Bab 12

2085 Words

Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yang lolos begitu saja dan mengalir deras di pipiku, hatiku terasa teriris sakit sekali, entah sampai kapan aku bisa bertahan menghadapi sikap mertuaku. Tidak lama pintu ruang rawatku terbuka, aku yakin itu pasti Mas Rangga, cepat-cepat aku menghapus air mataku. Aku tidak ingin Mas Rangga melihatku menangis. “Loh Dek, ibu mana?” tanya Mas Rangga padaku. “Ibu keluar Mas, katanya mau cari udara segar di luar,” jawabku tersenyum. “Ow ya sudah,” sahut Mas Rangga. Mas Rangga lalu duduk di sebelahku dan mengeluarkan isi bungkusan yang ada di tangannya. “Dek makan dulu ya, kebetulan tadi Mas pulang dari Mushola lihat penjual mie ayam dan Mas membelinya untukmu.” “Iya, Makasih ya Mas.” Aku menyunggingkan kedua sudut bibirku, Mas Rangga lalu meleta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD