[HAGIA] . Tubuhku menggigil hebat, aku kedinginan. Perlahan kubuka kedua kelopak mataku. Ini seperti dejavu. Mengulangi adegan yang sama yang pernah kualami sebelumnya. Dinding terakota, ranjang kamar utama di Yelove House yang kutempati. Bahkan Sophia yang duduk tertidur di sofa. Apa yang kualami sebelumnya hanya mimpi? Dan ini bukan dejavu, karena kepalaku terasa jauh lebih sakit, begitu pun tubuhku. Juga Sophia, gadis itu tidak memindahkan sofa ke sisi ranjangku, melainkan tetap di dekat meja baca. Aku mengerang pelan, seiring gerakan yang kulakukan untuk bangkit dan duduk bersandar. Perban melilitku lebih banyak dari sebelumnya. Kuraba bibir dan tulang pipiku, luka di sana ditutupi plester antiseptik kecil. Memalukan! Pasti bentuk wajahku sudah tak karuan lagi. Tanganku meraba nak