Lakukan Tugasmu

1041 Words
"Anda harus temani saya, saya akan bayar berapapun yang kamu inginkan." "Maaf, tapi saya tidak bisa..." Vina berusaha menghindar. tangan kekar laki-laki itu tidak bisa membuatnya berkutik. Dia hanya bisa diam di atas pangkuannya. Kedua tangan memeluk erat pinggang ramping Vina. Jemari tangan kiri menyentuh pinggang ramping milik Vina. Menghisapnya begitu lembut. Seolah memberikan sentuhan gairah pada Vina Namun perlahan sentuhan itu menjadi cengkeraman sangat kuat. Seperi cengkeraman srigala yang ingin memangsa musuhnya. "lepaskan aku, jangan kurang ajar padaku." teriak Vina. berusaha mendorong tubuh bugar laki-laki bertopeng itu. "Jangan kamu pikir aku wanita yang gampang kamu nikmati, tuan." Vina berbicara teoat di depan pria itu. pasangan mata saling menatap satu sama lain. Wajah mereka semakain dekat, tanpa rasa takut Vina mendekatkan tubuhnya, lalu berbisik pelan padanya. "Aku memang pekerja disini. Tapi, bukan berarti aku barang murah." "Berapapun uangmu, kamu tidak akan bisa membelinya, tuan muda." Vina dengan penuh berani menyentuh dagu pria itu. Pria itu mencengkeram tangan Vina. menarik tubuhnya, hingga jatuh dalam dekapan hangat tubuh pria itu. "Kamu menarik!" bisik pria itu. Dia duduk di atas sofa, menarik tubuh Vina untuk duduk di atas pangkuannya. Tangan kiri memeluk pinggang belakang Vina. "Baiklah, aku tahu kamu butuh uang sekarang. Aku hanya mau kamu menari seksi dan menggodaku. Jika tidak, aku bisa melakukan apapun. Untuk membuat hidupmu hancur." ancam pria itu. Vina hanya diam, sembari menelan ludahnya beberapa kali. Vina menatap wajah pria itu, tampak tidak asing baginya. Bibir tipis, dan mata yang begitu indah dan tatapannya sangat tajam. Kenapa matanya mirip sekali dengan bos? Apa dia bos baru di tempatku kerja? Tapi... mana mungkin? Nggak, dia tidak mungkin berada disini. Sepertinya dia tidak suka wanita. Tapi, sepertinya dia pria kaya? Apa aku harus melakukan cara seperi Cika. Aku bisa dapat pria kaya, dan punya uang banyak? Sepertinya, aku harus mencobanya. Siapa tahu beruntung. Gerutu Vina dalam hatinya. Sembari tersenyum tipis membayangkan kehidupannya yang penuh dengan uang nantinya. Entah pikiran apa yang merasuki dirinya. Hanha dalam beberapa menit pendiriannya yang kokoh seketika runtuh. Perlahan kedua mata itu mulai mengamati wajah yang tertutup topeng itu sepertinya dia terlihat sangat tampan, apalagi dengan bibir yang menggoda. "Kenapa kamu diam?" tanya pria itu. "Apa kamu menolak tawaran yang aku berikan?" Tanya Pria itu. "Namamu siapa?" Tanya Vina. "Panggil saja, Mr X." "Aku akan menerima tawaranmu." kata Vina. Senyum tipis itu terukir licik di bibirnya. Pria asing itu menarik sudut bibirnya tipis. Seolah pria dingin itu baru saja mendapatkan kemenangan. Jemari tangan Vina menyentuh wajah pria itu perlahan. Lalu beranjak turun hingga ke dasi milik Mr X. Vina menarik dari itu Hingga wajah mereka begitu dekat. Hembusan napas mereka saling beradu satu sama lain. Seolah berlomba siapa yang paling cepat. "Bagaimana, Mr X. Apa kamu yakin mau menawarkan apapun yang saya minta?" tanya Vina. "Tapi, aku juga ingin meminta kamu melakukan apapun yang saya minta," ucap pria asing itu. "Baiklah," jemari tangan Vina menyentuh d**a bidang pria itu. Seolah harga dirinya sekarang tidak ada artinya. Dia berubah 90 derajat. Vina yang semula tidak ingin mendekati pria. Entah kenapa, dia mulai tertarik dengan tawaran pria asing yang bahkan tidak dia kenal sebelumnya. "Sekarang, lepaskan bajumu. Dan, ganti baju yang sudah aku siapkan di atas meja ini." pinta Pria itu. "Baiklah, tuan." Kedua mata Vina tertuju pada dua pengawal yang berada di dalam menjaga pria itu. "Tuan, aku mau hanya ada kita berdua di ruangan ini," ucap Vina. "Oke, baiklah!" Pria itu mengangkat tangannya, dia memberikan isyarat pada dua pengawalnya untuk segera keluar. "Keluarlah!" pinta Pria itu. "Baik, tuan." "Lain kali, jika anda ingin akh menemani minum. Lebih baik jangan bawa orang luar masuk dalam ruangan ini," ucap Vina. Jemari tangan kanan yang terlihat lentik itu menyentuh wajah pria asing di depannya dengan senyuman menggoda. Pria itu memegang pergelangan tangan Vina. Mencengkeram tangannya sangat erat. Vina hanya diam meringis menahan rasa sakit. Sepertinya dia sengaja ingin meremukkan tulang tangannya. "Aw--" rintih Vina. "Jangan terlalu agresif. Aku tidak suka dengan wanita agresif." kata Pria itu dengan wajah yang begitu tegang. Tatapan mata yang tajam, aura sekitar berubah dingin dalam hitungan detik. "Kamu menyakitiku." kesal Vina. Dia mengerutkan bibirnya, lalu memalingkan pandangan matanya acuh. Melipat kedua tangannya di dadanya. "Lakukan kerjaanmu, Lalu aku akan membayarnya." Vina menghela napasnya. Dia tidak mau lagi terlalu lama, dengan wajah tampak kesal. Vina beranjak berdiri, meraih pakaian yang sudah di sediakan untuknya. Vina segera rantai pakaian di ruangan samping. Sementara pria itu duduk diam menunggunya sembari menikmati gelas demi gelas cocktail yang sudah di pesan sedari tadi. Vina mengerutkan wajahnya. Terlihat snagat malu memakai pakaian yang jauh lebih seksi dari pakaiannya. Pakaian lingerie yang memang khusus ubtuk menggoda laki-laki dalam kamar. Vina keluar dengan ragu-ragu. "Menarikan!" pinta Pria itu. Sembari menuangkan minuman di atas gelas. Vina menelan ludahnya, dia tidak habis pikir sekarang dirinya begitu rendah. Melakukan apapun demi uang. Jika nanti aku bertemu dengan orang kantor pasti akan menyebar sampai telinga bos. "Kenapa kamu diam? Apa kamu mau uang lebih dulu?" Tanya Pria itu. "Berikan nomor rekeningmu, aku akan mengirimkan uang segera." "Tidak, tuan. Saya belum melakukan tugas itu. Jadi aku tidak mau menerima uang lebih dulu," kata Vina. "Baiklah, segera lakukan!" pinta Pria itu. Vina memulai gerakan tubuhnya. Menari di depan pria bertopeng depannya. Melanggak lenggokkan tubuhnya, Seolah sengaja memberi tahu lekuk tubuh seksinya. Pria di depannya terus mengamati setiap gerakan yang di lakukan Vina. Vina terlihat sangat ahli sebagai penari tiang. Dia melenggokkan tubuh seksinya, dengan senyuman menggoda pada pria depannya. Hampir 1 jam menari dengan tiang. Vina terlihat sangat lelah. Dia memberanikan dirinya untuk berjalan pelan mendekati pria dingin itu. Vina duduk di sampingnya, menuangkan minuman dalam gelas kosong. Lalu memberikan pada pria di palukannya. "Kamu menggodaku?" Tanya Pria itu. Pria itu memegang pinggang ramping Vina, menariknya masuk dalam dekapan hangat tubuhnya. Ibu jari tangan kanan pria itu menyentuh bibir seksi Vina. Perlahan memutar, dari ujung kanan sampai ke atas. "Karena kamu berani menggodaku, kamu harus melakukan apa yang aku mau." Bibir pria itu sangat dekat dengannya. Deg! Jantung Vina seketika berdetak lebih cepat dari biasanya. Napas Vina mulai berantakan. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukan. Vina menatap kedua mata yang semula menakutkan menjadi tatapan yang begitu dalam. Ada apa denganku? Kenapa jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Apa gara-gara aku menari tadi? Atau, aku punya riwayat jantung?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD