Malam hari pukul 21:00
“T-tapi gimana de??...uang 100 juta darimana??..”
“Kita buat rencana lah dod! Lu kan pinter!..”
“Pinter?? Lu pikir pinter doang bisa buat lawan mereka?!..” ucap dodi
“BISA! PASTI BISA!..”
“Masalah berani doang mah gue ga masalah de, apalagi menyangkut kakak gue..tapi realistis aja apa iya semudah itu buat bebasin sandera?..” tanya dodi
“Yang penting kita berusaha dulu dod! Kita harus mulai bergerak malam ini sebelum kak elita diapa-apain!..” tegas dede
“Yaudah lah de, mau gimana lagi..”
“Oke sekarang kita pikirin rencananya..” ucap dede
22:00 di suatu bangunan tua
Elita mengalami siksaan dunia. Badannya lemah tak berdaya, kepalanya masih terasa sakit karena hantaman benda tumpul di angkot yang membuatnya tak sadarkan diri.
Inikah akhir kisahnya? Berakhir dengan tragis ditangan penjahat keji yang ingin menjualnya ke prostitusi?
Elita yang merasa putus asa berpikiran lebih baik mati saja daripada dipaksa menjadi pelacur..
Dosa apa yang telah ia perbuat sehingga kejadian ini menimpanya?
“DOSA APA?!!! Justru ibu yang selama ini berdosa dihadapan ku!! SIALAN!!!..” pikirnya dalam hati kesal dengan nasibnya sendiri.
Air matanya mulai mengalir, seiring dengan perasaannya hancur lebur.
Elita kini pasrah. Bersiap menuju jurang kegelapan, dunia prostitusi
Dunia seakan berlaku tak adil bagi seorang Elita Putri Anandita.
*hiksss..hikksss… ….d-dd-dodi..hikss hikss..*
“Eneng cantik…jangan nangis gitu dong..”
“Tenang aja kan ada om disini.muehehe..”
Ucap Mr X dengan suara serak
Sosok yang lumayan berotot itu dengan senonohnya bicara didepan hidung elita, tercium bau alkohol dari mulutnya. Sambil tangannya mengelus-elus paha elita yang masih memakai jeans.
“Jadi gimana neh boss?? Kapan bisa kita pake ni cewek!..”
“Iya boss! Gue udah lama ga main cewe nih!!..” ucap kedua anak buahnya Mr X
Kedua anak buah Mr X ini masih berumur 17 tahun, anak berandalan yang selalu ia temui di warung remang-remang. Mereka mau mau saja diajak Mr X menculik orang, pasti imbalannya besar.
“BERISIK LO BERDUA! MALAM INI GUA YANG MAKE! GA PUAS APA UDAH DIJATAHIN DUIT PALAKAN?!..” bentak Mr X
“Pake bareng bareng aja boss..pasti enak hehehe..”
“Haha iya betul bos dikontolin bareng bareng enak nih, mukanya cantik gitu..kontol gue udah ngaceng nih boss…” sambung salah satu anak buah
“Hmmmm…..boleh juga, buat intimidasi juga lewat video call hahahaha!..”
“Yaudah lo berdua buka celananya, terus ngocok disamping cewek ini..gua bakal telepon lagi orangnya..”
“Oyeeee thenk yu boss..”
Tanpa basa basi kedua berandalan itu mengeluarkan kontolnya yang lumayan panjang lalu dikocok disamping kak elita.
Elita hanya bisa pasrah, ia tak bisa melihat sekitar karena matanya tertutup kain, Hanya terdengar kocokan k****l dikedua sisinya dan desahan dua anak berandalan itu. Pikirannya mulai blank, kesadarannya perlahan menghilang.
Kedua berandalan itu berbuat m***m dengan menampar kontolnya ke wajah kak elita yang pucat tak berekspresi.
Sementara Mr X menyambungkan lagi telepon videonya memakai hp kak elita yang ia rampas untuk memperlihatkan kak elita yang sedang disiksa mentalnya ke dodi atau kartika untuk sekedar menakut-nakuti mereka.
Kringg..kringg.kringg...
Bunyi ringtone hp terdengar. Akhirnya telepon video pun tersambung..
Dodi yang menerima telepon itu syok melihat kakaknya sedang dilecehkan dua berandalan itu, namun dengan segera dede merebut hp itu lalu menutup sambungannya..
“Dodi!! FOKUS..! Mereka cuman nakut nakuti lu doang!..”
Dodi menghela napas, berusaha mengatur emosinya karena sekarang ia harus fokus mengumpulkan keberaniannya demi menyelamatkan kakaknya
“Aarghh sialan belum juga gua ngomong udah ditutup aja!..” umpat Mr X kesal
Mendidih sebenarnya emosi dodi melihat pemandangan tadi, amarahnya memuncak melihat kakaknya duduk lemas tak berdaya diapit dua remaja dekil sedang mengocok kontolnya.
Dibenaknya hanya ada satu tujuan yaitu menghajar mereka semua, titik.
“Gimana nih boss? Udah bisa dipake belom??..”
“Bacot lu berdua, minggir! Gua yang make malam ini!!..”
Dengan kasar Mr X mengusir kedua anak buahnya keluar dari bangunan itu lalu menutup pintunya, ia tak sabar ingin menikmati tubuh hasil buruannya malam ini sendiri.
Kini mereka berdua terpaksa menunggu diluar. Karena tempat persembunyian mereka berada di dekat persawahan, maka pencahayaan disini sangat minim, bisa dibilang gelap gulita. Hanya didalam yang memakai lampu petromak.
“Ahh sialan si boss, katanya mau dipake bareng bareng!..”
“tauu mau enaknya sendiri aja!..”
23:10, Mr X menghampiri Elita yang masih terikat tali di kursi. Memulai aksi bejatnya.
“Hehehe eneng cantik…om buka ya kainnya..”
Dengan perlahan Mr X melepas kain yang melilit mata elita, kini terlihat wajah cantik elita yang menunduk meneteskan air mata sambil sesenggukan
“Jangan sedih dong sayang...besok ibumu pasti datang...hehehe..”
“Malam ini kamu om temenin ya, enak deh nanti hehehe..” ucapnya sambil membelai-belai rambut elita
“hikss..hiksss..hikss...engg-gaa..jj-jangan pegang pegang..” ucap elita tersedu-sedu
“Loh kenapa? Om suka banget loh sama rambut kamu, halus..panjang..badan kamu juga tinggi dan seksi...pasti nanti mahal buat om tawarin ke bos,upss.. ehh hahaha..”
“CUIHH!!..” elita yang emosi mendengarnya nekat meludahi Mr X tepat dihadapannya membuatnya terjungkal kebelakang
“ARGHHHH!!!!..”
“Ohhh gituu mainnya, udah om baik-baikin. Balesnya ludah..kamu ini cewek pertama yang berani gitu loh, cewek lainnya yang sekarang kerja di lokalisasi sana gak ada yang gitu.. mereka semua nurut…karena kalau ga nurut, nyawa taruhannya..”
“disuruh berdiri nurut..disuruh nyepong nurut..apalagi disuruh ngangkang..”ucap Mr X
“Lebih baik gue MATI.. daripada jadi w************n disana!..” tegas elita
“hmm….coba kamu berdiri…”
Mr X lalu melepas ikatan tali dari tubuh Elita agar ia bisa berdiri.
Namun elita tidak mau berdiri.
“Mendingan kamu nurut sekarang neng, om lagi ga pengen bunuh orang malam ini..”
Elita masih menolak untuk mengikuti perintah penculiknya itu.
Mr X yang kesal kemudian memaksanya berdiri dengan menarik rambutnya
“Aaarhhhh!!..” teriak elita
Elita pun terpaksa berdiri
“Nah gini dong, kan keliatan body mu..tinggi mu diatas rata rata seumuranmu ini hehe..” ucap Mr X sambil merapikan rambut elita
Kini Elita berdiri dengan kaki gemetar didepan hadapan pria tua yang menculiknya tadi, tercium macam macam bau tidak sedap dari tubuh Mr X.
“Wah payudaramu lumayan bulat ya..tapi ga sebesar si intan yang minggu lalu om jual sih haha..”
“Om pegang ya..”
Baru sedetik meremas p******a elita, Mr X mendapat ludahan lagi dari elita
“AARGHH..KAMU YA…E..L..I..T..A….BERANI BERANINYA!!..”
*DUGG!!*
*PLAKK!!*
Hantaman keras dengan dengkul mengenai perut lalu tamparan keras mendarat di pipi elita.
Elita kini terkapar di lantai, meringkuk tak berdaya
Masih belum puas, Mr X dengan kasar menangkat tubuh elita, memaksanya berdiri.
Elita sempoyongan berdiri hampir kehilangan semua kesadarannya, lalu..
*JDUGGG!!!!*
Pukulan sepenuh tenaga mengenai d**a bagian kanan elita, menghempaskan tubuhnya kebelakang hampir satu meter, mulutnya sampai mengeluarkan darah.
Kolaps, Elita tergeletak di lantai kayu tak sadarkan diri.
….
Sementara dari luar kedua anak buah Mr X sedang mengintip ke dalam lewat celah celah dinding kayu.
“L-lah lahh…kok malah dihajar sama si bos?!.”
“Iyaa ya, kirain mau digarap..mana gue udah siap siap ngocok ini..” ucap temannya
“Mungkin biar pingsan dulu baru digarap, biar enak mungkin yahaha.”
“Ga sabar gue nunggu giliran…uhhh k****l gue nyut nyutan liat cewe nganggur gitu..”
Mereka pun lanjut mengintip kedalam, dilihatnya Mr X kini sedang mengocok kontolnya yang panjang dihadapan elita yang tak sadarkan diri, ada benarnya juga tebakannya tadi.
Aksi b***t Mr X berlanjut, kini ia terlihat sedang mencumbui mulut elita sambil rebahan disampingnya.
“Ahhh enakk.. gilak..nanti gua bisa dapet berapa juta dari si bos nih hahaha…sebelum kasih ke bos ada baiknya di tes dulu hahaha..” ucap Mr X
Kedua anak buahnya yang mengintip tidak tinggal diam, mereka mulai mengocok kontolnya masing. Menunggu adegan eksekusi yang ditunggu-tunggu.
Tiba tiba dari arah belakang..
*JEDAAGGGG!!* *JDAAGG!!*
Dodi dan dede datang tak terdeteksi dari semak semak lalu menghajar kedua berandalan itu dari belakang, hantaman keras balok kayu dikepala langsung membuatnya jatuh pingsan.
“mati aja lo… haha gila kita udah kayak ninja.” ucap dodi
“Bagus..gue lewat belakang ya, sesuai rencana….. tapi..kalau kita ga selamat malam ini…gue…” ucap dede
“bacot lu, ayo bergerak..senternya jangan terang terang….atur ke yang paling kecil, asal jalan keliatan aja…dan awas jangan sampai rusak, punya bapak gue itu..”
“Aelah iya iya masi aja mikirin gituan….tapi ini orang berdua diapain?..” tanya dede
“Oh iya iket aja kata gua mah, biar ntar pagi ketahuan sama warga…lu bawa kan tali?..” balas dodi
“Ada tali mah, yaudah bantu gue iket..”
Mereka pun mengikat kedua berandalan itu di kaki dan tangannya.
“dahh selesai…sipp, waktunya beraksi..
“Siap de, ayo..”
“Tapi sebelumnya dod, gue minta lu harus kuat sekarang! Apapun keadaan didalam lu mesti kuat dan fokus ke misi kita selamatin kakak lu!..” ucap dede untuk menguatkan dodi
“Ah gue udah penuh adrenalinnya nih pasti kuat lah, ayo bergerak..”
“Sip gue jalan ya kebelakang..”
Setelah cahaya redup dari senter kepala dede mulai hilang ditengah semak-semak, dodi mulai bergerak ke pintu depan yang tak jauh dari lokasinya saat ini disamping bangunan.
Dodi membuka hpnya untuk memberi tahu dede, rupanya dede sudah duluan mengirim pesan. Berisi “ayo dod gua udah didalam..”
Dodi membalas “Oke siap gue masuk..”
Sementara Mr X yang sedang menikmati tubuh Elita tak menyadari kedatangan dodi & dede, ia melanjutkan aksi bejatnya lebih jauh. Kini ia telah membuka pakaian elita hingga tersisa cd dan bra saja.
Tak sabaran ingin segera menikmati surga dunia, Mr X berinisiatif langsung memasukan penisnya ke v****a elita yang masih perawan.
Ia menindih elita dengan tubuh besarnya lalu mengarahkan penisnya ke v****a elita lalu ia mulai coba masukkan melalui samping celana dalamnya.
Namun penisnya kesulitan untuk masuk saking besarnya.
Setelah semenit akhirnya kepala penisnya berhasil masuk, kini tinggal satu hentakan keras untuk menjebol keperawanan elita.
Mr X mengambil ancang ancang, ia memposisikan penisnya sejajar sambil kedua tangannya membuka paha elita lebar lebar.
Tiba tiba elita tersadar dari pingsannya, ia sangat syok melihat badan besar penculiknya berada diantara kedua kaki jenjangnya berusaha memperkosanya, sontak elita teriak sekencang kencangnya
*AAAAAHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!..*
Mr X terkejut namun sudah kepalang tanggung, ia segera mendorong penisnya masuk.
Baru setengah jalan p***s Mr X masuk, tiba tiba pintu terbuka dengan keras.
Dodi yang mendengar teriakan kakaknya langsung mendobrak pintu
*BRAAAKK!!*
“KAAAKKK!!!....KAKAK!!!..” teriak dodi panik
Mr X kaget bukan kepalang, bagaimana bisa lokasinya ditemukan. Padahal tempat persembunyian ini tertutup pepohonan yang lebat.
Di dalam sangat gelap, dodi tak dapat melihat apa apa, situasi mulai mencekam. Dodi yang awalnya gagah berani mulai ciut nyalinya sendirian di dalam gudang tua walau ada dede disisi lain bangunan. Tetap saja dodi aslinya kutu buku yang nyalinya tak sebesar dede, kini dodi merinding sendiri padahal belum bertemu penculik kakaknya.
“kk-kak…d-ddi-dimana…kak..” panggil dodi terbata-bata
“Hiihh serem amat ini bangunan..gelap.., bisa bisanya lokasi hp kakak terdeteksi disini..” ucap dodi dalam hati
Sementara Mr X langsung keluar membawa lampu petromaknya menuju pintu depan meninggalkan elita sendirian. Elita segera memungut pakaiannya dilantai setelah Mr X pergi dari ruangan.
“Sialan..ganggu orang lagi enak aja..” gumam Mr X
Dodi yang sedang berdiri kebingungan dikagetkan oleh suara pintu terbuka, kini tampak sosok pria berbadan kekar dengan tinggi 172 cm membawa lampu di sebelah tangannya.
Dodi langsung menyalakan lampu senternya, kini makin terlihat jelas wajah tua si penculik berdiri sekitar 15 meter didepannya.
Tangan dodi sampai gemetar saat menyoroti senter ke sosok didepannya.
“HEEH! LU DODI YA?!..” bentak Mr X
“ee-eehh i-iya bang..” jawab dodi ketakutan
“BISA BISANYA LU YA NEMU TEMPAT GUE..MAU JADI PAHLAWAN LO?!..”
“BADAN LO KURUS PENDEK PULA! BERANI APA LO SAMA GUE!!..” ucap Mr X berjalan menghampiri dodi
Dodi berusaha mengembalikan nyalinya, ini demi kakaknya. Ia harus kuat!
*ekhemm*
“Hah! Gua ga takut sama lo!!..” tegas dodi
“Lepasin kakak gua sekarang atau gue telepon polisi!!..”
“wahaha mulai berani nih!..”
“Hahaha lu kira semudah itu?! Minta tolong ke polisi..hahaha….yang ada lu ntar dimintain duit sama polisi! Hahaha,,”
“Berisik!! Lepasin kakak gua sekarang juga!!..”
“Eh anak kecil! Selama duit 100 juta belum gua dapet…jangan harap kakak lo bebas!..”
“GUA TUNGGU SAMPAI BESOK MALAM KALAU BELUM DI TRANSFER JUGA..”
“KAKAK LO GUA JUAL KE MUCIKARI!!”
“Sialaan!!!..” bentak dodi emosi
“AHAHAHA PADAHAL TADI HAMPIR AJA GUA ENTOT KAKAK LU..UDAH MASUK SETENGAH..EHH LU MASUK..GANGGU AJA..”
“AAA-PAA LU BILANGG??!!!..”
“Haha iyaa, dengerin ya anak kecil! TADI HAMPIR GUE ENTOTIN KAKAK LU YANG CANTIK…UHH ENAK BANGET JEPITANNYA KERASA WALAU SEBENTAR AHAHA!!..”
“KALAU GA ADA LU UDAH GUA ENTOT HABIS HABISAN MALAM INI HAHAHAHA..”
Mendidih emosi dodi mendengarnya, sebelah tangannya masuk ke kantung celana belakangnya mengambil sesuatu.
“SIALANNN......HAAARGHHH!!!!!..”
Dengan gerakan cepat dodi melempar dua mata pisau kecil ke arah Mr X dengan tangan kanannya.
Satu mata pisau berhasil mengenai kaki Mr X, meninggalkan sayatan yang cukup membuat darah mengucur.
Bukan tanpa alasan dodi membidik kaki, ini sudah bagian dari rencana.
Mr X tak dapat melihat dan menghindar dari serangan tiba tiba dodi karena minimnya cahaya sementara dodi dengan mudah membidik dengan bantuan lampu senter dikepalanya.
Sementara itu di sisi lain dede sudah menyelinap lewat pintu belakang untuk menyelamatkan elita, memanfaatkan dodi yang sibuk dengan sang raja maling.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya dede menemukan ruangan dimana elita disekap, sedang duduk dipinggir kasur tua
Dari sorot senternya, dede melihat kondisi kak elita sangat menyedihkan. Rambutnya berantakan, wajahnya pucat dengan bekas darah di samping dagunya. Dede bahkan hampir tak mengenalinya lagi.
Dede segera menghampiri kak elita untuk segera membawanya pergi dari neraka dunia ini.
“Kak itaa!!..ini dede!!..” ucap dede membangunkan elita dari lamunannya
“Hhuhh..??...d-dede?..… Dedee!!!..”
Elita menangis bahagia melihat kedatangan dede, ia beringsut bangun lalu memeluk dede sambil menangis.
“hikksss..hikksss.hikksss…d-dedee…….hkkss hiksss..”
“Tolong bawa kakak keluaarr dee huuuuuhuuu….kakak ga kuatt huaaa…hikss..hikss..” tangis elita di dekapan dede
“K-kak ita…udah..jangan sedih…kamu aman sekarang…dede bakal bawa kak ita pergi dari sini” ucap dede menenangkan elita
“T-tapi…dimana orang itu…dua berandalan sama bosnya..”
“Mereka berdua udah ditangani kak, tinggal bosnya itu yang lagi sama dodi di ruang depan”
“DODI??!!..DODI???..K-kamu ga salah de!..”
“Uhh..emang kenapa kak..” tanya dede
“Dodi ga bakal bisa lawan dia dee..badan orang itu besar dan berotot!!..dodi kan pendek.”.
Dede mulai khawatir setelah tahu orang yang akan dihadapi dodi berbadan kekar. Tapi jika berjalan sesuai rencana seharusnya baik baik saja karena peran dodi hanya memancingnya berlari keluar
“Ee-ehh.. tenang aja kak..rencananya dodi bakal pancing orang itu untuk ngejar dia..sementara kita kabur dari sini…”
“T-tapi de..kalau ga sesuai rencana gimanaa??..”
“Udah tenang aja…jangan putus asa gitu dong..sekarang tinggal tunggu aba aba dari dodi baru kita jalan keluar oke?..” ucap dede melepas pelukan elita
“I-iya de…makasih udah menyelamatkan kakak de..” ucap elita tersenyum ke dede
Tak lama kemudian terdengar erangan dari ruang depan.
*HHAARGHH!!..”
“BERANI BERANINYA LO ANAK KECIL!!!..”
“SEKARANG DEDE!!!!!..”
“KABUUURRRRRR..” teriak dodi
“JANGAN LARI LO ANAK SETANN!!..”
Lalu diikuti suara ribut derap langkah orang berlari.
“NAH ITU DIA!!..”
“SEKARANG KAK AYO!!..” ucap dede
“I-iyaa de..tolong bantu kakak jalan de..kakak masih lemas…”
Dede kemudian melingkarkan tangannya ke pundak elita untuk memudahkan elita berjalan.
“Ugghh berat kak..a-ayo kita jalan..”
Bagaimana tidak berat, dede yang kurus harus menjadi tumpuan bagi elita yang 11 cm lebih tinggi darinya
Mereka pun berjalan keluar kamar lalu menuju pintu belakang, sesampainya diluar dede dan elita berjalan menembus semak belukar lalu menuju jalan ke arah desa sebelah, dede berencana memutar sampai ke desa sebelah karena jika lewat jalan langsung menuju desanya ia takut akan berpapasan dengan si penjahat itu, tak apa lah jauh yang penting selamat.
Di sisi lainnya dodi sedang berlari terbirit-b***t dikejar Mr X, tubuh dodi yang kecil dapat berlari kencang meninggalkan Mr X dibelakang yang berlari pincang karena luka di kakinya.
Setelah 5 menitan berlari, dodi mulai kehabisan napas, ia menengok ke belakang. Namun tak ada siapa-siapa. Pikirnya si penjahat tadi sudah tertinggal jauh dibelakang. Dodi merasa lega.
Dodi sekarang ingin menelepon dede untuk mengetahui kabarnya saat ini.
*tuuutt* *tuuutt* *tuuutt* *tuuutt*
“ayo dong de..diangkat…”
*tuutt* *tuuutt*
“angkat dee..angkat…haduhh.”
Setelah 20 detik akhirnya telepon dodi dijawab
“h-hahhhhallooo.. d-dodii…hahh hagghh..”
“DEDE! GIMANA LU DE!!..” tanya dodi khawatir
“bb-baikk dod..kakak lu lagi sama gua d-disini..”
“SYUKUR LAHH…MAKASIH DE…”
“POSISI DIMANA DE?..”
“di jalan ke arah desa cijati dod, gua muter ini sekalian ke warkop disana minta tolong..”
“Minta tolong apa ngopi lu de haha..”
“Yaudah gue nyusul ya lari kesana…eh ngomong ngomong kok nafas lu berat banget de..” tanya dodi
“BERAT DONGOO..BERAT KAKAK LU..INI GUE BANTU JALAN…SOALNYA LEMES..”
“eehh iya hehe..udah ye de, makasih..”
Setelah menutup teleponnya, dodi mulai berlari menyusul dede.