Identity 14 - Kehilangan

1020 Words
Identity 14 - Kehilangan Waktu cepat berlalu, sudah seminggu Remon terus menemani Amelia dalam kesedihannya. Andre juga belum ada perkembangan setelah kecelakaan. Dia mengalami koma. Remon cukup sebal dengan kejadian ini. Itu artinya rencananya untuk menikah harus diundur karena kejadian ini. Mana Amelia semakin manja dan cengeng pada Remon. Meskipun risih, Remon harus tetap menahannya. Semua itu demi rencananya. "Sabar ya sayang. Aku tahu ini semua berat buat kamu. Tapi kamu harus kuat. Aku tahu, tidak ada orang yang baik-baik saja saat ditinggalkan orang yang kita sayangi. Namun, yakinlah semua hal yang terjadi di hidup kita ini. Pasti ada hikmahnya. Meskipun terasa pahit dan sangat getir. Tapi aku yakin kamu bisa melewati semua ini," ucap Remon. Dia memang sangat pandai berkata-kata. Padahal niatnya sendiri sangat busuk pada Amelia. "Iya, Remon. Tapi kenapa semuanya terjadi begitu cepat. Mama padahal pengen banget lihat aku nikah sama kamu. Beberapa jam sebelum mama dan papah kecelakaan. Mereka sempat telepon aku. Mereka sampai bilang apa aku mau kembali memikirkan operasi plastik atau enggak. Ya Tuhan, semua ini masih serasa mimpi buruk bagi aku. Aku ingin semua itu benar-benar mimpi buruk. Agar aku terbangun dan bisa kembali sama mama papah. Meskipun mereka sering pergi ninggalin aku, tapi mereka selalu meluangkan waktu. Untuk quality time buat aku kalau weekend." Derai air mata terus menetes dari pelupuk mata Amelia. Memang semuanya sangat berat bagi Amelia. Karena tidak banyak orang yang menyayanginya. Hanya kedua orang tua dan Najla saja yang sayang pada Najla. Mungkin sekarang di tambah kasih sayang Remon yang palsu. Tidak ada yang pernah siap untuk kehilangan. Namun, siap tidak siap. Kita harus siap menunggumu giliran untuk dipanggil. Masih ingat betul saat Alika merekomendasikan butik yang akan mereka pakai untuk gaun pernikahan Amelia nanti. "Nih Mel, butik CantikQ. Di sana gaun pernikahannya bagus-bagus. Dulu saat papah dan mama nikah. Mama dan papa pake gaun dan jas di sana. Mama kenal sama designer-designernya. Mereka mendesign gaunnya itu limited edition. Dijamin kamu dan Remon akan puas saat pake gaun dan jas dari mereka. Benar-benar memuaskan," puji Alika pada butik CantikQ. "Wah terimakasih banget mah. Butik CantikQ itu yang punyanya tante Cantika yang designer terkenal itu kan?" Tanya Amelia antusias. "Iya, sayang. Cantika Wibowo. Semua klien yang memakai jasa dia sangat puas. Benar-benar limited edition. Dijamin enggak akan ada yang sama yang pake gaun pernikah itu. Nanti biar mama yang bicara sama Cantika. Kamu bisa request seusai keinginan kamu dan Remon. Pernikahan itu sekali seumur hidup, Mel. Jadi kita harus jadikan momen itu, momen yang tidak pernah terlupakan dalam hidup kita," oceh Alika panjang lebar. "Siap mah, aku juga udah enggak sabar buat hunting baju pengantin sama Remon. Sepulang dari Kanada. Mama sama papa mau menentukan tanggal pernikahan kan?" Tanya Amelia tidak sabaran. "Iya Mel, ada klien penting di Kanada. Mama, papa harus kesana. Siapa tahu dapat proyek bagus. Kan menguntungkan juga buat perusahaan. Tenang jangan sedih. Kamu sama Remon pasti menikah kok," ucap Alika. "Mama hebat banget sih, bisa jadi seorang ibu. Istri yang baik dan juga pengusaha yang membantu suaminya bekerja. Aku bisa enggak yah, kayak mama. Mama itu inspirasi aku banget," puji Amelia. Alika memang wanita karir yang tangguh. Diusianya yang masih muda dia harus menjabat sebagai CEO di perusahaan milik ayahnya. Alika membantu menghendel pekerjaan ayahnya yang memang cukup banyak. Sampai suatu saat Alika berkerja sama dengan PT. Golden Fashion. Perusahaan milik Andre. Mungkin karena sering bertemu untuk meeting. Rasa cinta pun mulai tumbuh diantara mereka. Sehingga membuat mereka saling jatuh cinta. "Maukah kamu menikah denganku?" Ucap Andre saat itu. Betapa terkejutnya Alika mendengarkan pernyataan Andre. Alika juga tidak memungkiri. Kalau Alika juga suka pada Andre. Tidak ada alasan untuk Alika meneolak Andre. Alika menerima lamaran Andre dengan senang hati. "Hei, mama ngelamun ya?" Tanya Amelia membuyarkan lamunan Alika. "Eh iya, sayang. Mama jadi keingetan pas papa kamu ngelamar mama. Papa juga lelaki yang berani sama seperti Remon. Papa kamu orangnya tidak suka basa basi sama seperti Remon. Kalau ada yang mau diungkapkan ya langsung di ungkapkan. Meskipun seperti itu, papa kamu selalu menanya pendapat mama kalau ada sesuatu yang terjadi. Kalau masalah hati sih, papa kamu langsung tancap gas saja. Kalau masalah lain harus didiskusikan dulu," cerita Amelia. Alika memegang tangan Amelia, anak semata wayangnya. "Mel, mama yakin kamu bisa lebih sukses dari mama sama papa. Kamu akan lebih hebat dari mama sama papa. Mama yakin kamu dan Remon akan bahagia. Percayalah, Tuhan itu baik. Ini saatnya tangan Tuhan yang turun. Membuat kamu bahagia, dengan cara menghadirkan Remon dalam hidup kamu. Kamu harus sabar ya, ujian disaat akan menikah pasti akan ada saja. Namun, jika kita bisa melaluinya dengan sabar. Kita akan naik tingkat, mama yakin akan indah pada waktunya," nasihat Alika. Amelia benar-benar terharu dengan ucapan mamanya. Hatinya menghangatkan. Amelia benar-benar bangat bersyukur mempunyai ibu seperti Amelia. Mungkin memang Amelia harus lebih bersabar. Karena dengan kesabaran, semua itu akan membuahkan hasil yang manis. "Intinya dalam suatu hubungan itu, kalian harus saling percaya. Kepercayaan itu penting. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Apalagi kalau sudah menjadi suami istri. Itu yang dinamankan sehidup semati. Kalau ada masalah kan enak. Kita bisa menyelesaikannya bersama-sama. Karena tidak ada yang ditutup-tutupi. Akan lebih mudah mencari solusi atas Malasah yang dihadapi," tambah Alika. Memang benar, tempat curhat yang terbaik adalah dengan ibu. Ibu mempunyai seribu nasihat yang membuat hati kita menjadi tenang. Yang asalnya kepikiran dan tidak tenang. Karena ucapan ibu yang lembut dan solusi terbaik. Kita menjadi lebih tenang. "Makasih ya, ma. Terus bersama aku ya. Mama emang yang terbaik," ujar Amelia. "Mel, cepat atau lambat. Kamu akan bersama Remon. Mama tidak akan selalu ada lagi buat kamu. Kan nanti kamu harus nurut sama suami. Jadi kamu harus lebih dewasa." Harusnya Amelia mengerti dengan ucapan Alika ini. Mungkin ini firasat, bahwa Alika akan pergi untuk selamanya. 'Mama tidak akan selalu ada lagu buat kamu'. Kata ini seperti perkataan yang biasa saja. Namun, ternyata sebuah firasat buruk yang akan terjadi. Mungkin, kalau tahu itu sebuah firasat. Amelia akan mencegah sebisa mungkin. Agar Andre dan Alika tidak pergi ke Kanada. Mungkin saat ini Alika dan Andre masih hidup. Sayangnya, semua itu sudah di gariskan Tuhan. Kita tidak bisa mencegah semua itu terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD