Aku sangat panik melihat luka di pelipis Sophia, namun gadis itu sangat tenang menghadapinya. Dia bahkan mau mengobati lukanya sendiri! Mana mungkin? Apa dia ingin menderaku penuh rasa bersalah seumur hidup? Bagaimana kalau bekas luka itu tercetak permanen, seumur hidup berada di wajah cantiknya? Seperti bekas luka Harry Potter misalnya? Ah, dia membuatku gîla! Tidak seharusnya aku bersikap berlebihan. Toh hanya memar dan luka kecil saja. Logikanya tidak akan merusak wajah Sophia. Pelan-pelan nanti aku akan membujuknya agar mau pergi ke dokter. Kalau perlu dilakukan tindakan bedah plastik untuk membuat wajahnya kembali mulus ke bentuk aslinya. Aku tidak bisa berdiam diri seperti yang diinginkannya. Syukurlah otak cemerlangku memikirkan peluang bahwa masih ada kemungkinan Zemheri Demi