10 :: Malam Petaka ::

1488 Words
Anne menaiki sebuah mobil mewah bersama Levin, ke hotel yang Anne tahu pasti sangat mahal harganya untuk menginap di sana. Levin menggenggam tangan Anne masih memberikan senyuman memukau, menaiki lift Anne sedikit berpikir apa yang akan Levin lakukan kepadanya dengan membawa dia ke hotel. Tapi pasti pria ini tidak akan melakukan apapun, karena Levin tahu dia adalah kekasih dari keponakannya sendiri. Membuka akses pintu kamar Anne masuk ke dalam kamar itu dan dia terpukau melihat pemandangan super mewah dengan dinding yang sepenuhnya kaca. Pemandangan kota benar-benar dapat dia lihat dari kamar itu. Levin menuangkan minuman yang tentu saja ber-alkohol kepada Anne. "Kau suka ?" tanya Levin memberikan minum itu kepada Anne. "Aku masih memiliki yang lainnya, ayo." ajak Levin menarik tangan Anne untuk ikut dengannya. Dari kamar itu ada sebuah lift yang membawa mereka berdua ke atas rooftop hotel namun terlihat daerah itu lebih privasi karena tidak terlalu luas dan juga di lengkapi dengan kolam renang serta mini bar. Anne duduk di bangku mini bar itu menikmati angin malam yang berhembus ke wajah dan tubuhnya. Levin terus mengamati wajah Anne tanpa henti. "Ini benar-benar indah," kata Anne dan wanita itu masih tersenyum kemudian meminum cairan yang ada di gelasnya. "Boleh aku masuk ke dalam kolam renang itu ?" tanya Anne dan Levin menganggukkan kepala tanda dia tidak keberatan sama sekali. Anne berjalan perlahan, dia masuk ke dalam kolam itu masih memakai gaunnya. Air itu ternyata hangat, menatap bintang di langit perih hati Anne mengingat perbuatan Leo membuatnya nyaris menjatuhkan air mata, hingga dia kembali ke atas dan menuju pinggiran pagar kaca rooftop itu. Levin mendekati Anne dan kali ini jarak mereka sangat dekat, Anne sedikit gugup tapi sentuhan tangan Levin mampu menenangkannya besertaan dengan sensasi hangat dan nyaman yang ia rasakan. Levin mendekatkan wajah mereka berdua dan mengecup bibir Anne, awalnya Anne terkejut tapi gerakan mahir dari Levin membuatnya tidak bisa menolak ciuman itu. Anne membalasnya dan entah mengapa pikiran Anne masih ingin terus cumbuan itu terjadi. Jas serta kemeja yang Levin kenakan tentu saja menjadi basah karena dress Anne yang sudah terkena air kolam renang tadinya. Cumbuan Levin yang lihai sudah menyerang bagian leher, dan tangannya juga sudah menjelajahi tubuh Anne yang sudah merasuki pikirannya sedari awal dia melihat wanita ini. Anne sungguh tidak sadar jika semua sudah Levin rencanakan dengan teliti, Levin memang tidak pernah merencanakan menjebak seorang wanita jatuh ke dalam pelukannya karena biasa semua wanita dengan senang hati datang kepadanya. Namun, tidak dengan Anne. Levin harus mengatur semua dengan baik terlebih dahulu, hanya agar dia bisa menjalankan rencana gilanya ini. Anne sendiri di kuasai keinginan untuk memuaskan dirinya dengan hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya dan Levin benar-benar mahir membuatnya begitu tergoda serta mendamba. Entah bagaimana dia dan Levin bisa sampai ke dalam kamar hotel dengan cumbuan Levin di semua area tubuhnya, tidak ada sejengkal pun yang pria itu lewati dari tubuh Anne yang masih menggunakan dress basah tersebut. Dress merah basah dengan kulit putih pucat milik Anne adalah perpaduan yang sangat seksi bagi mata Levin. Sial-nya dia harus merusak gaun itu dengan tangannya agar malam mereka menjadi semakin sempurna. Anne sudah tidak menggunakan sehelai benang kain untuk menutupi tubuhnya, di dalam pikirannya bukan siapa yang melakukan ini kepadanya tetapi sensasi yang dia rasakan saat ini. Anne tidak merencanakan semua ini untuk membalas sakit hatinya pada Leo, dan sepertinya Levin juga akan setuju untuk merahasiakan malam ini dari keponakannya itu. Anne sudah terjatuh di atas tempat tidur dengan kedua tangan Levin yang mengurungnya. Anne menatap mata pria yang sudah memberikannya pengalaman pertama dengan berani "Apakah kau mau merahasiakan malam ini dari semua orang ?" tanya Anne dan Levin hanya menyeringai saja lalu menggoda bagian perut Anne. Malam itu pasti tidak akan Anne lupakan, Levin tersenyum saat dia tahu Anne masih utuh sebagai wanita dan dia yang pertama bagi wanita ini. Levin berjanji akan mengikat Anne selamanya di dalam hidupnya, dan dia akan memberikan segala yang Anne mau. "Levin. Itu nama ku sugar dan kau bisa mengucapkannya," bisik Levin lembut saat mereka nyaris mendapatkan kenikmatan itu bersama dengan Anne yang menyebutkan namanya. Setelah selesai Levin menyelimuti Anne yang terlihat lelah, meski dia masih menginginkan Ane tapi dia tahu wanita ini masih baru pertama kali melakukannya dan dia tidak ingin serakah. Levin menyelimuti tubuh Anne, dia memeluknya untuk terlelap bersama. Anne adalah sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan, setelah merasakannya Levin tahu jika dirinya merasa lebih puas dari biasanya bahkan saat bersama mantan istrinya kepuasan yang dia rasakan saat ini sungguh luar biasa. Apa yang membuatnya begitu ? dia juga tidak tahu. **** Sinar matahari mengusik tidur Levin, dia meraba sebelahnya dan hanya menemukan kekosongan. Mata yang tadinya masih tertutup kini terbuka sempurna, dia mencari keberadaan Anne ke seluruh ruangan dan tidak melihat wanita itu sama sekali. Matanya kemudian menangkap sebuah kertas yang ada di nakas sebelah tempat tidur. Hai Mr.Howard maaf karena aku pergi buru-buru. Aku ingin meminta satu hal saja, aku harap kau bisa menyimpan rahasia ini dari siapa pun terutama Leo. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Anne "s**t !" umpat Levin karena ternyata Anne sungguh-sungguh menginginkan hal yang terjadi kepada mereka semalam tidak lebih dari sebuah kencan one night stand. Wanita itu benar-benar membuatnya gila. Setelah dia memperlihatkan kamar mewah miliknya ini Anne masih bisa menolaknya. Levin meremas kertas itu dan membuangnya ke sembarang arah. Levin segera menelpon Liam untuk memanggil wanita bernama Anne Smith itu ke kantornya. Anne salah jika berpikir ini adalah satu malam biasa bagi mereka berdua, karena pada kenyataannya ini hanyalah sebuah awal untuk jerat Levin berikutnya. **** Anne baru selesai mandi dan dia tengah sarapan dengan satu buah pisang dan jus brokoli di campur nenas. Itu adalah sarapan rutin bagi Anne setelah dia masuk di agency model. "Hai Anne," sapa Lynn yang baru bangun. Ini adalah minggu dan mereka baru siap berpesta semalam, jadi wajar saja jika semuanya bangun siang. "Aku pikir kau tidak pulang semalam." Lynn berbicara sambil mengupas buah untuknya. "Kenapa begitu ?" tanya Anne penasaran. "Tentu saja, kau pergi dengan Mr.Howard semua orang tahu apa maksudnya." "Kami tidak melakukan apapun, aku juga langsung diantarkan pulang." Anne berbohong tentu saja, dia hanya tidak ingin ada yang tahu hal apa yang sudah terjadi semalam. "Percuma saja berbohong Anne, " kata Ashley yang juga baru bangun. Dia sebaiknya menghindar dari perbincangan ini, kebetulan ponselnya berdering jadi dia bisa memiliki alasan untuk menghindar. "Halo," jawab Anne. "Hi Anne, hari ini kau akan mendapatkan manager jadi bisa kau datang ke kantor agency ?" tanya seorang wanita dan dengan semangat Anne menjawab jika dia akan datang tepat waktu. Dia langsung bersiap dengan rapi, mencari baju-baju yang Louise berikan kepadanya sebagai modal awal dia menjadi seorang model. Anne pergi menggunakan taksi untuk sampai di kantor yang pernah dia datangi pertama kali. Ketika resepsionis mengantarkan Anne ke ruangan Levin yang sudah pernah dia datangi sebelumnya Anne sudah was-was. Namun, saat melihat ada seorang pria lainnya di sana dia menjadi tenang meski sorot mata Levin yang mematikan masih mengganggunya. Anne mendengar perkenalan manager yang ia miliki bernama Amy, dia sebenarnya adalah seorang pria tapi memiliki gaya yang sedikit feminim. Tentu hal itu dapat di lihat dari namanya yang ia sebutkan. Setelah mendengar semua tata tertib menjadi anak asuh Amy, Anne di minta untuk tetap tinggal di ruangan itu sementara Amy sudah keluar meninggalkan dia yang pasti dalam bahaya. Benar saja Levin sudah memeluknya dari belakang dan menggodanya di bagian leher yang menjadi hal sangat sensitif bagi Anne. Levin memutar tubuh Anne menghadapnya dan mendekati Anne yang otomatis mundur dan mengenai meja kerja Levin. Kedua tangan pria itu mengangkat tubuh Anne sambil terus mencumbu bibir Anne. "Mr.Howard," kata Anne mencoba masih wajar dengan semua serangan pria itu di bagian pahanya. Ya, Levin mengusap perlahan bagian kaki hingga ke atas dan mengenai bagian inti kenikmatan Anne. Rok yang dia gunakan mempermudah Levin melakukannya. "Ya sugar," jawab Levin menggoda Anne. "Berhentilah, cukup semalam saja kita melakukannya." Levin masih mencoba memberikan yang terbaik di tubuh Anne, berharap wanita ini tergoda dan mereka mengulangi gairah semalam. Tapi Anne yang sudah nyaris menyerah dengan semua cumbuan itu berhasil menguasi dirinya. "Mr.Howard please," kata Anne lagi dan dia menjauhkan tubuh Levin. "Aku ada kontrak pekerjaan untuk mu ke Miami, dan kau harus melakukannya." Anne berdiri dan membenarkan semua pakian yang ia miliki. "Ke Miami ?" "Ya," kata Levin dia juga membenarkan kemejanya kemudian mendekati Anne. "Pergi bersama ku dan kau akan mendapatkan semuanya dengan mudah sugar," ujar Levin membujuk Anne sambil menyentuh dagu Anne yang tentu saja segera menghindar. "Maaf Mr.Howard, saya rasa kita perlu bekerja secara profesional mulai saat ini. Saya ingin anda menganggap yang semalam hanya kesalahan saya saja." "Bagaimana jika aku tidak mau Anne ?" jantung Anne nyaris copot mendengarnya dan dia sungguh merasa t***l saat ini. "Ikuti permintaan saya atau Leo akan tahu apa yang sudah kita lewati semalam. Saya merekam semuanya Anne, jadi kau bisa pilih mau yang mana." Anne menatap sengit Levin, wajah pria ini terlihat sangat menyeramkan sekarang. "Bagaimana Anne," Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD