Rayyan mengotak-atik ponselnya begitu selesai mengganti pakaian. Melihat sebentar adakah orang suruhannya yang mendapatkan informasi tentang Indah atau Indah sendiri yang mau membalas pesannya. Tapi ternyata ... nihil. Wanita itu masih saja tak berniat menghubungi. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu yang terdengar, sontak saja membuat Rayyan mengambil langkah cepat kemudian membuka pintu bercat putih di depannya. Berpikir, jika salah satu kenalannya di negara ini lah yang mendapatkan informasi lebih cepat. Tapi ternyata? Yang berdiri di depannya sekarang justru pelayan hotel yang membawa troli berisi makanan. “Saya ingin mengantarkan sarapan yang Anda pesan, Tuan.” “Letakkan saja di sana.” Lagi-lagi kesabaran Rayyan harus diuji karena tidak semudah itu untuk menemukan Indah di negara