[SOPHIA] . "Kenapa tidak kau tanyakan pada dirimu sendiri, Hagia? Kau mengajakku menikah, melamar di depan nene-ku, apakah semua itu atas dasar cinta atau hanya untuk kepentingan bisnis semata?" Tadi Hagia berhasil memojokkanku, sekarang kubalik saja, ganti menyerangnya. Seenaknya saja dia mendesakku dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Menyebalkan sekali! Salahku juga yang terlalu bodoh. Kenapa tadi pakai acara nangis segala di depannya? Hagia tentu merasa unggul melihatku sebagai perempuan naif yang mudah dipermainkan. Cih! Kelakuanku tadi sungguh memalukan. Pasti Hagia kasihan denganku, gadis dua puluh dua tahun dan belum pernah memiliki pacar. Seandainya dalam hidup ada tombol undo atau delete, tentu semua hal bisa dijalani dengan lebih mudah. Juga berguna untuk kejadian-kejadian m