Chapter 4

1105 Words
Davina tak bisa berhenti bertepuk tangan saat ia berada di dalam mobil bersama Freya, Brandon, dan Zayn. “Bagaimana kau menaklukkannya dalam waktu singkat?” tanya Davina karena tak percaya jika seorang tuan muda Wilfred akan segera menjadi suami Freya. “Lupakan pertanyaan bodohku, apa yang kau gunakan untuk mengancamnya?” Freya tersenyum penuh kemenangan lalu menepuk pundak Davina. “Jika aku mengatakan aku menaklukkannya dengan wajahku, apa kau akan percaya?” Davina segera menggeleng. “Kalau begitu penasaranlah sampai mati.” Davina mendecak kesal karena Freya tidak memberikan penjelasan apapun padanya. Freya baru saja kembali setelah makan malam di mansion keluarga Wilfred. Hal yang tak pernah Davina sangka-sangaka jika Freya akan menaklukkan Keenan secepat itu. Padahal baru sekitar dua minggu yang lalu Freya menghebohkannya dengan meminta dicarikan suami. Tiba-tiba malam ini, Freya sudah dibawa menemui orang tua Keenan untuk membahas pernikahan mereka. Bukan hanya Davina dan orang-orang kepercayaan Freya yang lain yang heboh karena pernikahan Freya dan Keenan akan segera digelar. Namun, seisi mansion keluarga Mallory juga heboh karena Freya akan segera menikah dengan putera pertama Menteri Perdagangan. Jika malam sebelumnya Freya yang menemui keluarga Keenan, maka malam ini giliran Keenan berkunjung ke mansion keluarga Mallory. Mereka tak datang untuk meminta restu, toh siapa yang akan menolak putera pertama Menteri Perdagangan sekaligus presiden direktur WF Group untuk menjadi menantunya. Begitu juga sebaliknya, respon keluarga Keenan juga sangat baik terhadap Freya. Freya tidak memiliki track record yang buruk, ia juga berasal dari keluarga terpandang dan kaya. Dua keluarga sudah oke, saatnya menggemparkan media atas berita pernikahan itu. Penyatuan dua keluarga kaya raya yang semula digosipkan sebagai pernikahan perjodohan. Namun, kedua calon mempelai itu membantah rumor tersebut dengan menunjukkan kemesraan mereka di depan kamera. Layaknya pasangan yang benar-benar saling mencintai. Persiapan pernikahan diatur oleh orang-orang kepercayaan Freya dan Keenan. Sementara dua calon mempelai itu sibuk merancang mansion yang akan mereka tinggali setelah menikah. Lebih tepatnya, Freyalah yang sibuk mendesain mansion impiannya. Sementara Keenan bertugas menyiapkan segala hal yang diinginkan calon istrinya. Freya bertindak seolah pernikahannya benar-benar tanpa settingan. Sibuk dengan berbagai persiapan untuk kehidupannya setelah menikah. Sibuk mengenal keluarga Keenan. Sibuk dengan segala hal untuk upacara pernikahannya. Benar-benar terlihat menjiwai perannya. Seolah menutupi kenyataan bahwa pernikahan tersebut hanyalah sebagai salah satu jalan baginya menuju white house. **** Seminggu sebelum pernikahannya, Freya dan Keenan sedang melihat mansion yang akan mereka tinggali. Seisi mansion tersebut sudah lengkap dengan berbagai furniture mewah dan desain ruangan sesuai dengan kemauan Freya. Usai berkeliling, Freya masuk ke kamar yang nantinya akan ia tempati. Keenan juga ikut masuk ke dalam kamar tersebut. Freya duduk di sofa sambil memejamkan matanya sementara Keenan masih sibuk memeriksa seisi kamar. “Kau bahkan sudah mengisinya dengan pakaian-pakaianmu” ucap Keenan lalu duduk di hadapan Freya. “Dimana aku harus menyimpan barang-barangku? Tak ada ruang kosong yang tersedia untukku.” Freya membuka matanya. “Ada kamar lain di depan sana, haruskah aku mengantarmu melihat-lihat kamarmu?” Satu alis Keenan terangkat. “Kenapa aku membutuhkan kamar lain?” Tawa Freya pecah. “Apa menurutmu kita akan tidur bersama?” Keenan segera mengangguk. “Lucu sekali, apa kau sepolos itu? Kita hanya menikah di atas kertas dan untuk pertunjukan. Selebihnya, yah…” Keenan hanya mampu menggelengkan kepalanya mendengar ucapan calon istrinya. Freya tiba-tiba meletakkan sebuah amplop dan langsung dibuka oleh Keenan. “Aku tak menyukai skandal, jadi perbaikilah sikapmu.” Keenan memandangi foto-foto dirinya sedang di club malam atau sedang memasuki hotel bersama wanita-wanita bayaran. “Aku akan menyiapkan teman tidur untukmu. Katakan saja seleramu dan akan kubawa wanita kesukaanmu untukmu. Ah, lakukanlah di mansion ini, ada banyak kamar di mansion ini, jadi tak perlu repot-repot ke hotel dan mengundang rumor dan skandal.” Wow, Keenan sampai mengernyit heran mendengar ucapan tersebut. Calon istrinya sendiri yang akan memilihkan patner s*x untuknya. “Tak perlu berpikir macam-macam, aku melakukannya untuk kepentinganku sendiri. Aku tak suka jika media mencium skandalmu dengan wanita-wanita bayaran, semua rencanaku bisa gagal karena skandalmu.” “Kenapa aku harus menurut?” Freya tertawa lagi. “Apa kau sudah lupa dengan…?” ucap Freya dengan nada dingin. Keenan membuang muka karena kesal. “Apa di kepalamu hanya berisi tentang kekuasaan, kekuasaan, dan kekuasaan?” Freya segera mengangguk dengan semangat. “Dengan kekuasaan tak ada seorang pun bisa memperlakukanku dengan tak adil lagi.” **** Pernikahan megah yang menghabiskan trilyunan. Jumlah itu tak seberapa dengan kekayaan keluarga Wilfred dan keluarga Mallory. Pernikahan antara Freya dan Keenan dihadiri oleh pejabat, pengusaha, keluarga kedua mempelai, sahabat-sahabat kedua mempelai, serta tamu-tamu dari luar negeri juga turut meramaikan. Keenan mengangkat cadar yang menutupi wajah Freya yang kini resmi menyandang status sebagai nyonya Wilfred lalu mencium bibirnya. Ciuman singkat yang membuat seisi aula hotel mewah itu bertepuk tangan. Freya memasang senyum terbaiknya lalu mengamit mesra lengan suaminya di hadapan puluhan kamera media. Mereka memang tak menyembunyikan pernikahannya. Karena itulah pernikahan mereka diliput berbagai media. Pernikahan yang menghebohkan seantero Amerika karena semua yang dipakai Freya dan Keenan adalah hasil karya dari desainer terbaik di dunia. Freya memesan gaun pengantin dan setelan tuxedo untuk Keenan langsung dari desainer terbaik di Paris. Tak hanya gaun pengantin dan tuxedonya, heels cantik yang dipakai Freya adalah heels limited edition yang didesain khusus untuknya. Hanya ada satu di dunia dan harganya mencapai ratusan milyar. Lagi-lagi uang bukan masalah bagi mereka. Setelah acara pernikahan selesai, Freya dan Keenan langsung menuju ke mansion mereka yang sudah siap huni. Freya memboyong seluruh orang-orang kepercayaannya untuk tinggal disana, termasuk Davina, Nerissa, tim keamanan, serta pelayan-pelayan pribadinya. Alasannya adalah agar semuanya lebih mudah baginya. Keenan ikut masuk ke kamar Freya sementara sang pemilik kamar hanya mendiamkan suaminya. Freya berganti pakaian sementara Keenan masih duduk diam di sofa. Freya keluar dari ruang gantinya dengan memakai baju kaos, celana jeans, jaket kulit. Rambutnya ia ikat lalu menutupnya dengan topi hitam. Kaca mata hitam beserta masker juga ia pakai untuk menutupi wajahnya. Keenan sampai mengernyit heran melihat wanita dengan pakaian serba hitam itu. “Aku sudah menyiapkan wanita sexy untukmu di lantai atas” Keenan baru menyadari wanita berpakaian serba hitam itu adalah istrinya setelah mendengar langsung suaranya. Freya menurunkan kacamatanya lalu menatap nakal suaminya. “Have fun” Freya menepuk pundak suaminya lalu keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” Keenan mengikuti istrinya. “Mencari teman baru untuk kesayangan-kesayanganku” Freya melambaikan tangan pada suaminya lalu keluar dari mansion. “Teman baru? Kesayangan?” Keenan membeo. “Maksudnya istri anda akan mencari mobil baru dengan memenangkan balapan. Anda sudah tau kan kalau istri anda suka balapan?” ucap Davina lalu menunjuk ke arah tangga. “Silahkan Tuan, di lantai 3, kami menyiapkan yang terbaik untuk anda. Nyonya Besar sendiri yang memilihnya untuk, Anda.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD