"Ugh!!" mereka bertabrakan diambang pintu ketika Aini berjalan keluar dari kamar Farhana. Setelah perempuan itu memberinya obat seperti biasa. "Hati-hati Ai, jangan ngebut. Ini bukan jalan tol." Faiq menahan pinggangnya yang hampir saja terjengkang ke belakang. "Mmm... Mas kok baru pulang?" Dia melirik jam ditangan sebelah kiri Faiq. Sudah jam sembilan tepat. "Iya, tadi ada pertemuan dadakan dengan dewan sekolah. Mau cetak soal ujian, kebetulan tendernya dimenangkan percetakan kita." Pria itu menjawab dan posisi mereka masih saling memeluk diambang pintu. "Alhamdulillah, berarti orderan percetakan nambah?" Aini bereaksi. "Begitulah." "Jangan lupa sedekah, Mas. Karena sedekah membersihkan harta kita dari hal-hal tidak baik, menjadikannya berkah dan bermanfaat." Farhana menyahut d