“Kok ke sini?” Mumtaz mengerutkan kening kala mobil yang Alif kemudikan parkir di salah satu departemen store yang masih buka di kota Garut. Alif turun dari mobil kemudian dia berputar dan membuka pintu untuk Mumtaz, perempuan itu terheran-heran dengan kelakuan Alif. Tadi marah sekarang dengan ramah membawa mumtaz ke pusat perbelanjaan yang hampir tutup. “Jangan bawa gue makan, Om.” “Enggak, kamu, kan udah makan sama Airlangga.” “Nyindir,” gerutu Mumtaz. “Lah, bukan nyindir, itu kenyataan kali, sayang.” “Serah!” Alif sengaja menautkan tangan kemudian memasuki area departemen store, aroma roti panggang membawa lelaki itu ke masa di mana saat sedang merantau di negeri orang, roti adalah makanan wajib yang dia makan saat sarapan. Selain praktis dan mudah Alif juga tidak perlu repot-rep