Setelah keluar dari ruang dosen, Ishana minum air dari dalam tumbler yang selalu dia bawa ke mana-mana. Pembicaraan di dalam tadi membuatnya gugup dan kehausan, sekarang usai membasahi tenggorokan, Ishana merasa sudah kembali baik-baik saja. Melirik di sepanjang bangku tunggu lorong, tidak ada Agnia maupun Eleena. Itu berarti salah satu dari keduanya belum ada yang selesai. Dikarenakan sudah janji untuk mampir ke kantin sebelum pulang, dengan perasaan plong Ishana menempati salah satu kursi. Meletakkan zipper bag, berikut tote bag. Mengeluarkan ponsel dari dalam sana, membalas chat Kaivan yang sedari tadi pagi Ishana abaikan. Memang kebiasaannya jelekk sekali terhadap pria ini, tetapi mau bagaimana lagi, Ishana tidak bisa pura-pura baik jika memang dia tidak suka pada sesuatu/seseorang.