Reladigta Prameswari

1796 Words
Namaku Reladigta Prameswari, tak ada nama keluarga dibelakang namaku karena aku, anak dari seorang pembantu di rumah Tuan Tomy Adiyaksa salah satu pengusaha batu bara. Aku tinggal di rumah mereka karena mau tidak mau ini semua atas permintaan Papi Tomy yang ternyata adalah ayah kandungku. Aku memanggilnya Papi karena dia yang memintaku memanggilnya papi. Papi sangat menyayangiku berbeda dengan istrinya yang sangat membenciku. Istri pertama Papi bernama Raden ayu Gendis. Ia dan anak-anaknya sangat membenciku. Aku memang bukan anak yang diinginkan oleh orang tuaku, bahkan ibu kandungku sangat membenciku terbukti dia meninggalkanku dan menikah dengan seorang dokter terkenal tanpa mau membawaku. Kenapa aku bisa hadir didunia? Kenapa aku harus menderita dirumah ini? Ini semua karena papi memperkosa anak seorang pembantu yang dia cintai. Wanita yang diperkosa Papiku adalah ibuku. Ibuku adalah wanita cerdas walaupun terlahir sebagai anak pembantu dikeluarga Adiyaksa. Kakekku seorang tukang kebun yang jatuh cinta dengan nenekku seorang pembantu rumah tangga di keluarga ini dan akhirnya mereka menikah dan melahirkan Ibuku yang diberi nama Reni. Saat itu ibuku baru saja pulang dari rumah sakit dan ingin menjenguk nenek dan kakek yang tidak mau tinggal bersama ibu dan masih bekerja di keluarga Adiyaksa. Malapetaka itu pun terjadi saat semua keluarga sedang berada di Solo dan nenek sedang pergi ke pasar bersama kakek. Dirumah yang sangat luas ini hanya ada tuan Tomy alias papaku dan beberapa satpam yang berjaga diluar rumah.   Flash back Tatapan Tomy memburu saat menatap wajah cantik Reni. Tomy sangat mencintai Reni karena mereka tumbuh bersama sejak kecil dan wajah Reni yang sangat cantik menjadi daya tarik tersendiri di hati Tomy namun pernyataan cinta Tomy selalu ditolak mentah-mentah oleh Reni yang mencintai sahabat Tomy yaitu Antony. "Apa kabarmu? Menjadi pacar seorang dokter membuatmu menjadi angkuh Ren?" Tomy mendekati Reni dan mencoba menyetuh lenganya namun ia segera menepis tangan Tomy dengan kasar. "Apa-apaan Tomy jangan seperti ini kalau Mbak Gendis tahu kau akan..." Ucapan Reni Tomy memeluk Reni dan segera memukul tengkuk Reni hingga membuatnya pingsan. Tomy membawa Reni ke kamar tamu yang berada di lantai dua. Ia melakukan kebejatannya dengan amarah dan kebencian. Tomy benci keluarganya yang menjodohkanya dengan salah satu anak sahabat maminya yaitu istrinya yang sekarang Gendis. Dari pernikahan  mereka, Tomy memiliki dua orang putra dan satu putri. Tapi dari hasil kebejatanya itulah  itulah yang membuat Ela lahir kedunia. Reni menyerahkan anak dari b******n yang ia benci kepada ayah dari bayinya yaitu Tomy. Reni juga membawa kedua orang tuanya ikut bersamanya ke Jerman dan tidak mempedulikan nasib bayinya yang sangat ia benci. Anthony sangat terpukul mendengar p*********n yang dilakukan sahabatnya kepada kekasihnya, namun ia sangat mencintai Reni sehingga ia menerima Reni dalam kondisi apapun termasuk bayinya. Tapi setiap Reni melihat Ela maka ia akan teringat kejadian p*********n yang dilakukan Tomy sehingga membuatnya stress bahkan hampir bunuh diri.   Tomy sangat menyayangi Ela, ia memberikan pendidikan yang terbaik untuk putrinya itu yaitu menyekolahkan Ela ke Jerman. Tomy sengaja menyuruh Ela mengambil jurusan kedokteran agar ia bisa bertemu dengan ibunya dan bisa menebus sedikit dosa-dosanya. Tatapan iri kedua saudaranya membuat Ela takut. Terutama pada Dini dan kakak tertua mereka Rendi. Rendi  seorang pembisnis handal, di usianya yang masih muda 25 tahun ia telah memiliki beberapa usaha. Kakak kedua Ela bernama Rian, ia  seorang Arsitek muda berumur 23 tahun dan krtiga bernama Dini yang berumur 19 tahun, ia  seorang model yang cukup terkenal. Ela  sendiri saat ini berumur 18 tahun satu tahun dibawah Dini. Dini sangat membenci Ela karena Papa mereka sangat perhatian kepada Ela. Dini  sangat kasar kepada Ela, ia meminta Ela menjadi cewek culun dan kuper agar tidak membuat orang-orang tertarik untuk berteman dengannya saat mereka bersekolah di SMA yang sama. Dini jugatidak mengakui Ela sebagai adiknya membuat Ela merasa sangat menderita akibat kebencian keluarganya.  Apa lagi Gendis sangat sering memukulnya dan menjadikan Ela pembantu jika suaminya sedang tidak berada dirumah. Ela bersyukur karena penderitaanya akhirnya akan segera berakhir. Di Jerman ia akan menjadi sosok yang bebas tanpa beban, tanpa pukulan dan cacian ibu tiri dan kakak-kakak tirinya. Hanya Rian yang diam-diam tanpa sepengetahuan mami dan saudaranya selalu membantu Ela. Ela sangat menyayangi Rian karena Rian memberikan perhatian sebagai seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya. Bagi Ela hanya  Rian dan papanya membuatnya bertahan hidup. Hidup punya pilihan dan ia ingin bahagia tanpa ingin mencari ibunya, tapi  ia bertekad dan berkeinginan  agar  sukses dengan menyelesaikan kuliahnya dengan cepat. Di ruang keluarga saat terjadi keributan karena pengumuman yang akan diberikan oleh Tomy Adyaksa. Kempat anak Tomy dan juga istrinya duduk di ruang keluarga mendengar keputusan mengenai status Ela. Mami tiri Ela mami Gendis meminta suaminya agar segera mengusir Ela karena saat itu, Tomy meminta Gendis untuk merawat Ela dengan sarat setelah selesai SMA Ela tidak boleh tinggal bersama mereka lagi. "Keputusan Papi untuk Ela dan Dini" Tommy menghembuskan napasnya "Dini sayang, Papi sudah mendaftarkanmu disalah satu universitas di Jakarta dan kamu bilang ingin masuk kedokteran jadi papi menyetujuinya". Tommy kemudian meliririk Ela "Ela, Papi kuliahkan kamu ke Jerman dan Papi harap kamu tidak mengecewakan Papi. Sesuai keinginanmu Papi mendaftarkanmu ke falkutas kedokteran". Mendengar ucapan Tomy membuat Dini murka. Tatapan kemarahan Dini membuat Ela bergidik ngeri "Pa, ini nggak adil, Dini yang harusnya sekolah di luar negeri bukan anak haram ini!" Teriak Dini. Mendengar Ela disebut anak Haram membuat kemarahan Tomy memuncak "Cukup kamu Dini, ini keputusan Papi dan tidak bisa diganggu gugat!" ucap Tomy dingin. "Aku benci Papi..." teriak Dini. Ia mendorong Ela dan berlari menuju kamarnya. Karena dorongan Dini membuat siku Ela terluka karena mengenai vas  dimeja yang ikut terjatuh. Ia meringis dan saat tatapan membunuh  Gendis kepadanya membuat tubuhnya bergetar hebat. Rendi melihatnya sekilas dan mencemooh Ela "Dasar parasit" Gerutunya meninggalkan Ela.yang bersimbah air mata. "Sabar dek...dan maaf kakak nggak bisa membantumu" Jujur Rian. Ia tidak bisa membela Ela saat ini. Tomy memeluk anak bungsunya dengan penuh kasih sayang "Papi cuman ingin kamu bahagia sayang kejarlah cita-citamu Papi nggak bisa menjagamu selamanya. Papa yakin kamu lebih baik tinggal disana dari pada kamu menderita disini sayang!" Ucap Tommy memeluk Ela dengan erat. Seminggu setelah kejadian itu siksaan demi siksaan dilakukan Gendis dan Dini. Hari-hari Ela bagaikan di neraka, ia harus mencuci semua pakaian penghuni rumah ini bahkan  juga pakaian pembantu. Belum Lagi tamparan demi tamparan yang mendarat mulus dipipinya yang putih bersih menyembabkan tanda biru tercetak jelas disana. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Dini. Dan hari ini adalah hari kebebasan Ela dimana ia akan berangkat ke Jerman menggapai cita-citanya menjadi dokter umum bahkan ia juga berkeinginan menjadi spesialis alih dalam. Aku yakin aku bisa Pa, Kak Rian... Ela akan belajar keras dan akan membuktikan jika Ela si anak haram mampu menjadi orang yang sukses.   **** Jerman Ela menatap Universitas yang ada di hadapanya.  Universitas ini merupakan salah satu universitas terbaik dunia. Ia beruntung bisa menjadi mahasiswa  di universitas ini. Ela kagum dengan bentuk bangunan yang terlihat klasik dan sangat mengagumkan. Wah..bagus banget mana rameh. Hidupku berawal dari sini hehehehe . Untung-untung ketemu cowok cakep pujaan hati. Bebas...terimakasih Papa. Selamat datang kebebasan... Ela merentangkan kedua tangannya  dan menghirup udara kebebasanya yang seakan ia  telah terbebas dari penjara yang mengekangnya. Tidak ada lagi tangisan pilunya setiap hari, tidak ada lagi cacian bahkan makian dari mami Gendis dan Dini. Ela berjalan menuju kampusnya dengan masih menggeret koper dan ransel yang berada dipunggungnya. Ia melihat sekelompok mahasiswa membawa buku tebal. Diantara mereka ada  mahasiswa yang bermata sipit, berkulit hitam, berkulit putih dan memiliki warna mata dan rambut yang berbeda. Ya  bermacam-macam ras berkuliah di Universitas ini. Tiba-tiba matanya menangkap sosok lelaki tampan berwajah Asia sama seperti dirinya. Laki tampan itu memiliki tubuh yang tinggi dan berbidang bak seorang model. Wajahnya sangat tampan berhidung mancung, alis tebal, bibir sexy dan rahang keras mencetak keangkuhan diwajahnya, jangan lupa kulit putihnya yang kontras dengan rambut hitamnya. Satu kata Perfect. Ela merasa senang bertemu dengan lelaki Asia yang tampan ada rasa membucah didadanya ketika ia ingin berkenalan dengan laki-laki yang sedang membaca buku dibangku yang terletak ditaman kampus. Banyak perempuan yang mencoba mengganggunya namun tatapan mata hitam pekat itu membuat wanita-wanita itu terintimidasi dan banyak dari mereka memilih pergi. Samar-samar Ela mendengar pembicaraan laki-laki itu dengan perempuan yang sepertinya sedang berusaha mengoda laki-laki itu. "Dokter Kenzo, aku mohon kencan bersamaku please...aku telah mengajakmu sebanyak  tiga puluh tiga  kali selama ini, tapi dokter selalu menolakku!" ucapnya dengan tatapan memohon. Ela memperhatikan wanita berambut pirang itu. Wajah wanita itu cantik seperti barbie apalagi dengan rambutnya yang pirang dan matanya yang hijau sungguh mempesona. "Pergi, aku benci wanita penggangu!" Desisnya yang begitu kejam membuat Ela membuka mulutnya. Wanita itu menghentak-hentakan kakinya karena merasa kesal. Hihihi...lucunya pengen cubit pipi angkuhnya... Ela membenarkan kaca matanya yang turun di hidungnya. Ia memberanikan diri mendekati laki-laki tampan itu dengan alasanya bertanya atau apapun yang membuatnya dapat mengalihkan dunia lelaki angkuh itu. "Permisi...bolehkan saya duduk di sebelah anda?" Tanya Ela sopan. Laki-laki itu melihat Ela sekilas dan kembali membuka bukunya. "Silahkan saja selama anda tidak menganggu saya" ucapnya datar. "Emmm, sepertinya anda orang Indonesia sama seperti saya. Kata orang tak kenal maka tak sayang" Ucap Ela mencoba memulai pembicaraan. "Saya tidak perlu disayang sama kamu  jadi jangan ganggu saya dengan mulut cerewetmu!" Ucapnya sadis "Hellow...gue cuma mau ngajak kenalan bukan berdebat...nama gue Ela"  ucap Ela. Ia mengulurkan tangannya. "Kenzo!" Ucapnya singkat tanpa menjabat tangan Ela Sombongnya nggak ketulungan. Dasar cowok angkuh. Ela melihat Kenzo yang sedang sibuk membaca. Ia menatap Kezo dari atas kebawah seolah-olah meneliti setiap inci penampilan Kenzo. Kenzo yang merasa diperhatikan mengangkat wajahnya yang sedari tadi sibuk membaca dan matanya menatap Ela yang sedang meneliti dirinya. "Ckckckck kamu ini wanita jelek, culun dan m***m". What m***m dasar songong ni laki-laki. Batin Ela berteriak "Apa salah kalau gue suka sama lo?" Ucap Ela sambil menopang dagunya. Kenzo tidak menjawab pertanyaan Ela dan mengabaikan Ela. "Lo itu makhluk anti sosial ya? Seculun-culunnya gue tapi gue punya hati nggak kaya lo angkuh dan sombong!" kesal Ela. Kenzo mendesis dan tidak mempedulikan Ela yang sedari tadi menarik-narik bajunya. "Please anterin gue ke flat ini dong!" ucap Ela. Ia menujuk alamat flat yang tetera di kertas yang dibawanya. Kenzo tidak bergeming karena ia menganggap Ela setan pengganggu. Tiba-tiba ide cemerlang Ela muncul. Ela mencium pipi Kenzo membuat Kenzo menatap Ela dengan tatapan lasernya. "Cup...ini hadia dari gue tampan, apa lagi kalau lo mau nolongin gue! gue kasi bonus di bibir tapi satu kecupan saja!" Ucapnya dengan wajah memerah karena malu dengan apa yang telah ia lakukan. Ela merasa kesal karena Kenzo tetap saja mengabaikanya “Lo sombong banget sih, sesama orang Indo harusnya saling tolong menolong”. "Sudah bicaranya?"  tanya Kenzo datar. Ia menutup bukunya dan melangkahkan kakinya meninggalkan Ela yang saat ini sedang meanatapnya dengan  kesal. Tunggu saja Kenzo gue akan jadi parasit yang mengganggu hidup lo. Akhirnya gue bertemu pangeran. Semoga hidup gue lebih bewarna dan bahagia. Amin Batin Ela.  Ia tersenyum bahagia sambil menatap Kenzo puyang berjalan menjauhinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD