Marcell masih membiarkan ponselnya berkedip-kedip hingga tiga kali panggilan itu berulang. Pada panggilan keempat, Marcell menekan tombol merah, yang artinya dia menolak panggilan itu. “Nggak diangkat? Mungkin ada urusan penting,” ucap Ay saat Marcell memasukkan kembali ponselnya ke saku celana. “Nggak penting,” jawab Marcell singkat. Tapi ekspresi wajah Marcell kini berubah sedikit murung, tidak lagi ceria seperti sebelumnya. Mereka melanjutkan jogging saat matahari sudah mulai bersinar hangat, lantas meminjam sepeda untuk gowes santai di sepanjang hutan kota. Mereka bercerita, bercanda, dan tertawa bersama. Pagi itu, Ay melihat sisi yang berbeda dari sosok Marcell. Pemuda itu tampak santai dan lembut, jauh berbeda dengan sikapnya pada hari-hari biasanya. Menjelang pukul sepuluh, mere