PART. 9

967 Words
Dua hari ini, Alea berusaha menjaga jarak dari Lee. Pagi ia memilih sarapan di kantor, dari pada makan masakan Lee. Makan malampun ia lebih memilih membeli secara on line, karena ia takut, Lee akan memaksanya untuk masuk ke dapur lagi. Pagi ini hari ketiga Alea mogok makan di rumah. Terdengar suara ketukan di pintu kamar, dan suara Lee yang memanggilnya. "Nyonya!" Alea yang baru bangun, dengan malas menyeret langkahnya menuju pintu. Dibukanya pintu kamar, Lee berdiri di hadapannya. Lee menatap buah d**a Alea yang menyembul dari belahan d**a pakaian tidur berwarna pink yang dipakai Alea. "Ada apa?" tatapan Alea menyambar wajah Lee. Alea tahu, kemana arah tatapan mata Lee. "Nyonya kenapa belum mandi?" "Ck, tidak usah terlalu ingin mengurusi aku, Lee." "Ehmm maaf Nyonya, detergent habis, pewangi pakaian habis, sabun pencuci piring juga habis, pewangi lan .... " "Stop, stop, stop!" Alea mengangkat tangannya. "Kau ini, persis istri yang sedang laporan pada suami saja. Tunggu nantikan bisa, tidak harus sepagi ini, Lee!" seru Alea marah. "Maaf Nyonya, saya takut lupa kalau nanti-nanti." "Hhhh, ya sudah, nanti setelah mengantarkan aku ke kantor, kamu beli semua yang diperlukan. Sekarang aku ingin mandi dulu!" "Perlu dibantu, Nyonya?" tanya Lee seakan tanpa dosa. "Apa maksudmu?" "Maksudku, mungkin Nyonya perlu bantuan untuk menggosok punggung, begitu." Lee menyeringai m***m ke arah Alea. "Dasar supir kurang ajar!" Alea memukul d**a Lee dengan kedua telapak tangannya. "Supir kurang ajar ini, suamimu Lea!" Lee menangkap kedua belah tangan Alea. Ditelikung kedua tangan Alea ke balik punggung. "Lepaskan Lee!" Alea mendongakan wajahnya, menantang tatapan mata Lee. Tapi, Lee yakin, perlawanan Alea hanya setengah hati saja. "Kau minta aku untuk melepaskan apa Lea? Pakaianmu?" "Dasar supir m***m, kurang ajar, kau ... hmpppp" protes Alea, tenggelam dalam pagutan bibir Lea. Hati kecil Alea berontak, ia memaki Lee dengan nama binatang di dalam hatinya. Tapi, suara hatinya, dikalahkan oleh respon tubuhnya. Alea membalas ciuman Lee, bahkan ia menjinjitkan kakinya untuk memuaskan hasratnya. Lee yang tahu Alea sudah menyerah, melepaskan pegangannya di kedua belah tangan Alea. Tangan Alea bergerak melingkari leher Lee. Lee mendekap tubuh Alea dengan kuat. Suara panggilan dari ponsel Alea membuat ciuman mereka terlepas. Lee melepaskan Alea dari pelukannya, Alea menuju meja di samping ranjang untuk mengambil ponselnya. Lee duduk di tepi ranjang, ditarik Alea agar duduk di atas pangkuannya. Alea berusaha menolak, tapi Lee tidak menghiraukan penolakan Alea. "Mas Reno!" "Selamat pagi Alea, apa kau sakit?" "Ti-tidak," Alea menjawab gagap, karena jemari di salah satu tangan Lee beraksi di d**a, dan yang satu lagi menyusup ke balik celana dalamnya. Untungnya, Reno hanya melakukan panggilan suara saja, tidak video call seperti biasanya. "Syukurlah, aku belum bisa pulang Alea, meski aku sangat merindukanmu." "Ya, Mas" Alea tidak bisa bicara panjang, ia takut desahan meluncur dari mulutnya. "Kamu sudah sarapan?" Tanya Reno dengan nada lembut  "Belum" sahut Alea. "Jangan telat makan ya Sayang, aku tidak mau kamu sakit" "Iya, Mas." "Baiklah, aku harus pergi bekerja, selamat pagi Alea, aku mencintaimu." "Aku juga mencintaimu, Mas!" Alea sengaja mengatakan itu dengan suara nyaring. Untuk meyakinkan dirinya sendiri, kalau cintanya masih untuk Reno. Dan juga untuk menyindir Lee yang tidak ingin melepaskannya. Tapi, tampaknya ucapan Alea itu tidak ada pengaruhnya bagi Lee. "Ber-berhen-ti Lee, ashhhh .... " kepala Alea terdongak, sungguh tidak singkron antara ucapannya dan gerakan tubuhnya. Bibir Lee menggapai bibir Alea, sementara tangannya masih beraksi mencumbu d**a, dan area sensitif di bawah perut Alea. Pinggul Alea bergerak, merespon gerakan jemari Lee di miliknya. Kedua telapak tangannya berpegangan di kedua pergelangan tangan Lee yang sibuk bekerja untuk memacu gairahnya. "Lea," Lee menancapkan bibirnya di putihnya kulit leher Alea, saat tubuh Alea ia rasakan menegang.  Lee ingin mendengar jerit Alea, saat Alea sampai pada klimaksnya. Alea mengerang panjang, Lee berbisik di telinga Alea. "Sangat seksi Alea, Sayang" puji Lee, perlahan Lee membaringkan Alea di atas ranjang. Pakaian tidur Alea belum ia lepaskan. d**a Alea turun naik tidak beraturan, matanya rapat terpejam, rambutnya meriap di sekitar kepalanya. Dadanya yang tanpa bra menyembul di belahan d**a pakaian tidurnya. Celana dalam pinknya terlihat basah oleh semburan cairan miliknya. Perlahan, Lee melepas celana dalam Alea. Lalu ia melepaskan pakaiannya sendiri. Lee membungkuk di atas tubuh Alea, dengan senjata yang ia tuntun untuk memasuki gerbang kenikmatan milik Alea. Desahan terdengar dari mulut mereka berdua, saat milik Lee sudah tenggelam di dalam milik Alea. Bibir mereka saling memagut, gerakan pinggul mereka saling bekerjasama, untuk mencapai nikmat yang paling luar biasa. Peluh sudah membasahi tubuh mereka, membasahi rambut mereka, membasahi sprei di bawah mereka. Mereka tak perduli waktu yang terus berjalan, tak perduli matahari yang mulai tinggi. Kesepian, dan kehampaan yang sekian lama dirasakan Alea, seperti menghilang bersama puja puji yang dibisikan Lee seiring kecupannya. Alea seakan lupa akan cintanya pada Reno, padahal Reno baru saja menelponnya. Meski Lee terkesan kasar awalnya, tapi sentuhannya yang bagai memuja Alea, membuat Alea hanyut, terlarut, lalu tenggelam di dalam pusaran gairah yang diciptakan Lee di antara mereka berdua. Alea belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Lee mampu memberikan rasa nyaman saat mereka bercinta, bukan hanya rasa nyaman, tapi juga rasa percaya, sehingga Alea tidak bimbang menyerahkan dirinya di bawah kuasa Lee saat mereka bercinta. Kepasrahan Alea, membuat Lee tersenyum bahagia. Lee lupa janjinya pada Reno, untuk menjaga Alea sampai tiba waktunya mereka berpisah, dan Alea harus menikah dengan Reno. Keinginan yang ada di dalam hati Lee saat ini, adalah membuat Alea bahagia, membuat Alea bisa tertawa lepas, membuat Alea terlepas dari trauma masa lalunya. Lee mengusap kepala Alea lembut. Bibir Alea yang setengah terbuka membuatnya tak mampu menahan diri untuk tidak mengecupnya. Kecupan yang akhirnya membangunkan. Alea dari tidurnya. Alea menolehkan kepala, matanya melebar saat melihat senyum Lee yang ditujukan ke arahnya. Lalu ia menundukan kepala, untuk melihat tubuhnya. "Lee!! " Lee menutup kedua telinganya, ia yakin Alea pasti akan diserang amnesia tiba-tiba, lalu memberinya sumpah serapah, dan pasti menuduh Lee sudah memperkosa dirinya. BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD