Rangga masuk ke dalam kamarnya diikuti Tari kakaknya. Rangga bisa melihat pandangan kakaknya ynag langsung tertuju pada bagian sudut kamarnya yang penuh dengan berbagai lukisan hasil karyanya serta beberapa peralatan melukis yang tergeletak di meja. Tari berjalan perlahan mendekati lukisan-lukisan tersebut. Ia memperhatikan satu persatu lukisan yang ada di hadapannya dengan tatapan datar penuh penilaian. “Kemampuan melukis kamu ternyata semakin hebat,” puji Tari pada adiknya itu. Rangga hanya diam tidak berkomentar apapun. Menyadari adiknya yang hanya diam saja, Tari segera berbalik dan menatap adiknya itu. “Kamu tenang saja, kakak nggak akan memberitahu Mama tentang kamu yang diam-diam masih melukis di sini. Namun kamu harus ingat Rangga, tujuan kamu kuliah di Singapura untuk belajar