1. Kehidupan Seorang Playboy

1767 Words
“Good morning, Baby,” sapa sosok wanita berambut pirang panjang dengan mata biru di atas sebuah ranjang pada salah satu apartemen mewah yang ada di Times Square New York City, USA. Seorang pria dengan tubuh atletis itu berdeham sambil membelai halus pipi sang wanita berkebangsaan Amerika Serikat itu. “Morning, Honey,” sahut Arman Respati yang kemudian didekati oleh wanita bernama Annett Johnson yang sudah menjadi teman kencannya semalaman itu. Wanita yang berprofesi sebagai model majalah Playboy itu bergeser agar bisa membenamkan kepalanya di d**a bidang Arman. Bagian d**a sixpack yang terdapat bulu-bulu tipis seorang Head Manager pada perusahaan entertainment tersebut. “I'm so happy last night. I want to kiss you so much. Can I kiss you right now?” tanya Annett yang postur tubuhnya seperti gitar Spanyol tersebut. Sangat seksi dan hot tentunya. Apalagi ditambah dengan profesinya yang sebagai model majalah pria dewasa hingga banyak jadi idola para kaum Adam, termasuk Arman Respati. Kini keinginannya untuk menjerat model cantik itu berhasil dan membawa kebanggaan tersendiri bagi pria playboy sepertinya. Ketika Annett meminta untuk mencium Arman, wanita itu pun mendapat persetujuan dari pria tampan itu. Seketika langsung mendekap Annett sambil membisikkan kalimat-kalimat penuh rayuan di telinganya dalam Bahasa Inggris yang jika diterjemahkan seperti ini. “Tentu saja, Sayang. Kau mau menciumiku sampai puas pun silakan. Tapi jangka waktu untuk bercinta denganmu sudah hampir habis. Pagi ini aku harus kerja ya, Sayang. Jadi puaskan aku lagi lain kali saja. Oke?” tanya Arman yang diangguki oleh Annett setelah mendesah. “Baiklah, terserah kamu. Aku juga harus bekerja karena ada sesi foto cover majalah lain selain Playboy. Aku juga harus ke salon dan spa dulu agar tampil paripurna.” Annett menjelaskan. “Okay, Honey. Enjoy for your work,” sahut Arman yang setelah berucap demikian, langsung bergegas memberikan kecupan-kecupan panas ke bibir, leher, dan d**a wanita itu. Akhirnya sesi one night stand yang terjadi antara Arman dan Annett pun berakhir saat itu juga. Mereka berdua terpaksa harus mengakhiri sesi kencan mereka dengan cara saling melepaskan dekapan mesra keduanya. Arman bergegas bangkit dari tempat tidur seraya mengambil seluruh pakaian dan underwear milik pria itu yang berserakan di atas lantai. Ia sempat memungut mini dress seksi beserta dalaman milik wanita itu untuk dilemparkan pada Annett. Selanjutnya, Sang Kepala Manager itu pun hendak beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri akibat sudah semalaman bersenggama dengan teman kencannya itu. Wanita sebenarnya bukan merupakan kekasih resmi dari Arman mengingat pria itu selalu mengklaim bahwa ia seorang high quality jomblo. Padahal banyak sekali wanita yang ada di sekitar Arman dan sudah dikencani olehnya, namun tak pernah dianggap serius olehnya. Masih ingin bersenang-senang dengan banyak wanita hingga seolah-olah menunda untuk berhubungan serius dengan lawan jenis. Kata ‘menikah' masih sangat jauh dari Arman. Pernikahan yang masih jauh dari seorang Arman, sungguh berbanding terbalik dengan adik kesayangannya, Amara Respati yang ada di Jakarta karena wanita itu harus menikah dengan pria asing bernama Bara Gandawasa akibat sebuah kesalahan di Pulau Komodo saat pesta lajang terjadi. Akibat kesalahan satu malam itu, Amara sampai mengandung janin milik Bara. Saat ini Arman masih belum mengetahui tentang hal ini. Namun sebentar lagi akan diketahui juga pada persiapan pernikahan Bara – Amara di Jakarta. “Annett, aku mau mandi dulu. Setelah ini aku harus berangkat kerja. Kita berpisah sampai sini saja ya,” celetuk Arman saat hendak memasuki kamar mandi. Annett lekas beringsut dari ranjang, lalu bergerak menyerbu Arman dengan sebuah pelukan. “Iya, aku akan keluar dari sini setelah mandi juga. Bagaimana kalau aku ikut kau mandi di dalam saja? Untuk mempersingkat waktu,” rengek Annett seraya menatap berharap disetujui oleh sang pria playboy. Dengan cepat, Arman menggeleng. “Cukup untuk hari ini ya, Darling. Kita sudah tak ada waktu lagi. Jika kita mandi bersama, yang ada malah mandinya nggak kelar-kelar nantinya karena pasti ada adegan plus-plus di sana. Aku nggak boleh telat hari ini karena ada meeting.” Annett tampak kecewa. “Ya sudahlah, aku juga sih. Harus segera bergerak ke studio foto tak lama lagi. Tapi Baby, kapan kita bisa bertemu lagi untuk kencan? Aku jadi mau kencan lagi dan lagi denganmu. Kau terlalu menggairahkan,” bisik sang model seksi itu. Arman berdeham. “Hmm ... nanti aku kabari lagi ya, Honey. Saat aku mau berkencan denganmu, aku akan calling kamu,” janjinya. “Oke, aku tunggu. Ya sudah, aku akan menunggumu selesai mandi,” kata Annett. “Nggak usah menunggu gantian kamar mandi denganku. Kau bisa membersihkan tubuhmu di kamar mandi yang ada di kamar tamu. Mandilah di sana. Sebentar lagi, kita harus keluar dari sini. Oke?” tawar Arman yang diangguki oleh Annett. “Iya, Baby. Baiklah kalau begitu,” pungkas Annett yang kemudian beranjak pergi ke kamar mandi tamu. Sepasang pria dan wanita itu pun melaksanakan aktivitas mereka masing-masing sebelum berpisah pagi ini. Saat Arman tengah mandi, mendadak ponsel apple keluaran terbaru milik pria itu berdering dan bergetar-getar. Tampak ada pesan masuk di handphone-nya. Dari layar ponsel tampak jika ada kontak yang diberi nama ‘Cindy Garcia' mengirim pesan padanya. Siapakah Cindy Garcia? Apakah wanita itu merupakan teman kencan dari Arman yang lain? Tiga puluh menit kemudian, baik Arman dan Annett pun telah selesai mandi dan mengenakan pakaian. Terutama Arman yang sudah siap serta tampak memikat dengan setelan jas berwarna light grey, sedangkan sang model seksi mengenakan baju yang tetap terlihat seksi di bagian belahan d**a yang agak terbuka. “Kita berpisah sekarang ya, Miss Annett Johnson. Aku harus pergi ke kantor,” ucap Arman. “Okay, Baby. See you later,” sahut Annett yang kemudian memberikan ciuman sekilas di bibir Arman sebelum beranjak pergi. Tampak jika wanita itu sudah tergila-gila dengan seorang player bernama Arman Respati. Apalagi ditambah dengan hadiah cincin berlian yang diberikan oleh pria itu secara cuma-cuma padanya. Termasuk cek bernilai fantastis demi bisa mengencani model majalah Playboy seperti Annett. Sepeninggal Annett, Arman mendesah lega karena targetnya untuk mengencani model seksi dari majalah pria dewasa berhasil di lakukannya semalam. Kini ia jadi menggeser jadwal kencannya dengan wanita lain dan salah satunya ada Cindy Garcia. Wanita itu merupakan seorang rekan kerja Arman di New York. Cindy adalah seorang wanita blasteran Amerika Serikat – Indonesia yang berprofesi sebagai jurnalis dari The New York Times. Arman bertekad mengencani wartawan surat kabar bergengsi di USA tersebut. Hidup menjadi seorang player di Negeri Paman Sam adalah keinginanku. Tetapi di saat kembali ke Indonesia, aku harus menjadi Arman Respati baik-baik dan bukan pria nakal. Semua orang termasuk adik kesayanganku nggak boleh tahu jika aku seorang player of love. Arman bergumam dalam hati. Kemudian pria tampan dan hot itu lekas meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas. Ia tercengang saat tahu wanita yang akan menjadi target kencan selanjutnya telah mengirim pesan aplikasi chatting. Tanpa berlama-lama lagi, Arman segera membuka pesan lalu membacanya. Cindy yang berdarah setengah Indonesia, mengirim pesan dalam Bahasa Indonesia. Cindy : [ Arman Respati, hari ini aku workoff. Bisakah kita bertemu berdua saat jam makan siang atau lebih tepatnya saat kau pulang kerja? Aku ingin menyanggupi permintaanmu untuk berduaan denganmu. Aku lagi suntuk ini akibat pekerjaanku yang menggila di The New York Times. Bagaimana? ] Karena Arman sedang malas untuk mengetik pesan, ia memilih untuk langsung menelepon Cindy Garcia saja. Panggilan telepon dari Sang Kepala Manager pun diangkat oleh Cindy. “Morning, Cindy,” sapa Arman yang lekas dibalas oleh jurnalis wanita tersebut via telepon. “Pagi Arman. Bagaimana? Kau setuju tidak untuk bertemu denganku? I'm missing you, Man,” balas Cindy. “Me too. Aku juga, Sayang. Kita bertemu setelah aku pulang kerja saja ya? Aku akan menjemputmu di kantor. Setelah itu kita akan dinner berdua di restoran favorit kita. Kau mau, kan?” Arman bertanya pada jurnalis cantik itu. Cindy segera menjawab. “Tentu saja aku mau. Kutunggu kau di kantorku ya, Arman. Setelah dinner, kau antar aku pulang ke apartemenku, kan? Aku rindu bermanja-manja denganmu.” Arman berdecak. “Tentu saja. Aku akan mengantarkanmu pulang nanti sekaligus bermain-main denganmu, Sweety. Kau mau apa saja akan kuberikan jika aku mampu.” “Asyik, aku mau kamu menghiburku. Aku ingin berbagi keluh kesahku hanya bersamamu,” tutur Cindy dari ujung telepon genggam. Arman menyunggingkan senyum tipis. “Siap! See you soon, Sweety.” “Okay, i love you,” sahut Cindy tanpa malu-malu berkata cinta pada Arman. “Love you, too,” sahut Arman singkat yang sengaja ingin membuat ‘calon lawan mainnya dalam bercinta' tersebut terbuai gelora asmara. Sebuah kebanggaan untuk Arman bisa membuat para wanita cantik di sekelilingnya itu berbunga-bunga atas pesona Arman. Pembicaraan singkat antara Arman dan Cindy pun berakhir. Kali ini bukan Annett lagi yang akan jadi menjadi kekasih Arman, melainkan ada Cindy Garcia dan beberapa wanita lain yang tergila-gila oleh pria tampan blasteran Indonesia – Turki itu. Kehidupan seorang playboy kelas kakap seperti Arman Respati di negara barat tampak terpampang nyata. Gemar dikelilingi oleh wanita-wanita cantik yang siap untuk dikencani. Beberapa menit kemudian, Arman keluar dari apartemen mewah miliknya yang berlokasi di Times Square New York itu. Ketika membuka pintu, spontan ia terlonjak melihat ada sosok wanita yang tidak asing baginya itu tiba-tiba hadir kembali. Arman langsung memekik. “KAU ...” pekik Arman yang segera ditanggapi oleh wanita berwajah Indonesia asli itu. “Iya, aku datang lagi untuk bertemu denganmu, Bos m***m!” tandas wanita bernama Binar Cahaya yang ditemuinya kemarin saat mencumbu Annett di ruang kerjanya. Arman mengernyit dalam. “Tutup mulutmu, Wanita Sombong! Dalam rangka apa kau datang ke sini???” Binar mendesah, kemudian menatap serius pada Arman. “Aku punya tugas penting dari Pak Rendra Respati untukmu, Tuan Angkuh,” sahut Binar. “Apa??? Papa, kenapa memangnya? Ada apa???” cecar Arman penasaran. Binar mengulas senyum tipis. “Izinkan aku masuk ke dalam untuk menjelaskannya.” Arman meneguk ludah. “Nggak bisa. Aku harus berangkat kerja sekarang,” tolaknya. “Kalau begitu, izinkan aku mengatakannya di dalam mobilmu saja. Ini hal penting,” pinta Binar yang terpaksa mau menjalankan tugas yang diberikan oleh ayah Arman hingga sampai jauh-jauh datang ke New York seperti ini. Arman termangu sejenak. Lantas pria itu bersuara lagi. “Baiklah, ikut aku naik mobilku sekarang!” ajaknya sambil menarik tangan Binar. Arman dan Binar pun melangkah pergi meninggalkan lorong apartemen tersebut. Mereka berdua bergerak menuju parkiran mobil. Saat berada di dekat Arman seperti ini, Binar sempat cemas. Ia jadi merasa paranoid pada pria yang terkesan liar itu. Aduh, semoga aku aman dengan pria ini. Tolong lindungi dan jaga aku dari pria m***m ini, Ya Tuhan. Batin Binar. Apa yang selanjutnya akan berjadi antara Arman dan Binar di dalam mobil? Apakah pria itu akan menjerat wanita yang semacam muncul dari planet lain itu juga nantinya?

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD