CEO muda

1413 Words
‘Perasaan apa ini?’ batinku. Aku terpesona melihat wajahnya yang tampan, mata coklat terangnya yang indah. Ketika ia menatapku, aku seolah – olah lupa akan perkataanku pagi tadi ’aku gak tertarik sama anak – anak kampus itu. Lagian gak ada yang cukup ganteng untuk aku.’ Sekarang aku membantah perkataanku itu dan seketika membuang prinsipku.   Aku memegang dadaku karena jantungku berdebar sangat kencang ketika aku dan Michael saling menatap. Aku harus tarik nafas dalam – dalam dan berusaha agar tidak salah tingkah.   “Hahaha.” Harumi tertawa ketika aku menghembuskan nafas. “Liat deh, siapa yang lagi jatuh cinta.” “Ih. Siapa sih yang lagi jatuh cinta ? aku kan lagi ngatur nafas aja.” Kataku seraya memegang rambut. Harumi tersenyum sambil menyenggol bahuku. Aku hanya tersenyum dan memutuskan untuk tidak memperdulikannya.   “Selamat siang semuanya, saya Michael Anderson. Saya CEO baru untuk Eisen sekaligus kampus kita yang tercinta ini. Diacara ini saya ingin memperkenalkan fitur – fitur canggih pada mobil terbaru kami yang akan diluncurkan sabtu ini. Tidak hanya itu, bagi mahasiswa tertentu akan saya pilih untuk magang di perusahaan Eisen.” Semua bertepuk tangan akan ucapan Michael.   ‘Magang ?’ batinku. Ini kesempatan emas buat karirku. Siapa tau aku bisa kenal dekat dengan Michael. Baru kali ini aku jatuh cinta pada laki – laki, yang gak aku kenal pula. Cinta memang misterius.   Tanpa sadar aku tersenyum dan itu membuat Chloe mengagetkanku. “Woy, lu ngayal ya ?” Tanya Chloe. “Enggak tuh.” Aku mengelak. “Hmm. Biasanya gak pernah lu tergila – gila sama cowok.” “Ya wajar aja. Liat itu siapa ? Michael Anderson. Paket lengkap.” Harumi menerangkan seraya menunjuk kearah panggung. “Aku tertarik sama magangnya aja kok, gak lebih.” Aku kembali berbohong kepada mereka. “Iya percaya percaya.” Kata Chloe.   Selagi Michael berbicara, Aku dan Chloe asik mendengar Harumi yang bergosip tentang Michael. Harumi berkata jika perusahaan Anderson diberikan semuanya kepada Michael oleh ayahnya karena ia adalah anak semata wayang. Harumi juga asik melihat akun sosial media pria tampan ini.   “ Gue 100% dukung lu chell.” Harumi menjabat tanganku. “ Apaan ?” “ Dah, gak usah denial.” “ Lagian nih ya, cowok kayak dia gak mungkin gak punya pacar.” Ujarku. “Liat nih, diakun gossip dia itu udah putus sama pacarnya 3 tahun lalu.” “Jadi lu ada peluang buat dapetin seorang Michael Anderson.” Lanjut Harumi. “Btw, kenapa tu bisa putus ?” Tanya Chloe penasaran.   Harumi dengan sigap langsung mencari informasi dibalik putusnya Michael dan mantannya.   “Yah, gak ada infonya.” Harumi memberi hpnya kepada Chloe agar temannya itu dapat melampiaskan rasa penasarannya. “Ah, sudahlah. Dari pada ngegosip soal percintaan laki – laki tampan ini, mendingan kita mikirin caranya biar kita bisa magang diperusahaan Anderson.” Aku mengambil hp Harumi dari Chloe dan memberikan pada sang pemilik. Mereka berdua diam, tandanya mereka setuju dengan perkataanku.   2 jam berlalu Acara pun selesai. Kami hendak meninggalkan Aula. Harumi tiba – tiba pergi kebelakang panggung. Mau tidak mau aku dan Chloe mengikutinya. “Itu orang mau kemana sih ?” Chloe dengan wajah bingungnya berjalan seraya menggaruk kepalanya. Aku hanya menggelengkan kepala.   Ternyata Harumi mengejar Michael. Michael dengan sangat ramah meladeni Harumi. Aku dan Chloe ikut bergabung dipercakapan itu.   “Ini teman saya Michelle dan Chloe.” Harumi memperkenalkan kami berdua. “Hai.” Sapaku.   Apa ? Hai ? Astaga, bodohnya aku menyapa hai kepada pemilik sekolah. Aku tersenyum canggung. Tampaknya Michael tidak mempermasalahkan hal tersebut. Ia tersenyum kepadaku. Senyumnya sangat manis. Ia sangat kharismatik jika dilihat dari dekat. Aku hanya setinggi bahunya.   Aku tidak memperdulikan Harumi yang sedang berbicara kepada Michael. Aku hanya diam mengagumi setiap sisi wajahnya. Entah perasaanku saja atau memang benar Michael membalas tatapanku sekarang.   Mungkin ini arti dari mimpi tadi pagi. Pangeran tampan dimimpiku ternyata Michael. Bedanya pangeran dimimpiku berambut pirang, rambut Michael berwarna coklat gelap. Aku memperhatikan Alis tebalny seperti dirapikan setiap hari.  Wajah tanpa berewok menambah kesan muda.   “ Sepertinya kalian mahasiswa yang cukup cerdas ya. Gimana kalau kalian datang ke acara launching sabtu besok ?” Ajak Michael. “ Yes. Iya kita mau Mr. Anderson.” Jawab Harumi dengan nada semangat. “Oke kalau gitu, jam 7 malam ya.” Michael kemudian meninggalkan kami. Ia menatap menoleh kebelakang untuk melihatku, aku tersenyum dan dia membalas senyumanku.   Aku harus berterima kasih pada Harumi. Berkat dia aku bisa datang ke acara Launching tersebut. Memang temanku yang satu ini tau betul hati sahabatnya.   “Mana ?” Harumi mengulurkan tangannya mengisyaratkan untuk meminta sesuatu dariku. “Apa ?” Tanyaku heran. “Coklatnya. Gue udah bantuin lu nih.” “Bantuin apa ? gue gak suka kok sama dia.” “Bullshit.” Ujar Chloe ditelingaku.             Kami berjalan menuju perpustakan untuk mencari buku yang akan kami gunakan untuk salah satu pelajaran. Hampir tiap hari kami bertiga keperpustakaan. Tempat ini sudah dijadikan lokasi andalan kami bertiga selain caffeshop. Kami bertiga hobi membaca buku dan tergila – gila dengan otomotif. Semesta menakdirkan kita bertiga bersama – sama.             Ditambah lagi perpustakaan ini bertema modern. Dengan dinding berwarna putih dan rak – rak tinggi yang berisi banyak buku – buku membuat kami tidak akan berpaling ke perpustakaan lain. Kami bertiga mencari buku dan duduk disofa merah yang terletak di tengah ruangan.             Ketika membaca buku, semua tulisan dibuku ini mendadak tidak masuk keotakku. Aku lagi – lagi membayangkan Michael Anderson. Aku benar – benar berubah sekarang karena pria itu.  “Ahh.” Keluhku seraya menyenderkan kepala pada sofa. Seketika seluruh orang memandangku. Tampak dari wajah mereka, mereka terganggu suaraku yang cukup keras. Aku hanya tersenyum dan menutup wajahku dengan buku.  Aku mendengar Harumi dan seorang pria sedang berbicara. Mereka berdua duduk berdekatan. Sepertinya pria itu akan menjadi korban Harumi selanjutnya. Aku langsung melirik Chloe untuk mengecheck apakah Chloe juga melihat hal yang sama denganku. “Aku tau.” Yap, Chloe juga menyadari hal itu juga             “Pasti dia bakal jadi the next sadboy.” Ucapku.                         Kami berdua tertawa dan sepertinya Harumi sadar kami sedang membicarakannya. Ia pun datang menghampiri kami. Dengan wajah girangnya.             “Guys. Aku mau ngasih tau sesuatu.” Harumi kemudian duduk diantara kami. Ia memegang lutut kami.                         “Cowok itu ganteng banget.” Ia sangat girang sekali jika membicarakan soal laki – laki.               Kami berdua hanya menggelengkan kepala dan beranjak dari sofa.             “Tunggu, hei.”               Waktu sudah menunjukkan  pukul 4 sore. Kami bertiga memutuskan pulang. Aku pulang dengan bus, sedangkan Harumi berjalan kaki karena apartmentnya sangat dekat dari kampus, dan Chloe dijemput kakaknya yang bernama Poppy.               Aku berjalan santai menuju keluar area kampus seraya memegang tasku. Tapi jalanku terhenti ketika aku melihat seorang pria berkacamata sedang bersandar pada mobil sedan hitamnya. Pria itu Michael Anderson.                         Aku tidak tau kenapa ia tegak seperti itu diparkiran, mungkin dia sedang menunggu seseorang. Aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya. Lagian. Tidak mungkin juga aku menghampirinya. Aku terlalu malu untuk melakukan hal itu.               “Hei, Kamu nyuekin aku ya ?” Suaranya terdengar cukup keras. Mungkin dia sedang menegur orang lain, aku tidak mau ke pedean dulu.             “Michelle ?” seketika aku terdiam dan terkejut. Michael memanggilku ? ada apa ini ?             “Iya Mr. Anderson?” Aku berbalik badan dan tersenyum canggung.             “Mau pulang sama aku gak ?”Ajak Michael.                         Ajakan Michael membuatku terkejut senang, tapi aku harus jual mahal dulu. Jika aku langsung mengiyakan ajakannya, bisa – bisa aku dianggap terlalu semangat.             “Maaf Mr. Anderson, mungkin lain kali.”             “Please.” Michael membukakan pintu untukku.               Aku langsung berjalan kemobil Michael. Dengan baik hati dia menutup pintu untukku. Ketika aku sudah berada didalam mobilnya, tercium aroma vanilla yang sangat manis. Ini membuat beban dijiwaku hilang.                         Michael kemudian masuk kemobil. Aku sekarang deg – degan karena pria yang aku sukai berada disampingku sekarang. Kami hanya berjarak 10 cm dan berada dimobil yang sama. Aku harus menutupi kegiranganku dengan sikap elegan. Aku memegang rambut panjangku untuk menghilangkan perasaan tidak karuan ini.               “Makasih Mr. Anderson karena udah mau nganterin saya pulang.”             “Jangan panggil Mr. panggil aja Michael ini kan udah bukan jam kampus lagi.”             “Oke, Michael.”             “Oke, Michelle.” Michael tersenyum.               Michael menjalankan mobilnya dan keluar dari area kampus. Suasana hening. Aku tidak berani membuka obrolan. Aku terlalu canggung dan tidak tau mau membicarakan apa. Aku kemudian menatapnya. Dia sangat fokus saat menyetir mobil. Keadaan ini membuat aku lupa memberitahukan lokasi rumahku. “Oiya, rumahku-” “Kita mampir ke Coffee Shop dulu, mau gak ?”  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD