Nara benar-benar kesulitan menerima kenyataan, dia bahkan merasa sulit hanya sekedar untuk menelan saliva membasahi tenggorokannya yang terasa kering karena nafas yang terasa tercekat di sana, perlahan jari jemari lentik gadis cantik itu membelai kulit putih Kala di mana terdapat sebuah tato yang selama ini Nara cari-cari sebagai kunci pemecah misteri siapa laki-laki yang telah merenggut kesuciannya dan menanamkan benih yang kini tumbuh subur di dalam rahimnya. "Nara." Suara berat Kala yang memanggil namanya bukan tidak tertangkap oleh Indera pendengaran gadis cantik itu tapi pikirannya yang sedang kacau membuat Nara tidak mempedulikan panggilan Kala yang kini duduk di hadapannya. "Nara, ayo buruan kasih bedaknya Om udah mulai gatal nih," ucap Kala membuat Nara benar-benar tersadar d