Pagi ini cahaya mentari mulai menyusup melalui celah jendela yang terbuka, membuat seseorang yang masih bergelut dengan selimut itu terpaksa menyipitkan matanya. Alice membuka sedikit matanya, melirik pada jam dinding yang terpasang di depan sana. Sesaat, dia menghela napas. Sudah pukul delapan pagi, tapi kenapa tidak ada yang membangunkannya? Lantas, saat Alice mencoba untuk bangkit, gadis itu meringis. Dia memegangi bagian s e l a k a n g a n nya yang terasa perih. Ditambah kepalanya masih berat sekali. Sebenarnya, apa yang terjadi semalam? Mengapa dia tidak berhasil mengingatnya barang secuil saja? Alice betul betul tidak ingat apa yang terjadi. Dia hanya ingat saat Damian menyentuhnya. Ah, apa? Menyentuh? Seketika bola matanya membelalak. Cepat cepat Alice membuka selimutnya da