Dera Jadian

1531 Words
Dera dan Aditya memang sudah berteman dari SMA dulu, makanya mereka tak ada rasa canggung saat bercanda. Sampai sekarang mereka masih suka bertemu. Tidak jarang juga Dera dan Aditya habiskan waktu bersama, entah nonton ataupun hanya jalan-jalan mengelilingi kota. Sebenarnya Aditya sudah menaruh hati dengan Dera, tapi dia tak punya keberanian untuk mengungkapkannya. Dera gadis yang sangat cantik banyak lelaki yang suka sama Dera. Aditya takut cintanya bertepuk sebelah tangan makanya sampai sekarang dia belum meyampaikan isi hatinya. Aditya takut persahabatan mereka jadi rusak kalau cintanya sampai ditolak Dera. Namun rasa itu terus berkecamuk di dalam d**a Aditya. Hingga Aditya sudah tidak bisa menahannya lagi dan ingin menumpahkannya. Aditya akhirnya menyampaikan rasa itu ke Dera. “Dera... ada sesuatu yang ingin aku bicarakan ke kamu? “Aditya menarik tangan Dera lalu memegangnya dengan kuat. Mereka saling berhadapan sangat dekat, suara detak jantung Aditya berdegup cukup kencang ”dag.. dig.. dug”. Dera pun merasakan hal yang sama, dalam hati dia berucap “Ya Tuhan... gimana ini, kenapa perasaanku jadi tak karuan begini. Ada apa dengan Aditya?” Dera dan Aditya sama-sama terdiam, 10 detik telah berlalu. Aditya mengambil nafas panjang lalu menghempaskannya lagi ke udara. "De... Dera, sebenernya aku suka sama kamu dan aku juga cinta sama kamu. Maaf Dera aku sudah tidak bisa menahan rasa ini, terlalu lama aku memendamnya hingga membuat ubun-ubunku terasa mau pecah mengeluarkan segala isinya. Apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku Dera?” “Hmm....” Dera berpikir sejenak jeda 10 detik lalu berkata, "maafkan aku Dit aku belum bisa jawab sekarang, kasih aku waktu untuk berfikir dulu ya”. “Baik Dera, aku tunggu jawabanmu secepatnya ya?”, ucap Aditnya dengan penuh harap. Sampai di rumah ucapan Aditya terus terngiang-ngiang di telinga Dera. Dera bingung harus jawab apa, sebenarnya Dera mengagumi Aditya. Aditya lelaki yang sempurna, banyak perempuan yang suka sama dia. Dera juga menyukai Aditya tapi dia takut jika nanti hubungan mereka harus kandas, persahabatan mereka juga ikut kandas. Lebih-lebih kalau Dera menolak Aditya, pasti keduanya menjadi canggung. Persahabatan mereka pasti di ujung tanduk. “Gimana ini” dalam hati Dera berbisik. *** Dera menerima Aditya, itu keputusan yang terbaik. Bagi Dera yang penting dijalani dulu, kandas tidaknya menjadi urusan belakangan. Jodoh juga kan tidak ada yang tahu. Hari pertama paska Dera dan Aditya jadian begitu indah, mereka menghabiskan waktu bersama. Dera dan Aditya begitu menikmati kisah kasih mereka. Hari ketiga, sifat asli Aditya mulai terlihat. Setiap kali Dera ketemu dengan teman-temannya, Aditya selalu menampakkan raut wajah yang tidak enak. Aditya hanya ingin Dera menemaninya setiap saat dia membutuhkan Dera. Aditya melarang Dera menerima tamu laki-laki selain dia. Aditya juga mulai mengatur segala urusan tentang Dera. Pada malam hari saat Dera akan memejamkan matanya, ponsel Dera berdering. Nomor Aditya masuk. “Halo, ada apa Dit?” “Enggak ada, ngapain kamu? “Belum tidur?"rentetan pertanyaan muncul dari mulut Aditya. “Baru saja memejamkan mata, kamu bikin terbangun lagi”. Dera agak kesal. “Sorry...kira belum tidur”, jawab Aditya pelan. “Ada yang mengecek ceritanya?" sindir Dera. “Maksudnya?" Aditya balik bertanya seolah menutupi niatnya. “Udah lah aku ngantuk, udah malem.” Dera menutup ponselnya sepihak. Pagi hari saat Dera akan beranjak dari tempat tidurnya, ponsel kembali berdering. Di layar ponsel muncul nama Aditya masuk. “Kenapa lagi Dit?” Dera ketus. “Kamu kok gitu sih?” Kenapa semalem langsung matiin ponselnya? Aku kan belum selesai ngomong. Kamu marah? Maafin aku ya? “Aditya menghujani Dera dengan rentetan pertanyaan. "Enggak marah...cuma kesel aja!” Dera masih ketus. “Kenapa sih Dit, kamu enggak percaya sama aku? Dikit-dikit telephone... dikit-dikit telephone! Capek aku! “Dera dengan intonasi makin tinggi. "Bukan gitu maksudku, aku hanya...?” Aditya berfikir sejenak, jeda 5detik Dera langsung menyambar ucapan Aditya. “Hanya apa!” Hanya cemburu! Kecemburuan kamu itu terlalu Dit, percaya sama aku.” Aku cuma cinta sama kamu, cuma kamu laki-laki yang ada di hatiku” “Oke Dera, aku percaya sama kamu.” ucap Aditya pelan, hingga membuat suasana menjadi tidak tegang lagi. "Dit, udah dulu ya. Aku pengin ke belakang, kebelet nih hehe...”.Dera tertawa kecil sembari menutup ponselnya. Di hari Minggu ini, langit begitu cerah, sinar matahari memancarkan sinarnya begitu terik ke bumi. Dera lebih memilih berdiam di rumah menghabiskan waktu dengan Handoko. “Tumben hari Minggu kamu di rumah?” tanya Handoko sambil mengerutkan kedua alisnya. “Iya Ayah, malas mau keluar panas matahari begitu menyengat” Dera duduk di kursi ruang tengah mendekati Handoko. “Iya lah...sekali-kali temani Ayah liburan di rumah”, Handoko tertawa kecil. "Oh iya, Ayah lihat berapa hari ini kamu lagi deket sama siapa namanya? “Handoko memutar kedua bola matanya terdiam sejenak, 10 detik berlalu “Si... Aditya?” Kalian pacaran?” “Hmm...”, Dera menggigit bibir bawahnya lalu berkata, “iya Ayah”. “Nak..ayah enggak melarang kamu pacaran, pesen ayah kamu harus tetap hati-hati dan jaga diri,” sambil memegang pundak kanan Dera Handoko menasehati Dera. “Iya Ayah, makasih. Dera sayang Ayah”, Dera memeluk Handoko. Senyum bahagia terus terpancar dari bibir Dera. Raut wajah Dera juga menampakkan kalau Dera sedang bahagia, karena selain sudah resmi jadian dengan Aditya, Dera juga sudah mengantongi izin Handoko untuk berpacaran. Tak terasa hubungan percintaan Dera dan Aditya memasuki 2 minggu. Saat itu Dera dan Aditya sedang jalan berdua di sebuah mall. Tanpa sengaja Dera berjumpa dengan Genta, teman lamanya. Mereka terlihat sangat akrab, mungkin karena lama tak jumpa banyak yang ingin mereka utarakan. Mereka tak sadar kalau disamping mereka, Aditya menampakkan raut muka tak sedap. Dera dan Genta tetap asyik bercanda, kesabaran Aditya pun sudah tidak bisa tertahan lagi. Aditya naik pitam, tanpa basa-basi dia langsung menarik tangan Dera dengan kuat. “Aw... aw... sakit!" Dera meringis kesakitan. “Apaan sih Dit, lepasin!” Dera berusaha melepas tangannya dari genggaman Aditya. “Diem enggak!" bentak Aditya sambil terus menarik tangan Dera. Melihat kelakuan kasar Aditya, Genta ikut emosi. “Eh....Mas lepasin enggak tangan Dera!” Kamu enggak lihat itu Dera kesakitan!” Yang lembut dong sama cewek!” Aditya semakin garang “Eh...emang situ siapa mas!” Pacar bukan, saudara juga bukan!” “Enggak usah ikut campur deh sama urusan orang, urusi aja dirimu sendiri, jangan suka gangguin cewek orang!” Genta tersinggung dengan ucapan Aditya,” Maksud kamu apa! Sapa yang gangguin cewek kamu? Namanya kenal, berpapasan masa iya diem aja! Pasti negor lah! Masnya aja yang cemburu buta!” Aditya tambah emosi. “Kalau punya mulut dijaga iya Mas, jangan asal ngomong! “kedua matanya melotot tangan kanannya menggenggam. Melihat Aditya yang semakin kalap, Dera takut kalau dia nekat. Dera pun menghentikan keduanya. "Diam...!" “Cukup...!” udah lah enggak usah diperpanjang lagi. Ini tempat umum, enggak enak dilihatin banyak orang.” Aditya dan Genta saling terdiam, jeda 5menit Dera berkata” maafkan aku Genta, atas kejadian ini”. “Iya enggak apa-apa, maafin aku juga?” Gara-gara aku kalian jadi berantem. Iya udah, aku pergi dulu iya? Bye...Dera.” Genta pun berlalu meninggalkan Dera dan Aditya. Masalah tidak berhenti disitu, Aditya masih tetap saja membahas kejadian itu. “Dera...ngapain kamu tadi minta maaf sama cowok itu!” Harusnya cowok itu yang minta maaf bukan kamu! “Aditya masih kelihatan emosi. “Sudah lah Dit enggak usah dibahas lagi aku capek", ucap Dera pelan. Dera masih berusaha sabar. Namun Aditya masih terus membahasnya. “Kamu juga Der, dah tahu jalan sama aku masih aja ngladeni cowok lain. Di depan mataku aja kamu berani becandaan sama cowok lain, gimana kalau dibelakangku!” Aditya dengan intonasi meninggi. “Aku enggak suka iya kamu dekat sama cowok itu “Aditya terus ngedumel. “Udah...!selesai ceramahnya! Cukup iya Dit!” Aku itu capek daritadi ini terus yang dibahas”. Dera mulai emosi. "Selama ini aku sudah berusaha sabar sama kamu, tapi kamu tidak pernah ngertiin perasaanku”. Kamu melarang aku inilah, itulah, enggak boleh inilah, enggak boleh itulah! Semua itu aku turuti demi berjalannya hubungan kita. Namun, lama-lama hati aku tertekan Dit dengan semua ini. Aku memang bahagia di duniamu, tapi aku juga butuh dunia luar. Aku butuh teman-teman dan sahabatku yang bisa membuatku bahagia setiap aku membutuhkannya. Maafkan aku Dit...kesabaranku mulai habis. Aku sudah tidak sanggup lagi mempertahankan hubungan ini.” Air mata Dera tak bisa terbendung lagi, Dera pun menangis. Mendengar ucapan Dera, Aditya masih saja mempertahankan sifat posesifnya. "Maksud kamu apa ngomong begitu? Semua itu aku lakukan karena aku sangat mencintai kamu Dera. Tolong pahami itu!" "Pahami...! Terus, selama ini yang aku lakukan, menurutmu aku tidak pernah memahami kamu Dit? Tidak pernah ngertiin kamu? Aku bosan, aku capek dengan keadaan seperti ini. Sejak aku pacaran sama kamu, aku merasa seperti burung dalam sangkar yang tidak bisa melebarkan sayapnya mengelilingi dunia. Hidupku jadi sempit, tak bisa bergerak bebas di penjara cintamu, hingga tidak bisa menikmati keindahan di luar sana." Dera mengusap air matanya yang terus membasahi pipinya. Melihat kekasihnya berlinangan air mata, Aditya merasa bersalah. "Dera, tolong jangan menangis lagi, maafkan aku ya?" Aditya mengusap air mata di pipi Dera dengan kedua tangannya. "A...aku tidak bermaksud membuat kamu sedih dan kecewa, aku hanya ingin membuat kamu bahagia denganku bukan dengan orang lain" Aditya dengan terbata-bata mencoba menjelaskan_mengapa Aditya bersikap seperti ini. Tanpa terasa air mata Aditya ikut menetes dari pelupuk matanya. "Tapi bukan seperti ini caranya Dit, kamu salah. Kita itu baru pacaran, enggak semua_ apa yang aku lakukan bisa kamu larang dan kamu atur semaumu. Aku juga butuh kebebasan, bebas bergaul dengan siapa aja, bebas berbuat apa aja. Aku tahu kok, batasan-batasannya, mana teman dan mana pacar. Kamu tidak perlu mengekang aku seperti ini!" Dera terlihat sangat kecewa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD