4. Wanitaku Hilang!!

1069 Words
Alvino tahu, wanita didepannya sedang mengalami apa. Dan tentunya tahu juga apa yang wanita itu butuhkan. Hal seperti ini biasanya karena efek obat perangsang. "Sial!!! Jangan goyang gitu. Ahh....lo bikin junior gue tegang nih!" Alvino. Lagi-lagi si wanita mencium bibir Alvino dan menjilati lehernya. Wanita itu akan melepas kancing kemejanya, namun... "f**k!!! Gue udah enggak tahan. Kita ke hotel!" Alvino menyerah. Otaknya sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Ia mengendong wanita itu ala bridal style dan berjalan dengan tergesa menuju basement. **** Paginya Alvino terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Ia melihat ke sisi kirinya dan menatap wanita yang menemaninya bermain Semalaman masih terlelap. Lalu senyumannya terukir lebar saat mengingat kejadian semalam. Alvino mendekat, dipeluknya tubuh mulus itu dengan erat dari belakang. Diciumnya lembut tengkuk si wanita. Dan menciumi leher si wanita. Hingga menyebabkan lenguhan keluar dari bibir wanita itu, menyebabkan tubuh si wanita bergerak gelisah. "Jangan banyak gerak sayang, entar gue makin enggak tahan." Desahan keluar dari bibir si wanita, Alvino menyeringai. "You're sexy baby," ucap Alvino. "Gue mandi dulu. Nanti kita kenalan," Alvino mencium pucuk kepala si wanita. Alvino beranjak dari ranjangnya, menuju kamar mandi dan segera membersihkan dirinya. Sekitar 20 menit, Alvino keluar dari kamar mandi dengan handuk menutup bagian bawahnya. Dan menuju ranjang. Dia lihat ranjangnya kosong. Deg!! "Babe...." Panggil Alvino. Ia menelusuri kamar President suitnya yang besar dan mewah. Dan dia tak mendapati wanitanya. Wanita sexy nya. "Sial..!!!" Umpatnya. Segera Alvino memakai setelan kemejanya yang baru ia ambil dari lemarinya dan segera mengambil ponsel di atas nakas. Menghubungi satu nomor. "Dit, coba lo ke hotel sekarang. Lo cek CCTV hotel mulai dari lobby sampai lantai kamar gue. Cari seorang wanita yang pakai dress dan blazer hitam," Alvino. Alvino menutup panggilannya dan melempar ponselnya keatas ranjang. "Sial, kenapa lo pergi?" Gumam Alvino. *** Disinilah Baby sekarang. Sudah di dalam paviliun nya. Sedang berendam sambil memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya ke pinggiran bathtube. "Gue udah enggak perawan," ucapnya lirih. Menyesal, tapi kalau mengingat kejadian semalam, sungguh menakjubkan. Si pria sexy itu benar-benar jantan saat bergerak diatas tubuh Baby. Pria itu sungguh membuat Baby mati lemas diranjang semalam. Membayangkan tubuh pria itu saat bermain diatas tubuh Baby, sangat sexy. Rasa yang luar biasa namun penuh dosa. Dosa yang nikmat, huh!! Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa dia bisa seperti hilang kesadaran? Baby segera menyudahi ritual berendamnya dan keluar dari kamar mandi. Segera memakai pakaian kasualnya. Mengambil sepatu ketsnya. Menguncir rambutnya tinggi, memakai eyeliner dan balm pink nya. Memakai parfum. Dia segera keluar lagi, menuju suatu cafe. Bara tadi menelepon saat baby sampai di paviliun. Dan meminta bertemu di sebuah cafe. Baby mengarah ke mobilnya, ya seusai keluar dari hotel itu, Baby segera kembali ke Club semalam untuk mengambil mobilnya. Untungnya jarak hotel dan Club tidak terlalu jauh. Baby melajukan mobilnya hati-hati. Saat sampai di Cafe Maximus, ia parkir mobilnya tak jauh dari cafe tersebut. Baby masuk ke cafe dan mencari sosok Bara. Lalu Bara melambaikan tangannya. Baby menghampirinya dan segera duduk disana berhadapan dengan Bara. "Gue udah pesen greentea latte punya lo," ucap Bara. "Thanks," jawab Baby singkat. "Lo semalem kemana? Gue nyariin lo, enggak nemu dimanapun," selidik Bara. "Hmm, gue langsung balik," jawabnya enteng. "Lo yakin?" Tanya Bara tak percaya. "Iya. Kenapa sih?" Tanyanya jutek. "Hmm, sorry babe. Semalem gue udah cium lo mendadak." "Hmm..it's okay," Baby. "Semalem lo enggak kenapa-kenapa kan?" Tanya Bara lagi. "Lo pulang sama siapa? Enggak mungkin sendirian kan?" Bara masih tidak percaya. "Lo kenapa si Bar? Gue balik sendiri!" Baby. 'emang balik sendiri kan? Walaupun baliknya tadi pagi.' "Emm, enggak. Gue khawatir aja," Bara. Lalu datang pelayan mengantarkan minuman kami berdua. Baby langsung meminum greentea latte nya. "Hmmm, baby. Semalem gue naro obat perangsang di orange juice lo," ucap Bara pelan. Uhuk.....uhuk.....uhuk....... "What????" Baby. Seisi cafe menatap kearah mereka. "Bara, lo beneran?" Tanya Baby enggak percaya sambil melotot horror. "Emm...iya babe. Sorry. Gue enggak tahan ngelihat lo," ucap Bara menunduk. Plakk!! Baby memukul kepala Bara. "Aduh..." Bara mengelus kepalanya yang merasa sakit. "Gila lo!! Gara-gara lo, gue berakhir....." Baby menghentikan omongannya. Dia enggan bercerita pada Bara perihal semalam. "Kenapa? Lo tidur sama orang?" Tanya Bara melotot. "Emm....gue mau balik. Aretha udah manggil gue," Baby sok menatap ponselnya. "Lo tidur sama siapa? Siapa pria itu?" Bara masih memaksa. "Masih bisa nanya begitu sama gue?? Pikiran lo dimana si Bar? Kalo kita tidur bersama semalam, gimana kalo gue langsung hamil?" Baby. "Ya gampang, kita langsung nikah aja. Gue mau tanggung jawab kok," jawab Bara enteng. "s**t Bara!!" Baby beranjak dari kursinya dan segera meninggalkan cafe itu dan Bara. Saat akan membuka pintu mobilnya, tangan Baby ditarik seseorang. "Baby, lo tidur sama siapa? Jujur sama gue!" Tanya Bara lagi. "Enggak. Gue langsung balik sendirian!" Bentak Baby. Baby langsung masuk kedalam mobilnya dan melajukan. Hari ini Baby merasa pusing. Dia tidak menyangka Bara akan melakukan hal itu. Pantas saja semalam, dia merasakan gejolak yang luar biasa. "Arrgggh ...sialan Bara!" Teriak Baby dan memukul kemudinya. Hari ini Baby hanya ingin berada di kamarnya saja. Rebahan. Menatap langit kamarnya. Merenungkan kejadian semalam. "Siapa pria itu? Penasaran gue," ucap baby pelan. Arrrgh kenapa jadi mikirin dia si? Baby menggelengkan kepalanya dan menghentakkan kakinya ke ranjang. "Kayaknya bukan orang sembarangan. Dari setelannya, kamar hotelnya. Dia nginap disitu, di kamar President Suite," gumam Baby. *** Sudah dua Minggu sejak kejadian Panas itu berlangsung. Baby menjalankan tugasnya seperti biasa dan sampai saat ini ia pun tidak melihat tanda-tanda akan bertemu dengan si pria sexy yang misterius itu. Hari ini Baby menemani Aretha ke supermarket. Katanya si, Aretha ingin membuat cake buat kakaknya yang baru pulang dari luar kota. Disinilah mereka, sedang membeli kebutuhan bahan membuat cake. "B, kamu bisa bikin kue?" Tanya Aretha. "Hmm, bisa si tapi enggak pro," Baby. "Its okay. Bantu aku ya B?" Aretha. "My pleasure," Baby tersenyum manis pada Aretha. Saat sudah dirumah utama. Baby segera menuju dapur dan membereskan barang belanjaan Aretha. "Sini non, biar bi Juju aja yang beresin," Bi Juju. "Enggak usah Bi, Aretha sama saya mau bikin kue bareng," jawab Baby halus. Bi Juju pun meng-O kan pernyataan Baby dan segera beranjak dari dapur. Baby menyiapkan bahan-bahan. Aretha muncul, segera mengambil apron dan memakainya. Lalu melihat ke tabletnya, melihat resep kue yang akan dibuatnya. "Kita bikin cake mocha ya B," Aretha. "Okay," Baby. "Kakakku suka kopi soalnya. Hmm, kacang nougatnya kamu aja yang bikin ya. Aku kurang bisa, selalu gosong gulanya," Aretha. "Siap!" Baby.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD