8 :: L Agency ::

1669 Words
Selalu di butuhkan, dan selalu membutakan. Siapa lagi jika bukan uang. **** Anne yang sudah sangat lelah sedang membersihkan Bar tempat ia bekerja. Memiliki wajah cantik dan tubuh yang ideal membuat banyak sekali tantangan di saat ia bekerja, tapi untungnya belakangan ini ada Leo yang selalu hadir menjadi salah satu tamu di sana, sekaligus menjaganya dari godaan para pria nakal. Andai dia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik maka dia sudah pasti meninggalkan bar itu. Wajah lelah Anne tersenyum ketika melihat Leo sedang bersandar pada mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Anne berlari kecil dan Leo memeluk dirinya erat, mereka baru resmi menjadi sepasang kekasih. Aroma serta gairah cinta yang menggebu masih sangat terasa di keduanya, cumbuan yang seolah tidak dapat di pisahkan membuat keduanya larut dan tidak memikirkan hal lainnya, termasuk memikirkan mereka masih ada di pinggir jalan. "Aku punya berita bagus untuk mu," kata Leo dan dia menunjukkan sebuah pesan di ponselnya. Mata Anne membulat sempurna lalu menutup mulutnya tidak percaya. Dalam waktu tiga hari saja potret dirinya sudah berhasil memukau salah satu majalah yang cukup ternama di dunia hollywood. Mereka mengatakan tidak sabar untuk merencanakan kerjasama dengan Anne. "Ini serius ?" tanya Anne tidak percaya kemudian Leo mengangguk dengan senyumannya. "Ayo masuk ke mobil, ada berita lainnya yang ingin aku sampaikan." Anne mengangguk dan dia sudah duduk dengan manis di dalam mobil kekasihnya itu. Louise menelpon tapi Anne mengabaikannya. "Ada berita apalagi ?" tanya Anne kemudian Leo tersenyum lebar. "Ada satu agency model yang ingin kau menjadi bagian dari mereka, saat aku memperlihatkan foto mu dua hari lalu mereka menyetujui untuk merekrut mu dan untuk resmi masuk ke sana kau harus membayar biaya yang di bebankan di awal kepada dirimu, kemudian mengikuti tes dari mereka dan setelah lulus kau juga akan mendapatkan kursus kilat agar bisa dengan mudah mengetahui peraturan dasar tentang seorang model profesional." "Ah..tunggu, kau tadi mengatakan akan ada biaya masuk dan juga kursus ?" Anne memastikan kembali dan Leo mengangguk. "Sorry aku tidak bisa Leo, kau tahu aku bekerja juga karena memang ada yang harus aku bayar. Aku tidak bisa mengambil apa yang memang terdengar menggiurkan untuk impian ku ini, aku mohon maaf." "Masalah biaya kau tenang saja, agency model ini milik paman ku sendiri jadi kau jangan khawatir. Aku masih bisa mengatasi masalah biaya, hanya saja kau memerlukan waktu lebih di kursus mu kelak, yang artinya kau harus merelakan pekerjaan mu saat ini untuk masa depan yang lebih baik lagi Anne." Mendengar semua itu Anne terdiam cukup lama, dia menatap Leo dan mengatakan akan memikirkannya terlebih dahulu. Mereka pun sampai di depan sharing house Anne, mengecup kening kekasihnya itu Leo mengingatkan untuk Anne segera menentukan mana yang menurutnya baik untuknya di masa mendatang. Setelah mengangguk dan tersenyum manis Anne keluar dari dalam mobil untuk masuk ke dalam rumah itu. Anne melihat ada kehebohan di dalam rumah itu dari teman-teman yang juga tinggal di sana. Mereka menyapa Anne dan mengajak Anne untuk bergabung tapi Anne yang sudah sangat lelah tidak ingin menikmati pesta kecil-kecilan itu. Masuk ke dalam kamarnya Anne di kejutkan oleh Louise yang berada di tempat tidurnya. "Kenapa kau di sini ?" tanya Anne sambil memegang arah jantungnya. "Kau berpacaran dengan pria itu ?" sepertinya sudah melihat mobil yang mengantarkannya pulang. "Ehm...bagaimana jika ya ?" tanya Anne kemudian memilih duduk di sebelah sahabatnya itu. "Baguslah, dia pria yang baik. Aku turut mendukungnya," Louise tersenyum dan memeluk Anne, dia juga ikut bahagia jika sang sahabat bisa menemukan seseorang untuk tempat berbaginya. Anne kemudian melihat teman satu kamarnya yang tidak ada di sana. "Dia sedang di ajak pergi oleh seseorang malam ini." Louise menjawabnya. "Sugar daddy yang baru lagi atau ?" "Masih yang lama, sepertinya service-nya memuaskan sehingga dia di minta kembali, tapi itu bagus. Jika dia terus seperti itu dia akan mendapatkan apa yang ia mau." "Maksud mu ?" Anne tidak mengerti. "Ya dia tidak akan hanya mendapatkan uang yang sekali pakai habis, tapi juga bisa memiliki aset rumah, atau juga apartment atas nama dirinya minimal." Anne hanya mampu mengangguk mendengarnya. Kemudian dia menceritakan kepada Louise kabar bahagia yang Leo berikan kepadanya tadi, Louise yang tidak percaya mendengarnya berteriak lalu memeluk Anne. "Menurut mu bagaimana ?" tanya Anne. Sejujurnya dia berat untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini. "Saran ku tentu kau harus mengambil jalan ini Anne, kapan lagi ada kesempatan seperti ini. Gaji satu kali pemotretan mu kelak pasti dua atau tiga atau bahkan lebih dari gaji mu satu bulan di Bar itu. Kau harus mengambil kesempatan ini." Anne mengerutkan keningnya dan dia juga setuju dengan hal yang Louise katakan, semakin bertanya dengan Louise dia jadi semakin bingung. **** Pagi yang cerah di salah satu kota yang ada di negara bagian California yaitu Berkeley, kota yang Anne tempati saat ini untuk kuliah dan sambil bekerja. Rumah orang tua Anne ada di San Diego yang jika di tempuh naik mobil memakan waktu tujuh jam dari Berkeley, Anne berjalan kaki menuju kampusnya yang bernama University Coloumbia atau yang di kenal dengan singkatan UCLA. Universitas negri itu memberikan biaya siswa bagi Anne di awal semester kedua ini, Anne bersyukur untuk itu. Setidaknya dia bisa menghemat biaya, langkah kakinya terus melaju sambil dia memikirkan apa yang Loiuse katakan. Sahabatnya itu akan benar-benar pindah ke Beverlly hills yang artinya mereka akan sangat jarang untuk bertemu. Ya, tinggal di Beverlly hills memang menjadi impian semua orang. Daerah mewah nan elit yang banyak di tinggali oleh para selebritis papan atas itu memiliki harga hunian yang luar biasa mahalnya. Anne menggelengkan kepala sambil tersenyum, tiba-tiba seorang mahasiswi yang satu fakultas memanggil Anne. "Anne, kau di minta untuk ke ruangan Prof. Anthony." Anne yang mendengar hal itu langsung buru-buru ke ruangan tersebut. Dia heran ada apa dia di panggil. Masuk setelah memberikan salam Anne di minta duduk. Keterkejutan Anne saat mendengar namanya di bekukan dari salah satu mahasiswa yang menerima beasiswa di fakultasnya tidak dapat Anne percaya. Alasannya adalah nilai yang Anne dapatkan tidak sesuai dengan target. Jika bisa Anne ingin mengumpat saat itu juga, semua nilai pelajaran yang dia ambil sudah sempurna lalu dia harus mendapatkan nilai seperti apa lagi. Tidak ingin berdebat Anne pergi begitu saja, dia tidak jadi mengambil jam kelasnya. Anne hanya menghabiskan waktu untuk menangis di salah satu bangku yang ada di dekat taman fakultasnya. Sungguh Anne merasa sangat sedih, dia membuka map di dalam tas yang merupakan nilai-nilai tesnya satu bulan belakangan ini. Dengan kesal Anne melemparkan semua kertas itu ke udara. Tesy dan Louise sepertinya benar, wanita dari kalangan rendah sepertinya tidak akan pernah dianggap dan akan selalu mendapatkan kesulitan jika tidak Anne yang mengubah semua itu. Anne menelpon Leo untuk memberitahukan jika dia siap untuk pergi ke Los Angeles melakukan wawancara tes dan juga kursus yang akan dia dapatkan. **** Babak baru bagi Anne akan di mulai karena Leo sedang ada di Los Angeles dan tidak bisa menjemput Anne dia pun memutuskan untuk menaiki bus dari stasiun yang ada di UCLA. Anne sudah menelpon Rose untuk meminta izin pergi dengan alasan keinginannya itu. Sebagai seorang ibu tentu saja Rose mengijinkan Anne pergi dengan harapan bisa sukses mengejar apa yang Anne impikan selama ini. Bagaimana dengan kuliah Anne di UCLA akan dia pikirkan nanti, dia saat ini hanya ingin fokus kepada langkah awalnya menjadi seorang model. Semoga saja dia bisa bersinar seperti model-model lainnya yang dia idolakan saat ini. Melakukan perjalanan nyaris delapan jam dari Berkeley ke Los Angeles dengan bus tentu membuat badan Anne pegal bukan main. Untungnya dia bisa beristirahat di rumah sahabatnya Louise. Dia di sambut dengan hangat di rumah mewah tersebut. "Dia tidak ada di rumah ?" tanya Anne saat sudah ada di kamar tamu dan mengganti pakaiannya. "Tidak ada. Dia sedang ke Vegas," jawab Louise dan Anne hanya mengangguk. "Cepatlah, jangan sampai kau terlambat." Louise kemudian memberikan baju-baju terbaik yang ia miliki untuk Anne gunakan sore ini ke wawancara dan tes tahap awalnya. Semua penampilan dari rambut dan wajah Anne Louise yang mengurus, dan wanita itu pula yang mengantarkan Anne untuk sampai di sebuah gedung tinggi tempat di mana pusat L Agency itu berada. Setelah memberitahukan maksud dan tujuannya datang ke gedung mewah itu ke resepsionis Anne di bawa menaiki lift dan tiba di depan pintu. "Silakan masuk, Mr. Howard sudah menunggu." Anne mengetuk pintu dan ketika sebuah suara menyuruhnya untuk masuk dia pun dengan berdebar membuka pintu itu. Di dalam ruangan Anne sudah melihat beberapa orang pria dan satu wanita yang tersenyum kepadanya untung saja dia juga melihat Leo ada di sana. "Jadi kau Anne Smith. Wanita yang ada di foto ini ?" tanya wanita yang bergaya sangat anggun dan duduk di sofa. "Benar," jawab Anne dengan senyum seadanya. Meski Leo ada di sana juga tetap saja dia sangat gugup. Setelahnya Anne di persilakan untuk duduk dan dia mulai menjawab sedikit pertanyaan tentang latar belakang keluarga bahkan sampai ke motivasi yang ia miliki. Anne dinyatakan lulus di tes pertama, dia sadar ada seorang pria yang diam dan terus menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Anne jelaskan. Hanya ada sorotan mata tajam dan senyum simpul yang selalu pria itu diberikan kepadanya. "Anne kau sudah lulus di wawancara, dan sekarang saatnya kau untuk lulus di tes kedua." Anne mengangguk kemudian wanita itu kembali menjelaskan apa yang harus Anne lakukan. Saat dia di haruskan untuk menuruti semua keinginan Levin sang pemilik Agency itu Anne menelan ludahnya berat. Di tambah satu persatu dari semua orang itu pergi, meninggalkan dia seorang saja. Sebelum benar-benar keluar Leo sempat berbisik kepada Anne "Lakukan apa saja yang ia minta, ingat ini adalah harga yang harus kau lakukan untuk masuk ke dunia ini." "Apapun," "Iya," jawab Leo kemudian dia pergi dari sana. Anne kembali menatap Levin yang duduk dengan tenang di kursi kerjanya, pria itu menyandarkan tubuhnya sambil meneliti tubuh Anne dari atas hingga bawah. "Apa kau memiliki bekas operasi di tubuh mu ?" tanya Levin tenang dan tetap dengan wajah mengintimidasi. "Tidak." "Kau melakukan operasi p******a atau b****g mu ?" "Tidak," jawab Anne lagi sambil menelan ludahnya berat. "Oke ! kau bisa melepaskan semua pakaian mu sekarang juga." "Baiklah--- hah ! what ?" tanya Anne tidak percaya. Bersambung.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD