Tawa anak-anak selalu terdengar merdu dan menenangkan di telinga Mumtaz. Meski saat ini yang terjadi adalah mereka semua berebut oleh-oleh yang mumtaz bawa. Bising dan heboh! “Hei jangan rebutan, Teteh udah tulis nama kalian di barangnya,” lerai Mumtaz. Bukan adik-adiknya Mumtaz jika tidak ribut. “Loh, punya Sari lebih bagus masa?” protes Jani. “Iya, lebih gede pula.” Lulu ikut-ikutan protes. “Gak ada yang lebih bagus gak ada yang jelek, semua sama, harga juga sama. Teteh beli sesuai dengan kebutuhan kalian.” Satu kantong lainnya berisi camilan diberikan kepada Dani. Sebagai anak tertua, Dani selalu sigap memberikan bantuan dan merawat adik-adiknya dengan baik. “Gimana kerjaannya, Dan?” tanya Mumtaz. Dani mengambil pirinng kosong dan stoples kotak berwarna hijau. Kemudian memasukkan