“Sampai kapan pun aku tidak akan pernah meminta maaf kepada Alice!” serunya dengan napas memburu. “Oh, jadi kau lebih memilih opsi kedua, ya. Baiklah aku akan mengabulkannya,” kata Damian tenang. Alexis menggeleng cepat, wanita itu meraih pergelangan tangan sang kekasih dengan kuat. “Apa kau sudah tidak waras, Damian? Aku ini kekasihmu, calon istrimu. Bagaimana bisa kau mempermalukan ku dan menyuruhku bersujud di hadapan Alice? Dia itu bukan siapa siapa! Dia tidak berhak diperlakukan semanis itu!” Damian menatap sinis, pria itu menepis tangan Alexis dengan kasar. “Lalu, apa menurutmu penjahat seperti dirimu lah yang harus diperlakukan dengan manis, iya?” “Tidak, aku bukan penjahat …” “Lalu apa namanya jika bukan penjahat, hum? Alexis, jujur aku tidak percaya dengan ini. Kau … bisa b