Chapter 1
Sebuah mobil balap berwarna maroon berbelok memasuki pekarangan sebuah mansion. Sang pengemudi memasukkan mobil balapnya langsung ke garasi. Pintu mobil terbuka dan turunlah seorang wanita muda. Ia tersenyum menatap puluhan mobil balap yang memenuhi garasinya.
“Besok malam, aku akan membawakan kalian teman baru” ucapnya sambil melambaikan tangannya pada mobil-mobil kesayangannya.
Wanita muda itu terlihat sedikit urakan dengan celana jeans selutut, baju kaos, dan rambut yang terikat agak berantakan. Ia naik ke kamarnya sambil memainkan kunci mobilnya di tangan kanannya.
“Ah, besok adalah hari yang menyebalkan” desisnya.
Wanita muda itu menjatuhkan beberapa tumpuk uang kertas dari kantong plastik hitam yang ia bawa. Uang-uang itu adalah hasil yang ia dapatkan dari menang balapan. Ia tersenyum lebar lalu mengambil uang itu dan mengipas-ngipaskannya ke wajahnya.
“Wow, aroma kemenangan.”
****
Rasanya baru beberapa menit ia memejamkan matanya, namun suara teriakan yang menggema memanggil namanya membuatnya terpaksa membuka matanya.
“Bangunlah Freya sebelum kau mengacaukan semuanya.” Mau tak mau Freya bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Usai mandi, Freya duduk di depan cermin besar. Seorang wanita muda mulai melakukan pekerjaannya untuk mendandani Freya. Freya Nadine Mallory, anak kedua dari Garett Emilio Mallory, pemilik dari Mallory Group. Mallory Group adalah perusahaan di bidang perhotelan. Mallory Group sudah terkenal di seantero Amerika, bahkan sampai ke luar negeri.
Perusahaan milik keluarga Freya sudah tidak diragukan lagi, puluhan anak cabang perusahaan mereka sudah tersebar di berbagai negara. Selain itu, Malorry Group juga semakin memperlebar sayap bisnis mereka dengan berinvestasi di berbagai jenis usaha lain. Singkatnya, pemasukan Mallory Group perbulan tak bisa dihitung saking banyaknya.
Usai didandani, Freya terlihat sangat berbeda dengan wanita urakan semalam. Dress biru mudanya yang menjuntai menutupi lututnya membuatnya sangat anggun. Wajahnya dipoles dengan make-up natural sehingga tidak menghilangkan inner beauty yang memancar dari dalam dirinya.
Freya memang cantik dari lahir. Cantik tanpa atau dengan make-up. Cantik dengan pakaian mahal ataupun dengan pakaian urakan seperti semalam.
“It’s time to go” ucap Davina, asisten pribadi Freya.
Davina Khansa Arsenio adalah seorang wanita muda yang sangat hebat, hebat karena mampu mengurus seorang Freya.
Selain sebagai asistennya, Davina dan Freya sudah bersahabat selama bertahun-tahun. Keduanya saling mengenal sejak kecil, dua keluarga mereka juga saling mengenal karena persahabatan dua orang itu. Davina adalah salah satu orang kepercayaan Freya. Di beberapa kesempatan, Davina akan bertindak sopan selayaknya karyawan pada atasannya. Namun, di beberapa kesempatan, mereka akan kembali bertengkar layaknya saudara.
Freya masuk ke dalam mobil dan beberapa orang ikut bersamanya. Di mobil mewah itu ada empat orang, seorang sopir yang masih muda dan berbadan kekar bernama Zayn. Seorang pria muda dan tampan bernama Brandon. Brandon adalah kepala tim keamanan Freya. Brandon sudah bekerja dengan Freya selama bertahun-tahun.
Selain Zayn dan Brandon, ada Davina dan tentu saja Freya. Satu mobil di depan serta satu mobil di belakang diisi dengan pengawal. Yah, Freya memang selalu dikawal dengan ketat. Mobil meluncur menuju satu tujuan, kediaman keluarga Mallory. Freya memang tidak tinggal di mansion keluarga Mallory.
Freya tinggal di mansion milik kakek dan neneknya yang sudah meninggal beberapa tahun silam. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, Freya disambut oleh para pelayan dan pengawal di mansion keluarga Mallory. Freya masuk ke mansion dan segera menuju ruang makan. Hari ini, keluarga Mallory menyambut satu orang baru di keluarga itu.
Anak tertua Garett dan Elina Mallory telah menikah dan akhirnya membawa istrinya ke mansion utama. Patrick Jarvis Mallory, pewaris Mallory group yang menikahi seorang wanita berdarah campuran Amerika dan Jepang, Sivanka. Wanita cantik dan terpelajar. Yah, keluarga Mallory tidak mungkin asal menerima seseorang untuk menjadi anggota keluarga mereka.
Meja makan telah diisi oleh 5 orang, Garett, Elina, Patrick, Sivanka, dan Freya. Mereka menikmati sarapan dengan damai, saking damainya bahkan suara dentingan sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring pun tak ikut terdengar. Mengerikan dan mencekam, yah itulah mereka.
Keluarga itu memang sangat mengerikan. Bukan hanya soal Freya yang memilih tinggal di mansion lain, tapi ada rahasia kejam yang meliputi keluarga itu. Freya bukanlah anak dari Elina Friska Mallory. Wanita licik itu mengakui ke seluruh dunia bahwa Freya adalah anaknya, namun bukan. Freya memiliki ibu lain yang melahirkannya.
Ibu kandung Freya sudah meninggal saat Freya berusia 10 tahun. Alice Clarissa Volker, wanita yang dinikahi oleh Garett secara sembunyi-sembunyi dari istri pertamanya. Pernikahan Garett dan Alice membawa Freya lahir ke dunia. Namun, sayang sekali sampai akhir hayatnya, Alice tak pernah bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Garett dan Alice saling mencintai sejak mereka masih muda. Keluarga mereka pun sudah saling memberikan restu. Namun, di saat pernikahan mereka hampir digelar, seorang wanita licik mengambil paksa Garett dari sisi Alice. Elina muncul dengan senjata mematikan yang mau tak mau membuat Garett harus melepaskan cintanya dan menikahi Elina.
Alice tertinggal begitu saja. Setelah beberapa tahun menikahi Elina dan telah memiliki seorang bayi pria, Garett kembali mengejar cintanya. Tanpa sepengetahuan Elina, Garett dan Alice menikah. Awalnya semuanya baik-baik saja sampai Elina mengetahui semuanya. Elina kembali menunjukkan senjata mematikannya dan berhasil memaksa Garett diam.
Elina lahir dari keluarga yang berkedudukan tinggi di pemerintahan. Keluarganya memegang kendali di kejaksaan dan kepolisian, makanya dia sewenang-wenang karena hal itu. Saat Elina menggagalkan pernikahan Garett, dia membawa setumpuk bukti dari kesalahan sang ayah mertua.
Keluarga Mallory terguncang karena hal itu. Kesalahan yang mereka sembunyikan selama bertahun-tahun malah terkuak di tangan seorang Elina. Karena tak mau ayahnya masuk penjara di usianya yang sudah tua, akhirnya Garett menyerahkan diri pada Elina. Selama pernikahan mereka, Garett harus selalu tunduk dengan kemauan Elina.
Salah satunya adalah tentang Alice. Elina menyembunyikan fakta bahwa sang suami telah menikah lagi. Bahkan saat Freya lahir, Elina dengan bangganya menggendong bayi itu dan memberitahu seluruh dunia bahwa Freya adalah putrinya bersama Garett. Di saat Alice sedang hamil, Elina juga memasang bantalan di perutnya agar dia benar-benar terlihat seperti wanita hamil.
Tak hanya sampai disitu, Elina terus mengancam Alice dengan berbagai macam teror, terutama teror untuk menghabisi nyawa Freya. Tertekan, ketakutan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Alice menderita seumur hidupnya. Hingga akhirnya, Elina menghabisi nyawa Alice, bukan dengan tangannya langsung. Tapi, dengan kekuasaan yang dia miliki.
Semuanya makin mengerikan bagi Freya waktu itu. Sekitar 8 bulan setelah ibunya meninggal, neneknya juga meninggal dan sebulan kemudian, sang kakek juga menyusul. Tak sampai setahun dan Freya kehilangan 3 orang paling berharga dalam hidupnya. Freya kemudian dibawa ke mansion keluarga Mallory.
Dia tidak mendapatkan penyiksaan kejam selayaknya anak tiri yang dipaksa melakukan seluruh pekerjaan rumah. Tidak, Elina jauh lebih kejam. Penyiksaan yang Elina berikan adalah penyiksaan mental. Elina ingin merusak kejiwaan Freya dan membuatnya menjadi gila. Namun, ada satu hal yang Elina tak sadari, Freya tumbuh dari satu hari ke hari lain mempelajari semua kelicikan dan kekejamannya.
Yah, Freya belajar banyak dari Elina. Dia belajar bahwa dia harus memiliki kekuasaan untuk membuat Elina membayar semua perbuatannya. Freya pernah kehilangan salah seorang pengasuhnya karena tindakan cerobohnya, pengasuhnya yang harus membayar kekejaman Elina. Sejak saat itu, Freya bersumpah bahwa tidak ada seorang pun yang harus terluka lagi karenya.
****