Kembali ke rumah Ayah.
Di ruang keluarga Ayah dan Mas Rangga tengah berbincang bersama, sementara aku dan ibuku sedang memasak di dapur untuk makan siang. aku tersenyum senang bisa memasak bersama ibuku untuk pertama kalinya.
“Jangan senang dulu kau, Nisa. Ibu mau memasak bersamamu itu karena Ayahmu yang memaksa,” tutur ibuku saat melihatku tersenyum.
“Iya Bu, Nisa tahu. Tapi seperti ini saja sudah membuat Nisa bahagia,” Balasku.
“Ingat ya Nisa, kau harus menolak nanti saat Ayah memintamu menginap di rumah. Ibu tidak mau kau menginap di sini,” pesan ibuku terdengar sedikit mengancam.
“Tapi kenapa Bu? Kenapa sejak saat Nisa masih kecil sampai dewasa, ibu tidak menyukai Nisa? Kenapa ibu tidak menginginkan Nisa? Kenapa ibu tidak bisa sayang sama Nisa seperti ibu sayang Bela?”
Aku
