27. PEMANDANGAN LUAR BIASA

1264 Words
Ternyata pedang suci legendaris itu memang ada, pedang itu pasti sangat spesial dan mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Jika bisa memiliki pedang itu, pasti bisa menjadi kesatria yang sungguh hebat. *** Saat ini Chely harus bisa memasuki penjara penghalang agar bisa mengambil salah 1 pedang suci legendaris, kemudian dia melihat beberapa batu di dalam gua. "Pakai itu, semoga berhasil," ucapnya, lalu mendekat dan mengambil batu yang agak besar. Selanjutnya, Chely memilih tiang batu mana yang paling kecil dan terlihat rapuh atau mudah untuk dipatahkan. "Sepertinya ini yang paling mudah," ucapnya sudah menemukan apa yang dicarinya barusan. "Baiklah, aku harus bersabar dan pelan-pelan agar aman." "Tlang, Tlang!" suara dua batu yang saling berbenturan, tiang itu sedikit bergetar. Chely memperhatikan atap gua, sepertinya aman dan terlihat kokoh, dia terus melanjutkan aksinya, sedikit demi sedikit, tiang batu penjara itu terkikis, akan tetapi batu yang dipegang Chely juga sama-sama terkikis, tentu saja karena kerasnya batu hampir sama. Mengetahui itu, Chely menggunakan energi miliknya untuk memperkuat batu yang dipegangnya itu. Sehingga batu itu tampak ber-energi putih dan hitam yang bercampur aduk. Sedikit butuh waktu lama, tapi dengan kekuatan energi, batu itu sedikit lebih cepat dalam mengikis tiang batu penghalang. Sekian menit berlalu, tiang batu penghalang itu sudah terkikis banyak, mungkin sudah 50 persen. Chely istirahat sejenak karena merasa lelah. "Huft, ternyata butuh waktu dan tenaga juga ya! Hmm, aku harus bersabar," gumam Chely kemudian menenggak air putih, setelah itu makan buah mangga dan jeruk dulu untuk menambah energi dalam tubuh, dia menemukan beberapa macam buah tersebut di sepanjang perjalanan ke sini, sungguh beruntung dan bermanfaat. Chely mengelupas mangga dengan pisau yang dibawanya dari rumah, pisau itu tampak lebih besar sedikit dari pisau legendaris milik Khen, akan tetapi sepertinya pisau milik Chely itu hanya pisau biasa, tidak memiliki sesuatu yang spesial. Sesaat kemudian, dia teringat sesuatu ... "Oh iya, sepertinya memakai pisau ini untuk menghancurkan tiang batu lebih mudah, apalagi tinggal setengahnya lagi. Namun aku harus melapisi pisau ini dengan energi milikku, agar semakin kuat saat beradu melawan tiang batu itu," ucapnya merasa yakin dan senang, dia juga berharap pisau miliknya tidak patah. Beberapa menit kemudian, dia ingin melanjutkan aksinya, kali ini menggunakan pisau tersebut, tidak lupa melapisinya dengan kekuatan energi miliknya. "Clenk, Clenk!" kali ini suara benturan lebih nyaring, tentu saja karena besi berbenturan dengan batu. Chely mengikis tiang batu dengan ujung pisau yang tajam, bahkan terkadang ada percikan api akibat benturan pisau dan tiang batu. Setelah berusaha dengan keras dan tanpa menyerah, akhirnya 1 tiang berhasil dipotong, akan tetapi masih belum bisa digunakan untuk lewat, karena bagian potongan tiang masih cukup kuat menyatu dengan dinding gua bagian atas dan bawah, Chely harus mengikis bagian bawah setidaknya 50 persen lagi. Dia melanjutkan aksinya, kali ini lebih cepat dan memilih menggunakan pisau lagi. Sekian menit kemudian, akhirnya tiang sudah terkikis dan menurut Chely sudah cukup. "Baiklah, aku rasa sudah cukup. Aku harus memakai batu untuk menghantam tiang ini agar terpotong," ucapnya serius, lalu mengambil sebongkah batu yang lebih besar dari sebelumnya. Chely bersiap sekuat tenaga sambil mengalirkan energi miliknya ke batu besar. "Hiaaaa! Brakk!" teriak Chely membenturkan batu sekuat mungkin dengan tiang batu yang hampir roboh, sehingga tiang batu itu langsung terpotong. "Yess, berhasil!" ucap Chely merasa bahagia, dia bergegas masuk ke tiang batu penjara yang sudah dipotongnya tersebut. Sesampainya di dekat pedang suci legendaris, dia sangat terkagum dan ingin segera mencabutnya, karena pedang itu tertancap di lantai gua. "Wow, pedang yang luar biasa. Aku sungguh gak menyangka ada pedang sekeren ini," ucap Chely. Beralih di tempat Ricko yang masih terlentang karena istirahat sejenak, dia memandang langit yang cerah. "Huft, akhirnya bisa sampai sini juga, lelah sekali rasanya. Ayah, Bunda, sebentar lagi Ricko akan menjadi orang kaya sedunia. Semoga kalian bangga padaku," teriak Ricko merasa bahagia, padahal belum menemukan dan melihat adanya pedang suci legendaris, apalagi menjadi pemenang turnamen, sungguh kocak. Ricko lupa harus berhadapan dengan sesama pengguna pedang suci legendaris, tentu saja tidak akan mudah baginya untuk menang. Berbeda dengan Stev dan Chely yang terburu-buru untuk mengambil pedang suci legendaris, Ricko sedikit lebih santai dan memilih istirahat sejenak untuk merilekskan badannya. Sekian menit kemudian, dia merasa sudah cukup istirahat, lalu beranjak dari rebahan di puncak bukit. "Oke, saatnya mencari pedang suci legendaris!" Namun saat melihat pemandangan di atas puncak bukit dan di atas awan, dia sangat terpana. "Wow, pemandangan yang luar biasa indahnya. Sayang cuma sendirian, andai bersama gadis, aku bisa menikmati pemandangan ini sambil berpelukan mesra, hehe." Pemandangan dari atas situ memang sangat indah, seolah-olah ada dataran luas berwarna putih bersih, itu semua adalah awan, karena saat ini berada di atas puncak bukit, semua tidak bisa melihat daratan bumi, karena tertutupi awan tebal. Akan tetapi, justru itulah yang membuatnya unik dan sangat indah. "Benar-benar pemandangan yang luar biasa, beruntung sekali aku bisa sampai ke sini," ucapnya merasa beruntung. Setelah puas melihat pemandangan indah tersebut, dia melanjutkan pencarian pedang suci legendaris. Ricko berjalan santai menuju tengah-tengah bukit, karena sudah diketahui bukit itu adalah dataran luas. "Semoga gak ada lagi penghalang yang berbahaya." Ricko terus berjalan perlahan, akan tetapi semakin dekat ke tengah, perlahan muncul kabut putih atau mungkin itu awan menghalangi pandangan Ricko, melihat itu, dia mengaktifkan kekuatan matanya, sehingga langsung menyala hijau dan kuning, dia sedikit bisa melihat dalam kabut. Ricko semakin waspada, karena siapa tahu ada sesuatu yang berbahaya di sekitar puncak bukit ini. Beberapa detik kemudian, kabut semakin tebal, dan pandangan Ricko menjadi cukup sulit lagi, hal itu membuat Ricko mengaktifkan kekuatan matanya hingga maksimal, meski sudah begitu, pandangannya belum begitu jelas, mungkin karena yang di sekitarnya adalah kabut bukan sesuatu yang gelap, akan tetapi cukup lumayan baginya untuk melihat. Tidak lama kemudian, ada sesuatu yang bisa dilihat cukup jelas oleh kedua matanya, Ricko pun terkejut. "Cahaya apa itu?" kagetnya. Ada sebuah cahaya berwarna hijau dan kuning, tentu saja itu adalah cahaya yang melindungi pedang suci legendaris. Ricko semakin mendekat agar lebih jelas, dan saat dia sudah sangat dekat, dia terkejut sekaligus merasa bahagia. "Ini dia! Pedang suci legendaris. Yuhuuu! Akhirnya ketemu di sini, sayangku!" ucapnya sangat bahagia hingga berkata konyol. Bentuk pedang legendaris itu sama dengan pedang yang ada di tempat Stev dan Chely, hanya saja berbeda warna, yaitu sisi kanan berwarna hijau dan sisi kiri warna kuning, sama-sama memiliki gagang berwarna emas dan terdapat bola berlian di tengah gagang dengan 2 warna tersebut. Tentu saja begitu, karena ketiga pedang suci legendaris itu adalah sejenis. Pedang yang luar biasa dan merupakan senjata legendaris terkuat dari seluruh senjata legendaris yang ada di dunia ini. Sungguh beruntung bagi orang-orang yang bisa mendapatkan pedang suci legendaris tersebut, sepertinya mereka bertiga memang orang yang terpilih. Ricko segera mendekat dan ingin mencabut pedang suci legendaris itu, karena tertancap di sebuah gundukan batu. Saat ini ketiga murid Kakek Hamzo alias Stev Diego Toshiro, Chely Veronia, dan Ricko Hasagi sama-sama ingin mencabut pedang suci legendaris masing-masing. Mereka bertiga sudah memegang pedang suci legendaris dan bersiap mencabutnya. Sesaat kemudian, mereka mencabut pedang itu sambil teriak. "Hoaaaa!!" Mereka bertiga berusaha mencabut pedang itu, akan tetapi setelah sekuat tenaga mencoba mencabutnya, ternyata tidak bergeser sedikit pun, dan hal itu membuat mereka bertiga terheran. "Hah, kenapa sulit sekali. Apa yang terjadi? Jangan-jangan bukan aku yang terpilih," ucap Stev merasa ragu. "Aduh, kenapa gak bergerak sedikit pun pedang ini? Gak mungkin ...," ucap Chely sedikit sedih. "Huaah, kuat sekali tancapan pedang ini. Apa pedang ini gak mau memilihku, hiks?" ucap Ricko seperti menangis karena tidak bisa mencabut pedang itu. Apa yang terjadi, mungkinkah mereka bertiga bukan orang yang terpilih? Sungguh ironis sekali jika memang begitu, mereka bertiga sudah berjuang keras bahkan hampir mengorbankan nyawa untuk bisa sampai ke sini, akan tetapi ternyata gagal. Sungguh sulit dipercaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD