Ay terbangun karena ada sesuatu yang berat menindih lengannya. Oh, bukan hanya lengan, tapi serasa seluruh tubuhnya juga. Ia mencoba bergerak, tapi sangat sulit, sesuatu itu sangat kuat membelit. Maka dia mengerjap, mencoba memindai situasi dalam keremangan. Dan ia terbelalak kaget saat mendapati wajah Marcell tepat berada di samping wajahnya. Hingga embusan napasnya yang teratur dan hangat membelai menerpa telinga dan pipinya. Sesuatu yang berat itu ternyata d**a pria itu menindih lengannya. Tangan pria itu juga melingkar di pinggangnya. Dan kaki Marcell melingkar di pahanya. "Ihhh," desisnya, seraya berusaha menyingkirkan beban berat yang tidak sebanding dengan tubuhnya itu. Dengan sedikit usaha keras, akhirnya lengannya berhasil dibebaskan dari tempaan d**a kekar itu. Huh, kebas. Ha