Lethicia terdiam saat pertama merasakan bibir Geraldo di bibirnya. Merasakan aliran listrik merayap ke sekujur tubuhnya, sebelum detak jantungnya berkali lipat meningkat. Apalagi ketika Geraldo memaksa sepasang bibirnya terbelah. Cia mengangkat kedua tangan ke bahu Geraldo untuk bisa menahan bobot tubuh, ketika merasakan kedua kakinya lemas seketika. Itu bukan ciuman pertama mereka, namun terasa begitu berbeda bagi Lethicia. Efeknya begitu dahsyat, hingga mampu melumpuhkan saraf-sarafnya. Entah untuk berapa saat Lethicia terlena. Memejamkan mata dan mengikuti ritme tarian bibir pria yang sudah sah menjadi suaminya. Sampai ketika suara itu terdengar. “Kamu menyukainya?” Suara yang terdengar begitu dekat disertai terpaan napas hangat—menarik Cia kembali ke kesadarannya. Sepasang mata wani