Chan tersenyum melihat wanita berpenampilan seksi yang baru saja tiba di kediaman.
'Sepertinya ini akan menjadi malam kemerdekaan Tuan.'
"Datang juga Nona? Apa Nona Bella Gudara benar-benar butuh penanganan?" Senyuman Chan tampak licik. Pria itu bersandiwara dengan meledek.
"Jangan pernah mengganti nama belakang putriku!" tekan Berlyn, dan Chan lagi-lagi melempar senyumnya.
"Baiklah, mari saya hantar Nona Berlyna!"
Sungguh berat, ini tidak mudah bagi siapapun. Namun, jika sudah berhadapan seperti ini maka, bisa, tidak bisa, akan tetap terjadi.
'Ayah maafkan aku, aku harus seperti ini demi nenek. Suatu saat aku akan tetap membalaskan dendammu!' batinnya.
Sampai di ambang pintu, Darte sudah tampak berselonjor di atas ranjang. Ponsel yang ia genggam tiba-tiba terhempas begitu saja sa
