part 1

1304 Words
Veronika sampai di rumah tepat pukul 6 sore, ia menekan klakson agar pintu pagar rumahnya yang dijaga oleh 2 security dibuka. Salah satu security yang mengenali mobil merah milik Veronika dengan cepat membuka pintu pagar, Veronika memasukkan mobilnya dan diletakkannya di sisi mobil range Rover hitam milik papanya. Dilihatnya mobil Ferrari 458 silver milik kakaknya juga terparkir sempurna di halaman mereka yang luas.                      Halaman depan rumah memang mereka gunakan untuk parkir mobil mereka, rumah dr. Ferdinand ini memang tergolong mewah, bisa dibilang sebagai mansion, dengan halaman luas baik di kanan kiri rumah serta depan dan belakang, terdiri dari lahan yang luas dan masih bisa untuk bangunan rumah lagi.       Banyak pepohonan rindang di lahan luas tersebut, samping kiri rumah terdapat kolam ikan yang cukup besar. Setiap hari libur dr. Ferdinand lebih sering menghabiskan waktunya di kolam ikan dari pada pergi Keluar.       Veronika memasuki rumahnya, dan segera naik ke kamarnya yang berada di lantai 2, kamarnya bersebelahan dengan kamar Adyatama. Di lantai 2 rumah ini terdapat 5 kamar tidur dengan masing masing kamar terdapat balkon. 2 kamar di tempati Veronika dan Adyatama sedangkan 3 kamar kosong yang digunakan untuk kamar tamu. Sedangkan kamar di lantai dasar ada 4, 1 ditempati oleh dr. Ferdinand dan istri, dan masing masing kamar terdapat kamar mandi dalam.             Veronica merebahkan tubuhnya di ranjang besar miliknya, kelelahan menderanya hingga ia tertidur pulas. "Ve........bangun."                 Veronika merasakan tubuhnya digoyangkan oleh seseorang. Ia kemudian membuka matanya dan melihat mamanya duduk di tepi ranjang.     "Kamu itu kebiasaan deh, pulang kerja itu mandi biar seger malah tidur," omel Bu Ariana.        "Capek ma..." Kekeh Veronika.    "Ya udah mandi sana, kita makan malam bersama. Papa dan kakak kamu udah nungguin di ruang makan." "Iya ma, Ve mandi dulu ya." Veronika segera berjalan menuju kamar mandi.      ~~~           ~~~             "Bagaimana pekerjaan kamu di RS. Budi Utomo sayang?" Tanya dokter Ferdinand pada putri bungsunya.   "Biasa aja pa," jawab Veronika cuek.     "Ada masalah tuh pasti kalau jawabannya begitu pa."     "Kakak apaan sih, sok tau banget." jawab Veronika memonyongkan bibirnya.     "Tuh kan pa, hafal deh kakak sama kamu Ve."       "Kenapa sayang, bilang sama papa."        "Tadi Ve telat datang karena bangun kesiangan, eh pimpinan rumah sakit lagi sidak pagi pagi. Kena marah deh Ve."         "Dokter Alka?" Tanya dr. Ferdinand.        "He em."       "Salah sendiri, kenapa nggak kerja di rumah sakit kita," ledek Adyatama                 "Iya, ntar Ve jadi suka seenaknya sendiri kayak kakak. Berangkat siang, pulang seenaknya. Ve nggak mau seperti itu."       "Ya udah, kalau dimarahin atasan jangan manyun."           "Sudah sudah, ayo kita makan dulu, nanti dilanjutkan lagi ngobrolnya." Potong Bu Ariana.       Oooo----oooO         Hari ini Veronika libur, ia ingin sesekali menghabiskan waktu bersama teman teman kuliahnya dulu, Veronika termasuk gadis yang ramah dan banyak teman, bahkan ia kenal dan bersahabat dengan mahasiswa fakultas lain.        Hari ini ia berjanji bertemu dengan Maria, sahabatnya sejak hari pertama ospek dan sampai sekarang pun mereka bersahabat, walau keduanya beda fakultas, Maria kuliah di fakultas Ekonomi dan kini bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai staf HRD.       Veronika memarkirkan mobilnya di area parkir basement mall dan segera menuju tempat dimana ia berjanji bertemu dengan Maria. Veronika melihat Maria sudah duduk di resto dalam mall.    "Hai Ri..."     "Hai Ve..."     Keduanya berpelukan dan cipika cipiki.       "Udah lama Ri?"     "Enggak, baru kok."           Keduanya pun memesan makanan dan minuman sebagai teman obrolan panjang mereka, mereka bicara panjang lebar tentang pekerjaan masing masing.       "Eh Ve, tahu nggak?"          "Enggak.."          "Ih....aku kan belum bicara, main potong omongan orang aja."        "Apa memangnya?"          "Aku baru tahu loh kalau pemilik perusahaan export impor tempat aku bekerja itu milik dr. Alka, pemilik rumah sakit dimana kamu bekerja."        Veronika yang sedang mengunyah makanannya terbatuk batuk karena terkejut.      "Serius.....?!?"       "Serius, aku juga baru tahu Minggu lalu saat melihat skema organisasi perusahaan dan tanya detail ke kepala divisi HRD."     "Oh..."       "Kok oh doang sih Ve."       "Lalu aku harus apa?"      "Ya ngomong apa kek, denger denger dr. Alka itu baru bercerai ya sama istrinya yang sudah dinikahinya selama 18 tahun."        "Hadew.....nggak di rumah sakit, nggak di sini gosip itu melulu. Biarin kenapa, jangan suka mengurusi kehidupan orang."      "Aku kan cuma nanya doang Ve, kok kamu marah sih?"      "Sorry sorry, habis kemarin aku kena marah dr. Alka jadi illfil aja denger namanya."          "Oh habis kena marah, makanya kerja di rumah sakit papa kamu aja kalau nggak mau kena marah orang."   "Hhh....ini juga fikirannya sama banget sama kak Tama." "Oh iya, gimana kabar kak Tama? Lama nih nggak ketemu. Pasti tambah keren deh kak Tama."           "Mulai deh nih cewek satu. Kalau naksir sana deketin."       "Enggak ah, banyak saingan...jadi secret admirer aja."        "Jangan salahkan aku ya kalau kak Tama milih cewek lain dan pacaran sama cewek itu, nggak usah nangis nangis sama aku."       "Kamu ah bikin down Ve." ujar Maria cemberut.      "Salah sendiri, kalau suka ya gerak cepat sana."        "Udah ah Ve, udah kelamaan kita ngobrol nih, dah sore. Pulang yuk."     "kamu bawa mobil sendiri?" tanya Ve pada Maria.      "Aku tadi naik taksi."     "Ya udah aku antar pulang."               Keduanya pun keluar dari mall dan menuju basement dimana mobil Veronika di parkir. Veronika mengemudikan mobilnya melintasi area parkir luar mall.             Veronika memperlambat laju mobilnya saat ia melihat keributan di area parkir mall, seorang gadis ditarik paksa oleh seorang wanita. Veronika menghentikan mobilnya.      "Kenapa Ve?" "Sepertinya gadis itu mau diculik deh." Veronika turun dan berlari mendekati seorang wanita yang memaksa gadis itu ikut bersamanya namun si gadis meronta dan memberontak. Mau tak mau Maria pun ikut turun dan mengikuti Veronika.     "Hentikan...!! Tante mau menculiknya??"       "Siapa kamu? Jangan ikut campur."       "Saya harus ikut campur, ini kriminal namanya. Anda tidak takut dikeroyok massa menculik di tempat ramai seperti ini?"          "Kamu kalau tidak tahu apa apa, diam!" ucap wanita itu masih memegang tangan gadis itu. Namun gadis  itu berhasil melepaskan diri dan berlari ke arah Veronika dan Maria, ia berlindung di balik punggung Veronika.         "Kayla sayang, ayo dong ikut mama," ucap wanita tersebut yang membuat Veronika dan Maria tertegun, ia menoleh pada gadis itu.          "Kayla nggak mau ma, Kayla mau tinggal sama papa aja, usia Kay udah 17 tahun dan Kay sudah bisa memilih akan tinggal bersama siapa."      "Kamu jangan bandel, ayo." wanita itu melangkah mendekati gadis bernama Kayla yang berada dibelakang Veronika dan akan menarik tangannya namun tangan wanita itu dihalau Veronika.          "Dia tidak mau ikut Tante, kenapa Tante masih memaksa, kalau Tante masih memaksanya saya akan berteriak sehingga massa akan datang. Tante mau?" Tantang Veronika.    "Kurang ajar, kamu berani mengancam saya?" dengan geram wanita itu pergi meninggalkan Veronika. "Kamu nggak apa apa dek? Benar dia mama kamu?" Tanya Veronika.    "Iya kak, tapi Kayla nggak mau ikut mama, mama jahat."     "Jahat kenapa?"        Gadis bernama Kayla itu hanya diam.        "ya udah kakak antar pulang ya."    Kayla mengangguk, Veronika membawa Kayla ke mobilnya.      "Kamu yakin Ve? Ntar malah kamu yang dituduh menculik."      "Enggak Ri, kasihan kalau dia dibiarkan pulang sendiri, dia pasti sedih mendapatkan perlakuan dari mamanya seperti itu."        "Ya udah terserah kamu."        Veronika mengemudikan mobilnya keluar dari mall.      "Rumah kamu dimana dek?"     "Pondok indah kak."     "Satu kompleks dong sama rumah kamu Ve."        "Iya, ya udah aku anterin kamu dulu ya Ri."        "Ok."             Setelah menurunkan Maria, Veronika menjalankan mobilnya kembali, Kayla sudah pindah duduk di sebelah Veronika.       "Kamu skul dimana dek?"    "Panggil Kayla aja kak, aku skul Di New Zealand Internasional school kak."       "Memangnya kenapa kamu tadi nggak mau ikut mama kamu? dia pasti sedih kamu nggak mau ikut sama dia."       Kayla Hanya diam.      "Kalau nggak mau jawab juga nggak apa apa Kay."          "Mama sama papa Kayla pisah kak, jadi mama mengajak Kayla tinggal sama dia, tapi Kayla nggak mau. Mama jahat." "Kamu jangan begitu, bagaimanapun dia, dia tetap mama kamu, yang melahirkan kamu." "Kakak nggak tahu sih mama seperti apa, Kayla yang tahu kak!!" pekik Kayla yang membuat Veronika terkejut.     "Busyet...santai Kay..."          "Maaf kak."         Kayla menunjukkan rumahnya yang ternyata berjarak satu blok dari rumah Veronika.         "Makasih ya kak udah anterin Kayla pulang. Maaf tadi Kayla udah bicara kasar sama kakak."          "Nggak apa apa Kay, masuk gih. Kakak pulang ya. Bye."          Lynagabrielangga.       
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD