"Kok cemberut gitu, sih? Ada masalah apa? Ku perhatikan dari kemarin kamu banyak diam." Vennia memasang tampang heran. Saat ini, ia memang sedang bersama Airin di cafetaria Rumah Sakit untuk menikmati istirahat siang. Sedari tadi, saat mengajak untuk berbincang, Airin lebih banyak diam. Padahal, biasanya Airin selalu cerewet dan antusias. Itu sebabnya, Vennia meyakini pasti ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya itu. "Cerita kalau ada masalah. Nggak baik dipendam sendiri. Ya, walaupun aku nggak bisa kasih solusi. Seengaknya, aku bisa bantu ledekin seperti biasa." Airin tambah cemberut. Gemas, ia cubit lengan Vennia sedikit kuat. "Sakit, Rin!" keluh Vennia sungguh-sungguh. Ia benar merasa kesakitan. Dilihat dari ekspresinya, Airin beneran kesal. "Biarin! Lagian, bukannya menghibur,