Ayra merasa senang saat ia mendengar pengakuan dari Rangga yang mengatakan bahwa ia takut kehilangannya. Ayra tersenyum pada Rangga. "Kenapa kamu tersenyum?" tanya Rangga heran. "Mas tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu apalagi Vano," ujar Ayra. "Benarkah itu?" tanya Rangga tak mudah mempercayai ucapan istrinya itu. Rangga berpikir kini Ayra bukanlah wanita biasa, ia adalah putri mahkota sebuah perusahaan besar. "Ya, tentu saja Mas," jawab Ayra yakin. "Lalu, bagaimana dengan perusahaan ayahmu? ayahmu pasti ingin kamu kembali padanya dan meneruskan perusahaannya." "Kamu adalah anak tunggal dari Tuan Willy, meskipun aku tak menyangka akan kebenaran ini, tapi aku harus menerimanya," ucap Rangga. Ayra menangkap ada rasa kecewa pada tatapan Rangga, suami kontraknya yang belakanga