Cairan hangat muncrat di wajah Lita. Jantung Lita seolah loncat dari tempatnya. Wanita cantik itu gemetaran hebat di tengah napasnya yang memburu. Nyaris semua sendi dalam tubuhnya terasa ngilu. “Gilaa kamu!” suara Lian terdengar sangat lantang sekaligus emosional. Masalahnya, Lita merasa semuanya baik-baik saja. Hanya tenggorokannya saja yang seolah dicekik selain detak jantungnya yang benar-benar kacau. “Kana ... Kana, kamu baik-baik saja, kan?” suara Lian terdengar mendekat bersama langkah buru-buru yang turut menyertai. Detik itu juga Lita tersentak, buru-buru membuka mata hingga pandangannya dipenuhi tangan kiri Arkana yang tidak menggandengnya. Tangan itu mengepal dan berlumuran darah tepat di depan mata kanan Lita. Sebagian darahnya masih kerap menetes ke wajah Lita disertai aro