[HAGIA] . Aku melompat dari dudukku, berusaha melihat ke arah dalam melalui kaca gelap jendela pembatas ruang. Bayangan Sophia terlihat duduk sendirian di sofa ruang tengah. Mau apa dia datang tiba-tiba? Apa dia merindukanku juga? Ah, rupanya otakku sudah dipenuhi sètan! Bergegas aku masuk ke dalam, Hilman mengikuti di belakangku. Aku tau dia cengar-cengir sejak tadi. Kurang ajar sekali dia itu, berani-beraninya menggodaku. Kuberi dia isyarat agar pergi meninggalkan aku dan Sophia berdua saja. "Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, Sophia?" Aku duduk di sebelahnya, sambil berusaha mengancingkan kemejaku. Sial, sulit sekali melakukannya dengan satu tangan! Kepalaku terangkat ketika Sophia merapatkan duduknya padaku. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tangannya kini berada di atas tang