BAB 19

923 Words
Arfan membukakan pintu mobilnya untuk Angrum. "Terimakasih" kata Angrum Angrum masuk terlebih dahulu ke mall yang ditujunya. Angrum berjalan didepan Arfan melihat-lihat sekelilingnya dia mengingat sesuatu. Kacamata. Ya, Angrum mengingat kacamata yang menurutnya lucu saat itu, dia segera berjalan cepat menuju tempat kacamata itu. Arfan yang kebingungan ikut menyusul Angrum yang berjalan cepat. "Kita sedang jalan-jalan bukan sedang maraton hey?" Kata Arfan "Yaaah, Ar kacamatanya sudah tidak ada" "Namanya juga barang yang di jual Angrum pasti sudah ada yang membelinya." "Aaaah aku sangat menginginkan kacamata itu" "Kamu bisa membeli yang lain sayang" "Tidak. Kita harus mencari siapa yang membeli kacamata itu" kata Angrum "Bagaimana caranya Angrum, pengunjung disini terlalu banyak. Mungkin sudah ada jutaan pengunjung sejak terakhir kita kesini" jawab Arfan merasa frustasi. "Kita bisa mengecek CCTV! Ayo" kata Angrum "Begini saja, kita tidak mungkin membeli barang yang orang lain sudah beli. Jadi, kamu silahkan meminta yang lain padaku. Kamu boleh meminta apapun padaku." Kata Arfan " iya" Angrum tersenyum dan menggandeng tangan Arfan dan Arfan hanya menahan tawa sambil geleng-geleng kepala. "Oke oke, kita tapi akan makan dulu, setelah itu kamu boleh membeli yang kamu inginkan dan lupakan kacamata itu" "Setujuuuuuuu" seru Angrum "Kamu sangat manis" jawab Arfan Kalau aku tidak sayang, sudah aku dorong kamu dari lantai lima, Rum. Kata Arfan dalam hatinya. "Tambah ciuman tidak?"tanya Arfan "Nanti aja kalau kamu lupa" jawab Angrum tersenyum "hahaha" Bidadari aneh. Kata Arfan dalam hati nya. Arfan berjalan disamping Angrum. Angrum tidak biasa digandeng ditempat umum. Dia lebih suka menggandeng. "Langsung pulang aja yah, udah sore" kata Arfan "Yaaah masih mau main" Jawab Angrum lalu melepaskan kuluman permen lollipopnya satu tangannya memegang satu tangkai bunga mawar yang masih berduri. Selain dandelion Angrum juga suka bunga mawar tapi arus yang masih berduri. "Istirahat. Besok kan sekolah" "Yasudah" "Serius?" "Iya, ayo pulang" "Kacamatanya? Udah lupa?" "Belum si, tapi yasudah lah" "Yasudah pulang aja yah" "Iya" "Beli makanan buat dirumah?" Tanya Arfan sambil membukakan pintu mobil untuk Angrum "aku kenyang" jawab Angrum dan masuk Arfan melajukan mobilnya. Seperti biasa Angrum memutar lagu yang menurut Arfan itu lagu yang tidak enak untuk di dengar. Angrum ikut nyanyi-nyanyi tidak jelas. Arfan membuka hpnya dan mengaktifkan Vidio untuk merekam tingkah Angrum tanpa Angrum sadari Arfan langsung posting di akun instagramnya dengan caption. 'Bidadari turun dari panggung, Artis pop gak laku.  princes ❤' Vidio itu menampilkan wajah Angrum yang ditutup stiker bentuk love. Seketika postingan itu menjadi bahan gunjingan, ada komentar-komentar pedas, pendukung, yang sirik dan semuanya @alfinn_ngr  'wow' @adelia_liadisti11 'hohoho sosweet' @nit_anita09 @ristarinaris 'tidak cocok!'  @alunluna 'aku iri melihatnya:(' @novianov 'sosweet ' @arsyawijaya 'oh sudah berani yah, aku akan memberitahu ibu @ken_angrum @adelia_liadisti11 @arsyawijaya 'kamu jangan iri' @arsyawijaya @adelia_liadisti11 @ararfan_gabriel @arsyawijaya 'aduuuhhhh ' @alfinn_ngr diam! @alunluna jangan iri. Dosa adelia_liadisti11 'oh ternyata' @nit_anita09 'menjijkkan' "Kamu sedang apa?" Tanya Angrum Arfan berhenti melihat komentar-komentar itu. "Tidak. Aku hanya mengecek handphoneku saja" Angrum hanya diam dan kembali bernyanyi. *** Angrum berjalan melewati koridor diikuti Arfan yang mengikutinya di belakang tanpa sepengetahuan Angrum. Angrum membalikan tubuhnya dan Arfan hanya memandang Angrum datar lalu menghampiri Angrum. "Kenapa?" Tanya Arfan "Tidak. Aku kira penjahat yang mengikuti ku" dan keduanya kembali berjalan "Kenapa kamu kesini? Kelas mu kan disana" kata Angrum "Aku akan mengantarmu. Harus ku antar?" "Tidak perlu. Sudah, jam pelajaran akan segera dimulai. Kamu harus cepat-cepat ke kelas mu" "Oke, salam untuk nenek sihir, yang hari ini mengajar di kelasmu" "Genit" "Jangan cemburu" "Tidak! Aku tidak cemburu" "Selalu menyangkal, seperti Angrum" dan Arfan pergi dengan senyum manisnya. Angrum sampai ke kelas dan menyapa semuanya. "Pengumuman! hari ini Miss Raline tidak akan masuk. Dia hanya memberikan kita tugas" kata Alena yang baru saja sampai setelah keluar dari ruang guru "Oh tidak" suara itu seperti orang yang sedih karena Miss Raline tidak masuk. Itu suara Ali, yang membuat semuanya melirik kearahnya lalu sedetik kemudian semuanya tersenyum ketika tangan Ali yang mengisyaratkan 'yes' tanda bahagia karena Miss Raline tidak ada. "Dasar raja film p***o" kata Aluna "Aluna semakin sexy" "Yaiyalah, memangnya mantan kamu. rata" "Kamu sedang menyindirku?" Tanya Adelia yang memang berbadan kecil namun tidak pendek. "Haha tidak Adelia" jawab Aluna. "Mantan aku memang tidak ada yang se sexy kamu, jika mereka sepertimu aku tidak akan kuat menahan hasrat ku sebagai laki-laki normal. "Menjijikan, kamu sangat m***m" "Aluna nanti malam ayo kita dinner" "Tidak!" "Memang kamu mau kemana?" "Pergi bersama pacarku tentunya" "Waaaahhh Angrum hatiku sangat sakit mendengarnya" Kata Ali "Kamu perlu obat? Aku akan mengambilkannya untukmu. Kamu butuh?" Tanya Angrum "Tidak. Aku sudah biasa tersakiti seperti ini" kata Ali dengan ekspresi sakit hati lalu dia tertawa sendiri dan Aluna hanya diam dengan ekspresi kesal pada Ali. *** "Aku akan pergi menemui ibuku. Kamu mau?" tanya Arfan yang sedang memakaikan helmnya untuk Angrum setelah keluar dari toko buku. "Emh sepertinya tidak aku benar-benar ingin pulang, tapi jika kamu akan pergi menemui ibumu silahkan saja. Aku akan pulang naik taxi" kata Angrum "Yasudah aku antarkam kamu pulang dulu ayo" "Tidak apa-apa?" "Tentu saja. ayo" Angrum menaikan helmnya. tangannya tidak lagi bertengger dibahu Arfan seperti dulu tapi sekarang memeluk Arfan namun tetap mengendorkan pelukannya Satu pasang mata wanita melihat kejadian itu tersenyum miris dan tanpa sadar air matanya terjatuh. "Dan semua perasaan ini masih bertahta untukmu Arfan, walaupun saat ini mungkin kamu tidak akan pernah bisa menerimaku lagi, aku harap kamu bahagia dengan di, dan aku fikir kamu memang bahagia bersamanya. hai Arfan aku rindu kamu disini, hati aku sakit Ar, bukannya kamu tidak suka melihat aku menangis? Tapi aku sadar, itu hanya sebuah masalalu." wanita itu berbicara sendiri, tersenyum getir lalu mengusap air matanya dengan gusar. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD