Sikap yang Tenang

1373 Words

Kami akhirnya sampai di rumah. Perasaanku masih tidak karuan. Tentu ini bukan saat yang tepat untuk saling diam. Tapi, aku terlalu gengsi untuk memulai percakapan. Dia juga tampaknya masih terlalu bingung untuk membuka obrolan. Kami hanya masuk ke dalam rumah bersama. Lalu saling diam dan aku memilih masuk ke dalam kamar. Entah dia ada di mana dan melakukan apa. Aku tak tahu dan tak mau tahu saat itu. Aku mengganti bajuku dan mulai merebahkan diri. Kepalaku terisi dengan segala prasangka. Wanita mana yang tidak akan memiliki pikiran buruk setelah melihat beberapa gelagat aneh dan sebuah kejadian nyata di depan kedua matanya. Aku memang masih belum sepenuhnya menerima dia. Tapi, sebagai istri rasanya sakit juga. Aku menelungkupkan badanku. Memejamkan mata dan memilih untuk tidur saja. Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD