Zahra Amalia

1519 Words

Tiga hari berlalu dan Aini masih terbaring di tempat tidurnya tanpa bisa melakukan sesuatu. Hanya pernah turun sebentar, kemudian berbaring lagi karena kondisinya. Pernah dia merengek meminta bertemu dengan bayinya namun tak mendapatkan izin. Selain keadaannya yang masih lemah, juga kondisi si bayi yang memang belum stabil. Waktu kelahirannya yang memang kurang dari usia kehamilan membuatnya rentan untuk dibawa keluar dari inkubator. Pintu terlihat di dorong dari luar, dan dua wajah yang sangat dikenalnya muncul. Farhana yang duduk di kursi roda bersama Faiq yang mendorongnya dari belakang. Dengan senyum yang mengembang sempurna di bibir pucat perempuan itu. Diikuti Prasasti yang tak biasanya ikut hadir menemuinya. "Sudah pulih, Ai?" Farhana menyapa saat jarak mereka sudah dekat.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD