[SOPHIA] . Saat melangkahkan kaki keluar dari Yelove House, aku terus berafirmasi. Menenangkan diriku untuk dapat dengan mudah (dan tentunya lebih menyenangkan) menghadapi teman-teman, khususnya Emir. Sejak terakhir kali kami bertemu, tidak ada satu pesan pun tertulis di ruang obrolan bersama. Grup obrolan sepi dari aktivitas, padahal biasanya nyaris tidak pernah berhenti. Aku hanya bisa menerka-nerka, kemungkinannya Emir telah memberi tau yang lain secara personal atau mereka berempat telah membentuk grup obrolan yang baru tanpa ada aku. Apapun itu, aku telah pasrah pada nasib persahabatan kami yang telah berada di ujung tanduk. Sebagian besar kesalahan terjadi merupakan tanggung jawabku. Aku penyebab mereka meninggalkanku, karena aku pula lah, yang lebih dulu meninggalkan mereka. Ku
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books