Konsentrasi Vier akhirnya pecah. Dia sudah berusaha keras sejak tadi agar tetap fokus pada pekerjaanya. Tapi gagal. Dibantingnya berkas itu keatas meja. "Riana!" Katanya menyebut nama itu sambil memejamkan mata. Vier menghela napas. Kenapa harus Riana? Bagaimana dia akan menghadapi wanita itu nanti? Agh. Mereka akan jadi sering bertemu. Dan sialnya akan dimulai siang ini. "Maaf pak, ada tamu," kata Wina. Vier memperbaiki posisinya dengan cepat. "Suruh masuk," katanya. Vier melonggarkan sedikit dasinya. Tak lama kemudian pintu ruangannya terbuka. Dan wanita cantik itu masuk. Vier sempat terpana selama beberapa detik. "Hm," Vier tersadar dan mempersilahkan wanita itu duduk. Dia kemudian beranjak dan pindah duduk ke sofa. Berhadapan dengan wanita itu. "Bagaimana prosesnya?"