tahun     Dr. Ferdinand Syailendra (ayah Veronika)          55 tahun       Ibu Ariana Rose (ibu Veronika)       Dr. Adyatama Syailendra (kakak Veronika)     29 tahun     Mikayla Andrea Putri      17 tahun        Citra Ardiana        35 tahun       Maria shareena (sahabat Veronika)     27 tahun    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD