Lea!" Lee mendekat, ia duduk di tepi ranjang. Dilepaskan tangan Alea dari telinga. "Ada apa Lea?" "Lee.... " Alea mengangkat wajahnya yang tertunduk. "Ada apa?" Lee mengusap pipi Alea yang basah oleh air mata. Dibawa kepala Alea ke dadanya, diusap perlahan kepala dan punggung Alea. Alea terisak dalam dekapan Lee. Lee membiarkan saja Alea menumpahkan tangisnya. Tumini, dan Jumah yang tadinya ikut masuk ke kamar Alea, memilih untuk segera ke luar dari sana. Tumini menutup pintu dengan hati-hati, agar tidak menimbulkan suara. Perlahan, tangis Alea tidak terdengar lagi, Lee bisa merasakan tarikan napas Alea yang mulai teratur. Lee yakin, Alea tidur dalam keadaan duduk, dengan kepala masih menempel di dadanya. Dengan hati-hati Lee menjauhkan kepala Alea dari dadanya, lalu dibaringkan