Indah menelan saliva yang tercekat di tenggorokan. Luar biasa terkejut mendengar jawaban Rayyan yang sudah pasti akan merugikannya. Bayangkan, perjalanannya dalam kompetisi ini sudah setengah jalan. Banyak perjuangan serta usaha yang dia lakukan penuh kepercayaan diri. Jadi mungkinkah dia meninggalkan kompetisi ini begitu saja? Hanya karena kebodohan Hazira yang membuatnya menjadi korban?
Tidak akan. Apa pun yang terjadi, dia harus tetap berjuang sampai akhir dan menjadi pemenang dari kompetisi ini.
Indah memandang Rayyan lamat. Dengan ekspresi meraup rasa iba seperti biasa, dia mulai menebar racun dengan sempurna. “Rayyan, aku pikir kita harus membicarakannya dan tidak serta merta mengambil keputusan sepihak. Apalagi situasinya seperti sekarang. Kamu sedang tidak—“
“Sudah aku tebak,”
