Arman menatap kepergian tiga orang kerabatnya itu dari selasar. Menunggu hingga mereka benar-benar keluar dari area rumah sakit dan memastikan tidak ada yang kembali. Pria itu kemudian menyelinap ke sekitar ruang pemulihan di mana ruang perawatan Aini yang masih fokus menyusui bayinya yang baru berumur tiga hari itu. Arman mengintip lewat kaca di tengah pintu, memperhatikan perempuan itu yang tampak tak terganggu. Membelai bayi kecilnya yang asyik menyusu, dan sesekali Aini terlihat tersenyum dan menciumi sang bayi. Hatinya menghangat menatap pemandangan tersebut. Aini memang selembut itu, bahkan disaat-saat nasib tak berpihak kepadanya, perempuan itu tetap berusaha bersikap baik kepada semua orang. Ah, Ai, apa aku tidak tahu malu jika ingin kembali kepadamu? Aku ingin pulang kepad